img Nostalgia  /  Bab 2 Prolog 2 | 11.11%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Prolog 2

Jumlah Kata:1415    |    Dirilis Pada: 09/07/2024

nggiran kota, Misa tidak dapat menyembunyikan kegemb

ini, kita akan mengadakan pesta malam ini di

ut kabar tersebut dengan penuh antusias. Setelah berbulan-bulan b

g berdebar. Dia tahu bahwa acara ini bukan hanya sekadar perayaan,

ra, dan lampu-lampu berkelap-kelip menciptakan suasana yang semarak. Misa berbaur d

rasanya luar biasa bisa merayakan pencapaian mereka bersama rekan satu timnya. Dia menyada

balkon kafe. Mereka memandang ke kota yang berkilauan di ba

h satu rekan kerja Misa, menepuk pun

elakukannya," katanya. "Ini a

alui begitu banyak kesulitan bersama, tetapi mereka tidak pernah menyerah. Mereka telah mem

mendatangi mereka yang

at sangat senang, Mi

Kepala? Aku hanya ikut-ikutan orang lain

ia yang mengincarmu menjadi kewalahan dan kesulitan menghadapimu yang selalu murung begitu, ditambah kau itu pegawai teladan yang selalu menyeles

ria yang memperhatikannya langsung membuang pandangan saat matanya bertem

mbuatku tak enak hati,"

... ?" gum

a yang membuang pandangan mereka saat

yang berkecamuk dalam hatinya membua

h menggodaku..

hah

a heran pada Pak Kepala yang selalu saja menggodanya Apa karena wa

erubah senyap saat Mira angkat bicara. Beranjak dari tempatnya, ia melangkah menuj

h! Waktu bercan

epan Pak Kepala. Pak Kepala yang sedari tadi terliha

ggoda, "waktunya kita merayakan keberhasilan kita yang sudah

membuat semua orang di ruangan

kan mentraktir kita m

e. Pak Kepala terkagum-kagum sekaligus sedi

an bugar? Lagi pula, Pak Kepala sendiri yang bilang p

, ta

enggoda. "Bukankah perusahaan ini milik anda Pak Kepala

lak lagi. Dengan senyum terpaksa, ia mengangguk. "

dan makanan favorit mereka. Mira tersenyum puas. Ia bangga bisa membu

a. Pria itu biasanya bersikap serius dan berwibawa, tetapi kini waj

an momen ini," pikir Misa. "In

A yang berpasangan-pasangan. Malam minggu ini terlihat begitu indah bagi mereka, penuh canda

a?' tanya Hani, temannya,

Aih? Aku menangis? Aku tidak menangis, ini karena tad

terbangan di ruangan ber-AC seperti ini, sebenarnya kau teringat kembali dengan masa SMA-mu dan 'oran

alnya. Hani selalu bisa membaca pikirannya, term

ringat dengan semua itu, terlebih lagi dengan mereka berdua yang membuatku teringat padanya saat sedang mi

mengingatkanmu tentang ini, Misa... lupakanlah

dirasakan oleh Hani sejak mereka bersahabat di bangku SMA. Apakah ini yang

lani hari-harimu seperti dulu lagi, seperti saat kita masih SMA yang ceria. Aku mohon, Misa..

n setelah aku mengetahui rahasia itu, tapi entah kenapa kepalaku ini masih

. "Tapi kamu harus tahu, menyakiti seseorang itu tidak benar. Di

n terisak. "Aku tidak pernah membayangkan akan kehilanga

mu harus belajar menerima kenyataan dan melanjutkan h

keluar dari kafe. Mereka menuju ke parkiran, lalu berhenti tepat di t

dari tatapan Hani. Dia tahu apa yang akan dikatakan temannya itu. D

uara Hani meme

basahi pipinya. "Aku sudah mencobanya! Selama bertahun-tahun aku merasakan sakit karena suar

Air matanya mengucur deras, memb

emua?!" teriak Misa. "Aku tidak menginginkan ini

ani, saat bayangan 'orang itu' selalu menghantuiku... aku pernah

cekat. Dia membuka pelukannya lebar, dan Misa secara refleks mendekat.

bisik Hani. "Aku akan

a merasa sedikit tenang. Dia tahu masih ada seseorang yang peduli

i membuat hujan terasa tidak lagi sedingin es. Misa tahu bahwa dia tidak sendirian

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY