/0/20687/coverbig.jpg?v=cd1175ed73971d72d14a9d65cc1c01ff)
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Di teater pribadi yang remang-remang dan mewah, lelang perhiasan paling eksklusif sedang disiarkan secara langsung.
Suara juru lelang bergema di seluruh ruangan. "Dua miliar, satu kali, dua kali ...."
Alisha Badia hampir tidak mendengar apa yang dikatakan, pikirannya sepenuhnya terpusat pada pria yang berada di bawah tubuhnya.
Tidak tahan dengan betapa intensnya gairah mereka, dia menggigit bahu pria tersebut untuk menahan diri.
Pria itu hanya menggerutu sebagai tanggapan, tidak berhenti atau melambat.
"Kendurkan sedikit, oke?" ucapnya dengan suara serak dan dia mencengkeram pinggang Alisha lebih erat, mencoba membuat tubuhnya untuk tunduk sesuai keinginannya.
Alisha, yang masih menggigit bahu pria itu, berhenti sejenak.
Perlahan, dia mengendurkan rahang dan melepaskan gigitannya.
Ketika dia hendak meminta maaf, dia mendengar tawa tertahan dari pria itu. "Bukan itu bagian yang aku ingin kamu kendurkan."
Alisha tertegun, merasakan pipinya memanas.
Permintaan maaf itu tertahan di tenggorokannya dan dia merasa sangat malu sampai wajahnya memerah.
Namun, intensitas di antara mereka semakin bertambah seiring berjalannya waktu, tubuh mereka terjerat dalam pertarungan nafsu dan kendali.
Juru lelang mengetukkan palu. "Terjual seharga dua puluh miliar! Mari kita beri tepuk tangan untuk Pak Jordan Yudistira!"
Mendengar nama itu bagaikan sambaran petir bagi Alisha.
Tubuhnya langsung menegang dan pria itu pun menyadarinya. Gerakannya terhenti dan matanya yang setengah terpejam karena puas, perlahan beralih ke arah layar.
Kamera menyorot wajah Jordan Yudistira, setiap rincian fitur wajahnya yang tak asing ditampilkan dengan sangat jelas.
"Jordan Yudistira, putra kedua dari Keluarga Yudistira ... seorang kenalan mungkin?" ucapnya dengan nada malas, senyum licik mengembang di wajahnya dan dia menggigit cuping telinga Alisha dengan main-main.
Alisha mengerutkan kening. Dia benar-benar tidak ingin membicarakan hal ini.
"Apa gosip juga bagian dari layananmu?" balasnya dengan dingin, terdengar jengkel.
Pria tersebut tertawa pelan mendengar jawabannya.
Layanan?
Dia tidak menyangkalnya. Sebaliknya, cengkeramannya di pinggang Alisha semakin erat, gerakannya semakin tak terkendali, seolah-olah sedang menantangnya.
Ruangan itu seakan berdenyut oleh gairah mereka yang membara, udara dipenuhi hasrat, napas mereka yang terengah-engah menyatu menjadi satu. Bersama-sama, mereka mencapai puncak.
Setelah selesai, Alisha memanfaatkan waktu ketika pria itu sedang mandi untuk diam-diam pergi.
Dia mengeluarkan setumpuk uang tunai dari dompet dan meninggalkannya di kursi. Lalu dia melangkah perlahan menuju pintu, merasakan nyeri di tubuh bagian bawahnya.
Ketika Karlos Widian akhirnya keluar dari kamar mandi, dia langsung melihat tumpukan uang yang rapi di kursi. Dia tampak terhibur dan senyum mengembang di sudut bibirnya.
Dengan santai, dia menyalakan sebatang rokok dan duduk di kursi, mengambil uang tersebut dan memainkannya di tangannya.
Beberapa saat kemudian, asistennya, Haikal Firmanda, bergegas masuk ke ruangan, tampak sangat gugup.
Aroma seks yang samar dan tak salah lagi masih tercium pekat di udara, membuat kulit kepala Haikal terasa kesemutan karena tidak nyaman. "Maaf, Pak Karlos. Saya lalai sejenak. Beri saya waktu dan saya akan segera membawanya kembali."
Mereka baru saja kembali ke tanah air dan melakukan segala tindakan pencegahan. Namun, seorang wanita melewati celah keamanan mereka.
Karlos mengembuskan asap rokoknya perlahan, raut wajahnya tenang, nyaris acuh tak acuh.
"Tidak perlu. Aku sendiri ... yang bersedia."
Mata Haikal terbelalak karena terkejut.
Baru pada saat ini dia melihat tanda merah samar menghiasi dada Karlos.
Pikiran Haikal mulai berpacu. Selama dia mengenal Karlos, pria ini belum pernah tidur dengan wanita mana pun, bahkan untuk hubungan singkat satu malam.
Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa Karlos mungkin menderita suatu penyakit rahasia, itu sebabnya dia tidak pernah bersama seorang wanita.
Namun sekarang, rumor itu sepertinya terbukti tidak benar dengan adanya kejadian yang tidak terduga ini.
Sebelum Haikal bisa memahami apa yang terjadi, suara dalam Karlos menariknya kembali ke kenyataan. "Aku ingin kamu menyelidiki kehidupan pribadi Jordan. Bawakan laporannya ke mejaku dalam waktu setengah jam."
Malam tadi, Alisha masuk ke kamar Karlos, seluruh tubuhnya terasa panas.
Jelas bahwa dia telah dibius.
Dalam sekejap, semua tahun yang Karlos lalui untuk menahan diri dan berpantang hilang begitu dia memeluk wanita tersebut.
Kemudian, terungkap bahwa Alisha masih perawan.
Dua tahun menikah dengan Jordan ....
Namun wanita itu masih belum tersentuh?
Mengingat kembali malam penuh gairah mereka menggugah sesuatu dalam diri Karlos dan dia tersenyum puas.
Dia sangat menyukai kejutan itu.
Namun ketika dia memikirkannya, satu hal menjadi sangat jelas, Alisha tidak tahu dengan siapa dia berhubungan seks karena efek obat bius.
....
Saat Alisha kembali ke rumah, cahaya pertama fajar menyingsing melalui jendela.
Baru pada saat ini dia menyadari sudah berapa lama dia pingsan. Dia berhenti di pintu, menggertakkan gigi dengan marah.
Bahkan setelah dia berusaha sekuat tenaga dan merasa seperti akan pingsan, pria itu menolak untuk melepaskannya, seolah-olah staminanya tidak ada habisnya.
Siapa yang seharusnya menjadi klien di sini?
Sebelum dia bisa memikirkannya lebih jauh, ponselnya berdering. Sahabatnya, Melia Fadila, menelepon.
"Alisha!" seru Melia dari ujung telepon, suaranya terdengar sangat khawatir. "Bagaimana keadaanmu sekarang?"
Alisha menghela napas panjang, melepaskan sepatunya dengan sembarangan. "Aku sudah merasa lebih baik," gumamnya.
Amarah Melia meluap, kata-katanya tajam dan kasar. "Jordan benar-benar bajingan! Dia sungguh menjijikkan! Jika dia memang tidak ingin menjalani kehidupan pernikahan, seharusnya dia memberanikan diri dan menceraikanmu sekarang juga! Merencanakan sesuatu yang buruk terhadap istrinya sendiri, apakah dia masih seorang pria?"
Rasa sakit yang tajam karena pengkhianatan menusuk dada Alisha.
Kemarin adalah peringatan dua tahun pernikahan mereka. Jordan mengiriminya pesan teks, menyarankan mereka untuk merayakannya. Berharap suaminya telah berubah, Alisha berdandan semaksimal mungkin, hanya untuk mendapati dirinya merasa kecewa dan diberi minuman yang dicampur obat bius, yang akhirnya membuatnya terjerumus dalam malam yang penuh kebingungan dan kekacauan.
Apa Jordan benar-benar dalang di balik ini?
Menelan kepahitan dalam hatinya, Alisha naik ke lantai atas dengan perlahan, merasa lelah. "Tidak apa-apa, Melia. Aku akan menanganinya."
Melia yang selalu protektif, tidak yakin. "'Menanganinya'? Apa maksudmu kamu akan menanganinya? Katakan saja dan aku akan datang sekarang juga. Aku bahkan akan mengenakan sepatu hak tinggiku yang paling tajam untuk menendang telurnya!"
Alisha pun tersenyum kecil dengan lelah, meskipun hatinya masih terasa sedih.
Nada bicara Melia tiba-tiba berubah, rasa penasaran terdengar dalam suaranya. "Tapi, sungguh, siapa pria yang bersamamu tadi malam?"
Alisha tiba-tiba berhenti melangkah, merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya. "Bukankah kamu yang memanggil pendamping pria itu untukku?" tanyanya dengan gelisah.
"Aku memang memanggil seorang pria," ucap Melia, suaranya tiba-tiba serius. "Tapi kamu tidak pernah muncul. Dia mengirimiku pesan teks pagi ini, mengatakan dia menunggu sepanjang malam dan tidak melihatmu. Jadi ... kamu bersama siapa?"
Terkesiap, Alisha pun menyadari sesuatu.
Sebelum dia bisa menjawab, pintu kamar tidurnya tiba-tiba terbuka.
Dia mengangkat pandangannya dan seketika itu juga perutnya terasa mual. Jordan, yang baru saja mandi, berdiri di sana hanya dengan mengenakan handuk di pinggangnya. Rambutnya yang basah menempel di dahinya dan dia menatap Alisha, suaranya rendah dan mengancam.
"Pendamping pria apa?"
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.