akan sulit berpaling. Seanlah yang paling jatuh cinta pada Olive. Tetapi, perkataan Olive membuatnya sakit hati dan trauma. Butuh waktu yang lama bagi Sean untuk melupakan wanita itu. Peras
pun Max sudah melarangnya, ia merasa tidak enak tidak melakukan apa pun di sin
ambat saat melihat Sofia menata makanan dengan celem
ak?"tanya Kaileen
lakukan. Aku tidak mungkin b
"kata Max yang menghampiri
kan d
ng menggiurkan itu."Aku
. Lalu Sofia menyadari bahwa Sean tidak ada,"
ang sakit
a karena terkejut."Oh
, karena Sean sedang tidak enak
" Sofia menga
minta bantuanmu?"tanya
las Sofia de
sakit dan membutuhkan perhatian. B
an memperhatikannya. Aku akan me
u begitu aku pergi." Ma
i bekerja?" Kaileen iri bisa melihat Max den
n mengembuskan napas lega. Ia membalas pelu
dengan rumah ini. Semoga hari kalian menyenangkan." Sofia melambaikan ta
lu ia ingat bahwa harus memeriksa Sean. Sofia menyiapka
-hati. Mata Sean terbuka ketika me
umam Sean yang mendengar pintu kamarnya
ludahnya."In
langsung melompat mengubah
fia meletakkan nampan di atas nakas. Lalu duduk di sisi ranjang dan memegang kening Sea
g hangat memegang tangan Sofia."Kau tidak mar
bukan sebuah kesalahan. Aku hanya terkejut." Sof
uanya dengan semangat. Ia tidak terlihat seperti orang sakit
u memberikan segelas air pada Sean."Iya. Aku sudah biasa mema
di sini?" Sean menunjukkan ma
harus membawa nampan ini ke dapur. Aku juga harus be
ya
angkit merapikan kamar seperlunya a
beberapa menit. Wanita itu
ng. Perutnya saat ini sudah terasa
i tidak perlu ke dapur lagi." Sofia me
"Kepalaku pusing, apa ak
mberi perhatian pada Sean. Jadi, ia akan
si,"kata Sean membawa Sofia ke sofa. Wanita
ia mengusap dan membelai setiap helaian rambut Sean. Hal itu membuat Sean nyaman dan tenang. Ia t
ia tidur di pangkuan Sofia. Ia bangkit dan menatap wajah Sofia yang te
rena kaget."Oh, ma
di sini." Sean terta
anmu?" Sofia mem
Sean meraih tangan Sofia dan menggenggamnya
itu lagi." Sofia melihat keada
elum. Kai dan Max
g sedikit kram karena Sean. S
au ke
kama
menjadi sedih."Kenapa ka
rapa saat."Tapi, a
kut masuk. Aku janji,"kata Sean yang m
menuruti keinginan Sean karena sudah berj
toilet, Sofia kembali
nya Sean sambil memandan
a puluh tujuh. Aku tidak ingat pasti
akan menerimaku sebagai kekasihmu, kan?" Sean
n menggenggamnya sangat erat. Wajahnya juga terlihat san
g berkaca-kaca."Siapa? Bukankah kau tida
ku tahu ini terlalu cepat, tapi, Max memintaku. Jadi, ak
i. Tambahkan aku sebagai kekasihmu. Max tid
erti itu?"tanya Sofi
Kau boleh menambahkan aku dan Kai sebagai kekasihmu j
berhasil menarik tanga
berat dan memilih untuk berbaring serta membuang wajahnya. Kenin
ean."Sean, kau kena
Aku ingin sendir
sikap, Sofia memilih untuk keluar dari kamar Sean. Dalam keadaan bingung ia duduk di ruang
ncul. Sofia tersenyum lega. Ia ba
pulang ce
n datang. Jadi, aku memutuskan untuk
udah sehat, tapi, sekarang dia seperti tidak mau bica
di sofa."Kenapa Sean sedih? Me
"Karena aku tidak bisa
a. Ia ingin tertawa, tetapi, tamp
asangan? Begitu juga denganku, hanya memili
yaan Sofia. "Lalu, apa ya
alu menyuruhku p
aku harus bicara de
ai
sesuatu."Ah, abaikan soal Sean. Mama aka
ik. Padahal sejak awal Max sudah memberi tahu kalau Ibu
ngganti pakaian. Kita akan
tidak tahu bagaimana dengan selera Ibu Max. Ia hanya mengenakan apa yang menurutnya pant
bilang Ibumu akan d
rencananya,"jawab Max. Sepertinya akan ada sesuatu yang ingin di
dengan Nyonya besar. Meskipun mereka memiliki hubungan kekerabata
Sofia."Ini bukanla
up." Sofia ber
na dia Mama
dang menumpang di rumah ketiga anaknya. Jadi,
enyukaimu,"k
akang Max menyambut seorang wanita paruh baya yang te
dak dipersi
x tertawa kecil. Ia memberik
emparkan
a adala
ya
ung sekali. Ia juga tidak tahu har
mbil duduk saja
ilannya dengan saksama. Melihat tatapan seperti itu, tubuh
a Sean
lu Kai~tentu saja seda
berat."Mama akan tingga
kan matanya.
lalu menatap Sofia."Tentu saja
kan membuatny
sebal."Kau mencu
uat Sofia takut
liku. Ekspresiku memang seperti ini. Jadi, selamat datang di rumah
-baik, terima kasih atas b
ia, bagaimana pun kau juga
Max. Max mengangguk."I
dulu. Sofia, kita harus menghabiskan
a,
ersama Sofia?"tan
di kamar Sean, dia sedang dema
, karena Sofia menolaknya,
geleng-geleng
t panik."Maaf, Ma, sud
."Tidak apa-apa, kita bicarakan it