img UNDER PINK MOONLIGHT  /  Bab 7 Part 7 | 14.29%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Part 7

Jumlah Kata:1794    |    Dirilis Pada: 06/03/2024

akan sulit berpaling. Seanlah yang paling jatuh cinta pada Olive. Tetapi, perkataan Olive membuatnya sakit hati dan trauma. Butuh waktu yang lama bagi Sean untuk melupakan wanita itu. Peras

pun Max sudah melarangnya, ia merasa tidak enak tidak melakukan apa pun di sin

ambat saat melihat Sofia menata makanan dengan celem

ak?"tanya Kaileen

lakukan. Aku tidak mungkin b

"kata Max yang menghampiri

kan d

ng menggiurkan itu."Aku

. Lalu Sofia menyadari bahwa Sean tidak ada,"

ang sakit

a karena terkejut."Oh

, karena Sean sedang tidak enak

" Sofia menga

minta bantuanmu?"tanya

las Sofia de

sakit dan membutuhkan perhatian. B

an memperhatikannya. Aku akan me

u begitu aku pergi." Ma

i bekerja?" Kaileen iri bisa melihat Max den

n mengembuskan napas lega. Ia membalas pelu

dengan rumah ini. Semoga hari kalian menyenangkan." Sofia melambaikan ta

lu ia ingat bahwa harus memeriksa Sean. Sofia menyiapka

-hati. Mata Sean terbuka ketika me

umam Sean yang mendengar pintu kamarnya

ludahnya."In

langsung melompat mengubah

fia meletakkan nampan di atas nakas. Lalu duduk di sisi ranjang dan memegang kening Sea

g hangat memegang tangan Sofia."Kau tidak mar

bukan sebuah kesalahan. Aku hanya terkejut." Sof

uanya dengan semangat. Ia tidak terlihat seperti orang sakit

u memberikan segelas air pada Sean."Iya. Aku sudah biasa mema

di sini?" Sean menunjukkan ma

harus membawa nampan ini ke dapur. Aku juga harus be

ya

angkit merapikan kamar seperlunya a

beberapa menit. Wanita itu

ng. Perutnya saat ini sudah terasa

i tidak perlu ke dapur lagi." Sofia me

"Kepalaku pusing, apa ak

mberi perhatian pada Sean. Jadi, ia akan

si,"kata Sean membawa Sofia ke sofa. Wanita

ia mengusap dan membelai setiap helaian rambut Sean. Hal itu membuat Sean nyaman dan tenang. Ia t

ia tidur di pangkuan Sofia. Ia bangkit dan menatap wajah Sofia yang te

rena kaget."Oh, ma

di sini." Sean terta

anmu?" Sofia mem

Sean meraih tangan Sofia dan menggenggamnya

itu lagi." Sofia melihat keada

elum. Kai dan Max

g sedikit kram karena Sean. S

au ke

kama

menjadi sedih."Kenapa ka

rapa saat."Tapi, a

kut masuk. Aku janji,"kata Sean yang m

menuruti keinginan Sean karena sudah berj

toilet, Sofia kembali

nya Sean sambil memandan

a puluh tujuh. Aku tidak ingat pasti

akan menerimaku sebagai kekasihmu, kan?" Sean

n menggenggamnya sangat erat. Wajahnya juga terlihat san

g berkaca-kaca."Siapa? Bukankah kau tida

ku tahu ini terlalu cepat, tapi, Max memintaku. Jadi, ak

i. Tambahkan aku sebagai kekasihmu. Max tid

erti itu?"tanya Sofi

Kau boleh menambahkan aku dan Kai sebagai kekasihmu j

berhasil menarik tanga

berat dan memilih untuk berbaring serta membuang wajahnya. Kenin

ean."Sean, kau kena

Aku ingin sendir

sikap, Sofia memilih untuk keluar dari kamar Sean. Dalam keadaan bingung ia duduk di ruang

ncul. Sofia tersenyum lega. Ia ba

pulang ce

n datang. Jadi, aku memutuskan untuk

udah sehat, tapi, sekarang dia seperti tidak mau bica

di sofa."Kenapa Sean sedih? Me

"Karena aku tidak bisa

a. Ia ingin tertawa, tetapi, tamp

asangan? Begitu juga denganku, hanya memili

yaan Sofia. "Lalu, apa ya

alu menyuruhku p

aku harus bicara de

ai

sesuatu."Ah, abaikan soal Sean. Mama aka

ik. Padahal sejak awal Max sudah memberi tahu kalau Ibu

ngganti pakaian. Kita akan

tidak tahu bagaimana dengan selera Ibu Max. Ia hanya mengenakan apa yang menurutnya pant

bilang Ibumu akan d

rencananya,"jawab Max. Sepertinya akan ada sesuatu yang ingin di

dengan Nyonya besar. Meskipun mereka memiliki hubungan kekerabata

Sofia."Ini bukanla

up." Sofia ber

na dia Mama

dang menumpang di rumah ketiga anaknya. Jadi,

enyukaimu,"k

akang Max menyambut seorang wanita paruh baya yang te

dak dipersi

x tertawa kecil. Ia memberik

emparkan

a adala

ya

ung sekali. Ia juga tidak tahu har

mbil duduk saja

ilannya dengan saksama. Melihat tatapan seperti itu, tubuh

a Sean

lu Kai~tentu saja seda

berat."Mama akan tingga

kan matanya.

lalu menatap Sofia."Tentu saja

kan membuatny

sebal."Kau mencu

uat Sofia takut

liku. Ekspresiku memang seperti ini. Jadi, selamat datang di rumah

-baik, terima kasih atas b

ia, bagaimana pun kau juga

Max. Max mengangguk."I

dulu. Sofia, kita harus menghabiskan

a,

ersama Sofia?"tan

di kamar Sean, dia sedang dema

, karena Sofia menolaknya,

geleng-geleng

t panik."Maaf, Ma, sud

."Tidak apa-apa, kita bicarakan it

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY