/0/6835/coverbig.jpg?v=864210cdcc1b414060b66ea0b8b1e14f)
"Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Apa tujuanmu?" Tanya Syafa."Menghancurkanmu!" jawab Nathan.***Syafa Sidqyah, seorang wanita muslimah yang cantik. Syafa adalah seorang sekretaris di sebuah perusahaan terkenal milik Devan Putra Pramana. Syafa yang terlihat biasa saja, ternyata punya banyak rahasia. Semua itu terungkap saat ia bertemu dengan seseorang yang terobsesi melukai hidup Syafa.Semuanya berjalan begitu cepat sehingga suatu hari dia tiba-tiba saja menikah dengan bosnya sendiri yang tidak lain adalah Devan.bagaimana pernikahan itu terjadi?
Syafa Sidqiah, seorang wanita muslimah yang cantik dan juga pintar. Dia adalah seorang CEO di sebuah perusahaan besar milik ayahnya. Namun, Syafa malah memilih melakukan pekerjaan lain dan mempercayakan perusahaannya kepada orang kepercayaan nya.
Dan hari ini adalah hari pertama Syafa bekerja sebagai sekretaris di kantor orang lain.
Terdengar aneh memang, sudah punya perusahaan sendiri tapi masih ingin kerja di kantor orang lain.
Tapi memang itu keputusan Syafa, jadi tidak ada yang bisa mencegah nya.
***
"Pak ayo cepat bawa mobilnya pak," desak Syafa kepada supir taksi yang sedang dia naikin.
"Iya neng, sabar. Ini juga udah cepat neng," jawab sopir taksi tersebut.
Syafa masih saja terlihat gelisah. Kenapa tidak, hari ini adalah hari pertama dia bekerja. Dia tidak mau membuat kesan yang buruk di tempat kerja nya hanya karena dia datang terlambat.
Taksi pun sudah berhenti di depan kantor. Dengan cepat Syafa langsung berlari kearah kantor nya.
Brukkk
Syafa menabrak seseorang. Dengan merasa bersalah, Syafa langsung meminta maaf.
"Maaf pak saya gak sengaja."
Orang tersebut menatap tajam kearah Syafa. Namun emang dasarnya Syafa yang tidak pernah takut malah membalas tatapan orang tersebut.
"Hei pak, kenapa bapak natap saya seperti itu? Ada yang salah?"
"Iya, memang ada yang salah. Anda sudah membuat pagi saya menjadi buruk!"
"Apa maksud bapak bilang kayak gitu? saya tidak pernah punya masalah sama bapak," balas Syafa tak mau kalah.
"Anda sudah menabrak saya dan itu adalah masalah anda!"
"Pak, apa bapak tidak sadar. Bapak itu jalan sambil sibuk memainkan ponsel tanpa memperhatikan jalan. Jadi bapak juga bersalah dalam hal ini!" ujar Nayla tak mau kalah.
Orang tersebut menjadi semakin kesal kepada Syafa yang tidak mau disalahkan.
"Kenapa anda malah menuduh saya, jelas-jelas anda yang sudah menabrak saya."
"Hei pak, kalau gak mau di tuduh itu, bikin jalan sendiri aja biar gak ada yang nabrak bapak lagi."
"Lama-lama pusing saya hadapin orang seperti anda. Mending saya pergi aja."
"Kalau mau pergi, ya pergi aja pak. Gak usah ngomong segala kali."
"Lama-lama nih orang bikin saya emosi!" ujar orang tersebut geram. Dia pun meninggal kan Syafa.
"Dasar orang aneh," ujar Syafa pelan tapi masih didengar oleh orang tersebut.
"Saya dengar!"
"Bagus deh kalau dengar."
Syafa pun melanjutkan langkahnya lagi.
***
Para karyawan di kumpulkan oleh Deni selaku menejer di perusahaan ini. Hari ini ia mewakili CEO nya untuk memperkenalkan sekretaris baru untuk CEO mereka.
"Baiklah, maksud saya mengumpulkan kalian disini yaitu untuk memperkenalkan sekretaris baru di perusahaan ini," ujar Deni.
"Dia adalah saudara Syafa Sidqyah," lanjut nya lagi.
"Sekarang kalian semuanya boleh berkenalan dulu," ijar Deni.
Satu persatu karyawan datang menghampiri Syafa untuk berkenalan.
"Hallo Syafa, aku Rianti, salam kenal ya."
"Hallo Rianti, salam kenal juga."
"Hai Syafa, aku Fina."
"Ha juga Fina."
Dan begitu selanjutnya mereka saling berkenalan.
Dan emang dasarnya Syafa itu orangnya mudah akrab dan cepat beradaptasi dengan orang baru, jadi dengan cepat ia langsung nyaman aja bicara dengan teman-teman barunya itu.
Setelah acara perkenalan selesai, Syafa dan karyawan lainnya pun mulai bekerja.
"Syafa ini meja kerja kamu ya," ujar Deni menunjukkan meja kerja Syafa.
Dan kebetulan meja kerja nya berada di depan ruangan Devan.
"Oke, terima kasih pak," ujar Syafa.
"Sama-sama. Semoga betah ya."
"Insyaallah pak."
"Yaudah, kalau gitu saya permisi dulu. Selamat bekerja," pamit Deni.
"Baik pak," balas Syafa sambil menganggukkan kepalanya.
Setelah Deni pergi, Syafa pun memulai pekerjaannya.
"Hai Syafa, semoga kamu betah ya kerja disini," ujar Rianti yang menghampiri Syafa.
"Insyaallah mbak," balas Syafa sambil tersenyum.
"Eits, jangan panggil aku mbak, panggil Rianti aja," ujar Rianti memperingati Syafa.
Syafa sedikit tersenyum.
"Baiklah Rianti," jawab Syafa.
"Oh ya, kalau boleh tau kamu udah ada ketemu belum dengan CEO kita?" tanya Fina yang juga ikut menghampiri Syafa.
Syafa menggeleng.
"Belum pernah."
"Kami harap nih ya, kalau kamu ketemu sama CEO nanti, kamu harus punya kesabaran yag ekstra," ujar Rianti tiba-tiba.
"Emangnya kenapa?" tanya Syafa bingung.
"Soalnya, dia itu orang nya galak," jawab Fina dengan membuat ekspresi seperti orang marah.
"Dia itu kerjaannya suka marah-marah mulu," tambah Rianti lagi yang semakin mengompori.
"Kalian ini ada-ada aja deh. Masa bos sendiri di bilang gitu," ujar Syafa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tapi ini beneran lho Fa," ujar Rianti lagi yang mencoba meyakinkan Syafa.
"Udah lah, gak baik ngomongin bos sendiri nanti orangnya dengar bisa berabe urusannya," ujar Syafa mengingatkan.
"Mending kalian lanjut kerja lagi. Dari pada nanti kena marah gara-gara ngerumpi pas jam kerja," ujar Syafa lagi.
"Hehe iya deh Fa. Ini kami juga mau kerja kok," balas Rianti dan Fina sambil nyengir kuda.
Belum beberapa lama Syafa memulai pekerjaannya, tiba-tiba Deni datang untuk memanggil nya.
"Syafa!" panggil Deni.
Syafa pun menoleh kearah sumber suara.
"Iya pak," balas Syafa.
"Kamu di suruh pak Devan ke ruangannya," ujar Deni.
"Baiklah pak, saya akan kesana," balas Syafa sambil mengangguk.
"Cepat ya, kamu sudah ditunggu."
"Baik, terima kasih pak."
Syafa pun mulai melangkahkan kakinya menuju ruangan Devan.
Tok...tok...tok
"Masuk!"
Syafa yang mendengar suara itu pun langsung membuka pintu dan memasuki ruangan tersebut.
Terlihat seseorang yang sedang duduk membelakangi pintu.
"Bapak memanggil saya?" tanya Syafa setelah masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Iya. Silahkan duduk!"
Syafa pun langsung duduk didepan meja bosnya tersebut.
"Ada apa ya bapak memanggil saya kesini?" tanya Syafa setelah duduk di depan meja Devan.
"Apakah anda sekretaris baru itu?" tanya Devan yang masih membelakangi Syafa.
"Iya pak," balas Syafa.
Orang tersebut pun membalikkan kursinya agar duduk menghadap ke arah Syafa.
Seketika mata Syafa membulat melihat siapa orang yang ada didepannya ini.
Jadi dia bos aku?
Tanya Syafa dalam hati.
Devan tersenyum mengejek ketika melihat ekspresi Syafa.
"Oo, jadi kamu yang menjadi sekretaris saya?" ujar Devan sambil menampilkan ekspresi yang tidak dapat di artikan.
"I...iya pak," jawab Syafa yang entah sejak kapan mulai terlihat gugup.
"Tapi sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya. Tapi dimana ya?" Devan mengetok-ngetok jarinya diatas meja dengan gaya arrogannya seperti orang yang sedang berfikir.
Mati lah diriku.
ujar Syafa dalam hati.
"Oh iya, saya ingat. Kamu wanita yang tadi pagi bukan?" tanya Devan sambil menatap Syafa.
"I...iya, pak," balas Syafa gugup.
"Aneh emang. Kenapa wanita seceroboh seperti kamu bisa jadi sekretaris saya," ujar Devan seperti mengejek Syafa.
"Maksud bapak apa?" Syafa tidak terima dengan ucapan Devan tersebut.
"Ya pikir saja sendiri," jawaban Devan berhasil membuat Syafa menahan kesal nya.
"Ngeselin banget sih punya bos kayak dia," ujar Syafa pelan.
"Kamu bilang apa?"
"Eh, enggak ada kok pak."
Setelah itu wajah Devan berubah menjadi serius.
"Perkenalkan nama kamu!" ujarnya tegas.
"Nama saya Syafa Sidqyah pak."
Devab mengangguk kan kepalanya.
"Sekarang kamu sudah mulai bekerja. Tapi ingat jangan sekali-kali bikin kesalahan kalau kamu gak mau di pecat!" ujar Devan tegas.
"Baiklah pak. Kalau begitu saya permisi dulu," pamit Syafa.
"Silahkan," balas Devan tanpa melihat kearah Syafa, karena dia sudah mengalihkan pandangannya ke arah laptop nya.
Syafa pun keluar dari ruangan Devan dengan rasa kesal yang sedari tadi ia tahan.
"Kamu kenapa Fa?" tanya Fina yang sadar dengan raut wajah Syafa.
"Aku gak nyangka aja kalau pria itu yang jadi bos kita," balas Syafa.
"Siapa maksud kamu? Pak Devan?"
"Ya siapa lagi."
Fina terkekeh.
"Emang kenapa? Diapain kamu barusan sama pak Devan?"
"Menurut aku ya, dia itu cowok yang ngeselin banget tau gak," ujar Syafa.
Tawa Rianti dan Fina pun pecah.
"Kan emang udah kami bilangin tadi, kamu sih gak percaya. Pak Devan itu emang kayak gitu orangnya," ujar Fina yang ketawa melihat wajah kesal Syafa.
"Awas aja ya kalau tuh orang berani-beraninya sama aku, bakal aku jadiin peyek dia," ujar Syafa yang membuat Fina bergidik ngeri.
"Siapa yang kamu maksud?"
ujar seseorang dari belakang Syafa.
***
"Jika kamu sudah menjadi bagian hidup ku, maka keselamatan mu adalah prioritas ku " *** Aksi Zee yang menyelamatkan korban kecelakaan membuatnya masuk dalam kehidupan yang sangat rumit. Keberadaan nya yang selalu terancam karena menjadi target musuh yang ingin menjatuhkan Edgar, laki-laki yang tadinya dia tolong. Lalu, apakah hubungan Zee dengan Edgar yang membuat Zee terlibat dalam permasalahan Edgar?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Demi bisnis yang menguntungkan dirinya sendiri Rian tega menjual kekaksihnya pada seorang tuan muda yang bernama Albert. Albert menjadikan Renata yang merupakan seorang mahasiswa pertanian sebagai budak ranjangnya setiap hari, jika Albert marah Renata harus melayani Albert yang menyakitinya. namun seiring berjalannya waktu Albert memiliki rasa pada Renata dan menjadikannya pendamping hidup meski Albert harus menentang orang tuannya dan memutuskan pertunangannya dengan seorang wanita pilihan orang tuanya.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Anne mengikuti kontrak tertentu: dia akan menikah dengan Kevin dan melahirkan anaknya pada akhir tahun. Kalau tidak, dia akan kehilangan semuanya. Namun, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Menghadapi penghinaan hari demi hari, dia sudah kehabisan kesabaran. Kali ini, dia tidak mau menyerah. Pada hari kecelakaan Kevil, Anne mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya. Meskipun dia hidup, dia akan segera menghilang di hadapan dunia. Nasib mereka terikat sekali lagi setelah bayi mereka tumbuh. Anne mungkin telah kembali kepadanya, tetapi dia bukan lagi wanita yang sedang mengejar cinta Kevin. Sekarang, Anne siap berjuang untuk putranya.