nggiran kota, Misa tidak dapat menyembunyikan kegemb
ini, kita akan mengadakan pesta malam ini di
ut kabar tersebut dengan penuh antusias. Setelah berbulan-bulan b
g berdebar. Dia tahu bahwa acara ini bukan hanya sekadar perayaan,
ra, dan lampu-lampu berkelap-kelip menciptakan suasana yang semarak. Misa berbaur d
rasanya luar biasa bisa merayakan pencapaian mereka bersama rekan satu timnya. Dia menyada
balkon kafe. Mereka memandang ke kota yang berkilauan di ba
h satu rekan kerja Misa, menepuk pun
elakukannya," katanya. "Ini a
alui begitu banyak kesulitan bersama, tetapi mereka tidak pernah menyerah. Mereka telah mem
mendatangi mereka yang
at sangat senang, Mi
Kepala? Aku hanya ikut-ikutan orang lain
ia yang mengincarmu menjadi kewalahan dan kesulitan menghadapimu yang selalu murung begitu, ditambah kau itu pegawai teladan yang selalu menyeles
ria yang memperhatikannya langsung membuang pandangan saat matanya bertem
mbuatku tak enak hati,"
... ?" gum
a yang membuang pandangan mereka saat
yang berkecamuk dalam hatinya membua
h menggodaku..
hah
a heran pada Pak Kepala yang selalu saja menggodanya Apa karena wa
erubah senyap saat Mira angkat bicara. Beranjak dari tempatnya, ia melangkah menuj
h! Waktu bercan
epan Pak Kepala. Pak Kepala yang sedari tadi terliha
ggoda, "waktunya kita merayakan keberhasilan kita yang sudah
membuat semua orang di ruangan
kan mentraktir kita m
e. Pak Kepala terkagum-kagum sekaligus sedi
an bugar? Lagi pula, Pak Kepala sendiri yang bilang p
, ta
enggoda. "Bukankah perusahaan ini milik anda Pak Kepala
lak lagi. Dengan senyum terpaksa, ia mengangguk. "
dan makanan favorit mereka. Mira tersenyum puas. Ia bangga bisa membu
a. Pria itu biasanya bersikap serius dan berwibawa, tetapi kini waj
an momen ini," pikir Misa. "In
A yang berpasangan-pasangan. Malam minggu ini terlihat begitu indah bagi mereka, penuh canda
a?' tanya Hani, temannya,
Aih? Aku menangis? Aku tidak menangis, ini karena tad
terbangan di ruangan ber-AC seperti ini, sebenarnya kau teringat kembali dengan masa SMA-mu dan 'oran
alnya. Hani selalu bisa membaca pikirannya, term
ringat dengan semua itu, terlebih lagi dengan mereka berdua yang membuatku teringat padanya saat sedang mi
mengingatkanmu tentang ini, Misa... lupakanlah
dirasakan oleh Hani sejak mereka bersahabat di bangku SMA. Apakah ini yang
lani hari-harimu seperti dulu lagi, seperti saat kita masih SMA yang ceria. Aku mohon, Misa..
n setelah aku mengetahui rahasia itu, tapi entah kenapa kepalaku ini masih
. "Tapi kamu harus tahu, menyakiti seseorang itu tidak benar. Di
n terisak. "Aku tidak pernah membayangkan akan kehilanga
mu harus belajar menerima kenyataan dan melanjutkan h
keluar dari kafe. Mereka menuju ke parkiran, lalu berhenti tepat di t
dari tatapan Hani. Dia tahu apa yang akan dikatakan temannya itu. D
uara Hani meme
basahi pipinya. "Aku sudah mencobanya! Selama bertahun-tahun aku merasakan sakit karena suar
Air matanya mengucur deras, memb
emua?!" teriak Misa. "Aku tidak menginginkan ini
ani, saat bayangan 'orang itu' selalu menghantuiku... aku pernah
cekat. Dia membuka pelukannya lebar, dan Misa secara refleks mendekat.bisik Hani. "Aku akan
a merasa sedikit tenang. Dia tahu masih ada seseorang yang peduli
i membuat hujan terasa tidak lagi sedingin es. Misa tahu bahwa dia tidak sendirian