Sofia, gadis polos dari Kota kecil harus tinggal bersama ketiga sepupunya bernama Max, kaileen, dan Sean karena keadaan. Mereka memperlakukan Sofia dengan sangat baik. Namun, Sofia tidak tahu bahwa ketiganya memiliki kutukan selalu menyukai wanita yang sama. Kebersamaan mereka membuat Max, kaileen, dan Sean jatuh cinta pada Sofia. Lariette, Ibu Max, Kaileen, dan Sean pun meminta Sofia menerima ketiganya dan melahirkan anak perempuan agar kutukan itu berakhir. Lariette dan Sofia membuat kesepakatan. Sofia menghadapi Max, Kaileen, dan Sean setiap hari dengan sabar untuk memenuhi janjinya. Namun,ketika Sofia sudah mewujudkan keinginan Lariette, Lariette berkhianat dan ingin mencelakakan Sofia
Hujan begitu deras. Angin berembus kencang dan beberapa ranting pohon patah. Jarak pandang pengendara sangat dekat. Oleh karena itu tidak ada orang berkendara yang lewat. Semua orang memilih untuk diam di rumah. Namun, seorang gadis dengan gaun selututnya yang lusuh berjalan dengan sekuat tenaga. Di tangannya ada tas besar berisi pakaian yang sudah pasti ikut basah terkena hujan. Meskipun ia kedinginan, ia terus berjalan menuju sebuah rumah.
Ia meletakkan tasnya di lantai depan pintu. Teras rumah membuatnya tidak terkena hujan. Ia bisa bernapas lega. Setidaknya ia sudah tiba pada tujuan. Untunglah alamat ini tidak sulit dicari sesuai dengan instruksi orang yang ditanyainya di jalan sebelum hujan.
Gadis bernama Sofia itu menekan bel sembari menggigil. Ia menunggu beberapa saat, tidak ada jawaban sama sekali. Wanita itu menarik napas panjang. Ia mencoba menekan sekali lagi. Mungkin saja penghuninya tidak mendengar bunyi bel. Atau bisa saja di rumah ini memang tidak ada orang sama sekali. Sofia mematung. Air menetes dari gaunnya membasahi teras rumah tersebut.
Pintu rumah terbuka. Pria dengan celana pendek biru muda dan hodie hitam muncul. Ia terlihat bingung melihat ada wanita di teras rumahnya.
"Kau kehujanan?" tanyanya langsung.
Pria itu berpikir kalau gadis tersebut sedang menumpang berteduh.
Sofia mengangguk."Iya."
"Tidak apa-apa, kau boleh berteduh sampai hujan reda. Tapi, kau basah~kau boleh masuk untuk mengeringkan badan."
Melihat keramahan pria tersebut Sofia menjadi bingung. "Ehmm~sebenarnya tujuanku memang ke rumah ini."
Pria itu tertegun."Ke rumah ini? Kau mencari siapa?"
"Maximillan,Kaileen, dan~Sean."
Kening pria itu mengkerut."Tapi, aku tidak mengenalmu. Kau siapa? Lalu, kenapa mencari kami?"
"Namaku Sofia Miller. Katanya aku masih memiliki kekerabatan dengan kalian. Aku juga tidak tahu pasti, tapi, aku~" Ucapan Sofia terhenti karena ia merasakan tubuhnya membeku.
Pria itu adalah Maximillan. Ia langsung menyadari bahwa Sofia kedinginan. Sungguh tega ia membiarkan gadis itu berdiri cukup lama."Ah, masuklah lebih dulu." Max meraih tas Sofia yang basah lalu membawanya ke ruang laundry. Ia segera memasukkan semuanya ke mesin pengering.
"Oh, ya, Sofia~kau harus mengeringkan tubuhmu dan berganti pakaian. Setelah itu baru kita bicara." Max tidak tega melihat wanita terlihat menderita. Apa lagi wajah Sofia terlihat sangat polos.
"Baik terima kasih."
"Ini pakaian Ibuku, pakai saja." Max menyerahkan gaun hitam milik ibunya yang tertinggal di ruang laundry. Tak lupa ia memberikan handuk baru.
Sofia bergegas mengeringkan tubuh dan mengganti pakaiannya sebelum sekujur tubuhnya membeku. Sementara itu, Max menyiapkan minuman hangat dan cemilan untuk tamu tidak diundang tersebut.
Sofia kembali dengan wajah pucatnya karena kedinginan. Ia melihat Max sedang menyajikan minuman hangat.
"Silakan duduk, Sofia."
Sofia duduk dengan hati-hati."Terima kasih, maaf merepotkanmu. Siapa namamu? Maksudku, kau ini Max, Sean, atau Kaileen?"
"Namaku Max, aku anak tertua di rumah ini. Minumlah dulu." Max menyerahkan secangkir cokelat hangat.
Sofia menyesapnya. Suasana hatinya langsung menghangat bersama dengan sekujur tubuhnya."Terima kasih."
"Sekarang ceritakan kenapa kau datang ke sini mencari kami?"
"Ayahku meninggal dan aku tinggal bersama Ibu tiriku. Lalu, dia menikah lagi dan aku diminta untuk pergi. Karena aku sebatang kara, salah satu tetanggaku menyuruhku mencari keluarga dari Ibuku. Mereka memberi tahu alamat ini."
"Kau ini~" Max berusaha mengingat siapa saja keluarga Ibunya.
"Kita mungkin tidak saling kenal. Ibuku juga tidak pernah memperkenalkan keluarganya padaku,"kata Sofia dengan ragu. Cerita yang ia bawa akan sulit dipercaya.
"Aku akan menghubungi Ibuku untuk memastikan. Kau tunggu di sini, ya? Nikmati minuman dan makanan ini." Max bangkit untuk mengambil ponselnya.
Sofia duduk terdiam cukup lama karena Max tidak kunjung muncul. Ia mulai merasa tidak nyaman. Seharusnya ia memilih tinggal sendirian saja. Namun, ia tidak memiliki apa pun yang bisa ia gunakan untuk hidup sendiri.
"Sofia~" Max muncul sembari tersenyum lembut.
"Max~apa Ibumu memberi tahu sesuatu?"tanya Sofia penuh harap.
Max mengangguk."Iya. Ibuku tinggal di tempat yang jauh dari sini. Dia datang sesekali menjenguk kami. Ibuku mengenalmu, Sofia. Jadi, kau memang anggota keluarga kami. Maaf kalau aku tidak mengenalmu sebelumnya."
Sofia mengembuskan napas lega. Perjalanannya yang panjang tidak sia-sia."Apa aku bisa bertemu dengan Ibumu?"
"Dia sedang melakukan perjalanan. Dia akan datang bulan depan. Tetapi, kau tidak perlu khawatir karena kami akan mengurus segala keperluanmu,"kata Max.
"Jadi, apa maksudnya?"
"Mulai sekarang kau akan tinggal di rumah ini bersama kami. Jadi, kau tidak perlu khawatir dengan rasa kesendirianmu."
Sofia merasa sedikit aneh karena Max menerimanya begitu saja tanpa banyak bertanya lagi. "Terima kasih, maaf telah merepotkanmu."
Max bangkit, kemudian menuju sebuah pintu."Ini adalah kamar tamu. Untuk sementara ini kamarmu, ya. Memang kecil, tapi, ini nyaman untuk istirahat."
"Tidak masalah. Jika ada kamar di belakang juga aku tidak masalah,"kata Sofia sungkan. Tiba-tiba saja Max berubah menjadi sangat baik padanya, walaupun sejak ia datang pria itu sudah sangat baik.
"Tidak, Sofia. Ini adalah kamarmu. Kau boleh istirahat sekarang."
Sofia mengangguk dengan penuh rasa sungkan. "Nanti saja. Di mana Kaileen dan Sean?"
"Mereka sedang sibuk, jadi, hanya ada aku di rumah ini. Mereka akan segera kembali. Aku akan memperkenalkannya denganmu nanti." Max menghampiri Sofia dan memegang tangannya,"tanganmu dingin sekali, ayo istirahat saja."
"Tap-tapi," Sofia tidak kuasa menolak. Ia memang sedang kedinginan sekaligus kelelahan akibat perjalanan panjang. Namun, ia merasa tidak enak hati jika ia langsung istirahat. Ia adalah tamu di rumah ini.
Max menepuk ranjang yang empuk."Kebetulan sekali seisi rumah baru dibersihkan. Sepertinya semesta sudah tahu kau akan datang. Berbaringlah."
Sofia menatap Max dengan bingung. Karena Sofia mematung di tempat, pria itu segera menarik Sofia dan membaringkannya. Setelah itu ia menyelimuti Sofia. Selimut tebal dan halus itu mampu menghangatkan tubuh Sofia seketika.
"Terima kasih, Max, tubuhku sudah mulai hangat."
Max duduk di sisi ranjang."Syukurlah kalau begitu. Kau bisa langsung istirahat."
"Tapi, kenapa? Maksudku, aku baru datang. Aku ini orang asing. Kenapa kau memperlakukanku dengan sangat baik. Padahal ini pertemuan pertama kita."
"Ibuku sudah konfirmasi bahwa kau adalah
keluarga Ibu. Ya status kita adalah saudara sepupu. Selain itu, Ibu yang memintaku menjagamu dengan sebaik-baiknya. Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa. Hanya saja, aku tidak pernah membantah Ibu. Jadi, kau tidak perlu mempertanyakan hal ini,"jelas Max sembari mengusap-usap tangan Sofia.
"Terima kasih." Sofia menatap Max lekat-lekat. Rasanya seperti mimpi ia bisa bernapas dengan tenang di bawah rumah yang nyaman. Meskipun ini sedikit membingungkan, Sofia berusaha menerima apa pun yang terjadi. Ia harus mensyukurinya.
"Tidurlah yang nyenyak. Aku akan datang lagi nanti kalau kau sudah bangun."
"Baik." Sofia ingin terpejam ketika Max sudah pergi. Namun, rasa kantuk melandanya. Dalam hitungan detik pandangannya terasa gelap dan ia pun tidur.
Yang Sandarra inginkan adalah hidup bahagia dengan pria yang mencintai dan dicintainya. Menikah, lalu hidup di Istana selayaknya cerita dalam negeri dongeng. Satu persatu kebahagiaan Sandarra terenggut. Kecelakaan yang membuatnya lupa ingatan, orangtuanya yang bercerai, lalu perjodohan yang membuatnya hampir gila. Ia memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri. Sandarra bertemu dengan Natha di kantor tempat ia bekerja. Keduanya memiliki ketertarikan,lalu memutuskan untuk tinggal bersama. Sandarra diminta untuk pulang ke rumah setelah pergi setahun lamanya. Papa Sandarra memperlihatkan foto calon suaminya. Sandarra bahagia, karena itu adalah Natha. Ia setuju dengan perjodohan itu. Namun, ketika mereka dipertemukan pria itu bukanlah Natha,melainkan Satya, kembaran Natha. Ia menolak Satya, karena mencintai Natha. Satya selalu punya seribu cara agar Sandarra mau menikah dengannya. Ia meminta Sandarra menikah dengannya dan juga Natha.
Liona Cassandra dibenci Luvia karena merupakan anak simpanan suaminya. Sejak kecil, hidup Liona menderita. Kebencian luvia membuatnya menjodohkan Liona dengan pria yang menurutnya buruk. Namun, kesalah pahaman terjadi. Yang menikahi Liona bukanlah pria yang dimaksudkan Luvia, melainkan pria lain yang tampan dan kaya raya. Liona menikah dengan pria Bernama Leonel Hiraeth Jayantaka yang ternyata sangat menggilainya. Mereka melewati malam-malam yang begitu panas dan bergairah. Di antara kebahagiaan Leon dan Liona, Damian muncul sebagai orang ketiga. Damian terlihat menggilai Liona. Sejak kehadiran Damian, banyak masalah yang muncul dalam bisnis Leon.
Arsyla adalah seorang wanita berumur 23 tahun, dan dia sudah memiliki suami yang bernama Edi. Usia Edi terpaut 3 tahun lebih tua dari Arsyla. Meski pernikahan mreka sudah beranjak 2 tahun, tetapi mereka belum di karuniai seorang anak. Edi maupun Arsyla tidak memusingkan akan hal itu, karna menurut mereka ekonomi keluarga harus bagus terlebih dahulu. Edi yang hanya bekerja sebagai OB di salah satu supermarket, dengan gajih pas-pasan masih harus menanggung kebutuhan sekolah adik adik-nya yang yatim, dan Arsyla pun tidak keberatan dengan keputusan itu. Sore itu Edi baru pulang dari kerja, iya pulang ke kontrakan yang dia tinggali bersama arsyla. Walaupun kontrakannya
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. “Umurmu berapa ?” tanya Mamih “Sembilanbelas, “ sahutku. “Sudah punya pengalaman dalam sex ?” tanyanya dengan tatapan menyelidik. “Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... “ “Dengan perempuan nakal ?” “Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. “ “Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?” “Dengan ... dengan saudara sepupu, “ sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. “Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?” “Iya, saya berminat. “ “Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?” “Pertama karena saya butuh uang. “ “Kedua ?” “Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. “ “Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. “ “Saya siap Mam. “ “Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. “ Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Kayla wanita berusia tiga puluh tujuh tahun yang saat ini tengah di mabuk asmara dengan mantan kekasihnya. Hubungan keduanya semakin intens, bahkan tidak jarang mereka melakukan pergumulan. Hubungan mereka terlarang. Karena, keduanya sama-sama sudah mempunyai pasangan. Kayla yang saat itu ingin membalaskan dendam kepada Gilang-sang suami yang tengah menghianatinya. Dan dia di pertemukan kembali dengan Farel -mantan kekasihnya yang lama tidak bertemu. Farel yang bertemu dengan Kayla yang merasa kagum. Karena, wanita itu sekarang lebih cantik dan seksi dan membuatnya kembali jatuh cinta. Mereka pun menjalin perselingkuhan yang tidak di ketahui oleh pasangan masing-masing. Akankah mereka bisa terus bersama? Apakah hubungan mereka akan baik-baik saja? Apakah suami Kayla dan istri Farel akan mengetahui hubungan terlarang itu? Bagaimanakah nasib cinta mereka? Akankah Kayla dan Farel hidup bahagia?
Mengandung adegan dewasa 21+ Raisa Anastasya mengalami kematian tragis, tertabrak truk, setelah melabrak tunangannya yang tengah berselingkuh. Bukannya mati dan kembali ke alam baka, Raisa malah masuk ke tubuh perempuan lain yang juga bernama Raisa, seolah semesta memberikan kesempatan kedua padanya. Sembari memanfaatkan paras cantik tubuh barunya, Raisa mulai menjalankan rencananya untuk balas dendam. Tapi tiba-tiba Zefan, direktur perusahaannya yang terkenal punya sifat sangat dingin, menarik Raisa ke salah satu kamar. Di bawah pengaruh alkohol, dia merenggut keperawanan Raisa karena mengira wanita itu adalah Raisanya yang lama. Setelah menghabiskan malam-malam menggairahkan bersama direktur, Raisa selalu terbayang saat mereka melakukan hubungan dan dibuat ketagihan oleh sang direktur, sehingga bimbang untuk melanjutkan balas dendamnya. Bisakah Raisa tetap fokus pada rencana utamanya di saat direktur terus menghantui melalui godaan sentuhan yang begitu menggairahkan? Dan apakah Raisa bisa menemukan benang takdirnya yang sebenarnya? Ngobrol sama author di Instagram dan TikTok @hi.shenaaa ya~