dan Andhika. Lututnya yang berdarah masih terasa perih, a
masalahmu denganku, hah?!" ben
ah kau melukai Misa!" balas
Ano. Ano, yang selama ini selalu mengganggu Misa, melancarkan pukulan ke arah wajah Andhika, memb
s berlanjut, saling pukul dan tendang. Anehnya, tidak ada seorang pun teman
tarungan ini terus berlanjut. Dengan tekad bulat, di
cekam. Andhika dan Ano tertegun dan menghentikan pertar
sambil menangis. Suaranya yang lemah tengge
sigap, ia menghampiri dan menarik M
!? Urusan kita belum
h selesai!!!" bal
seketika melirik ke arah Andhi
udah ... hen
i mulut Misa yang sedang menangis dan A
Di balik tembok taman sekolah yang sunyi, Misa terisak hist
n...?'"tanya Misa di antara isak tangi
han
, bodoh!? Bagaimana j
lanjutkan kata-katanya. Andhika han
ku," bisik Misa, air
. "Aku tidak bisa membi
us melawannya? Kau bisa saj
ika. "Yang penting kau baik-ba
salah. Dia tidak pernah menyangka bahwa Andhika
ndhika dengan erat dan menangis sekencang-kencangnya.
enangis. Dia tahu bahwa Misa membutuhkan seseorang u
ulang kali, suaranya bergeta
. Ia tahu bahwa Misa benar, ia telah melakukan hal yang bodoh. Demi melin
cam itu lagi!" pinta Misa sambil terus menarik erat seragam sekola
n lembut. "Maafkan aku, Misa. Aku tidak
hika sangat peduli dengannya, tetapi ia tidak in
sa, jantungnya masih berdebar kencang akibat konfrontasi tersebut. Sementara Ano dan Andhika berada di ruang UKS untuk mendap
pintu mengumumkan kedatangan guru mereka. Dengan berat hati guru yang masuk ke dalam kelas
udara. Kepala sekolah duduk tegak di kursinya, mendengarkan dengan saksama saa
suaranya bergetar karena marah. "Dia menabraknya dengan sengaja sa
ya kecelakaan. Aku tida
mengatakannya tadi pagi kalau k
ng. "Tenang, kalian berdua. Mar
an padaku apa yang terjadi tanpa
aspal dan mengetahui kalau kakinya terluka. Lalu saat sampai di depan ruang
benar!" b
ta Andhika. "Kau juga sudah meng
g Ano. "Apa semua yang
ak bersalah. Namun ketika Andhika memberikan bukti yang tak terbantahkan, keb
iknya, suaranya nyaris tak terdengar.
sa," kata Andhika, suaranya tegas namun bukannya tanpa bel
ia menerimanya tanpa protes.Saat konsekuensi tindakannya terungkap, Ano menyadari betapa bodohnya dia. Dia diber
bali ke ruang kelas mereka, dalam perjalanan mereka hanya d
us berkata apa dan harus melakukan apa. Tapi pada saat itu juga Ano berjalan mendekati meja tempat MiAno menjulurkan tangannya u
selama ini berbuat jahat dan menyakitka
tak mengira akan mendapatkan pemandangan yang langka ini karena Ano sudah terkena
gan Ano dengan han
an bersikap seperti itu lagi. Laki-laki diciptakan u
intaan maafnya. Ano pun merasa kalau selama ini sikapnya telah merugika