li mengusap sudut matanya dengan tissue yang ia pegang. Mata beningnya me
sial. Kakak perempuannya akan menikah. Nam
Tok!
sih di kamar?
u segera menghentikan aksi menangisnya. Ia buru-buru meraih ti
! Kamu seda
kata Rani sembari melangkah menuju
maka wajah kesal ibunya lang
ingungan. Kakakmu terus menangis dan kamu malah menyibukkan diri di
terjadi d
ak Zahra menangis?"
nghela napas lelah. Nampak sekal
arusnya ijab kabul sudah dari tadi. Tap
takan ibunya. Fauzan menghilang? Calon suami kak
apa ia malah melarikan diri
h dihubungi?" Ra
a menggel
ya kalau ia akan pergi sendiri naik motor. Tapi sampai sekarang dia belum juga tiba. Penghulu tidak bisa menunggu leb
nya mencengkram lengan Rani. Berharap anak
ikahan yang batal karena ditinggal calon mempelai pria. Tidak!
g Fauzan menghilang entah kemana. Kenapa nasib Zahra selalu seburuk ini? Kenapa?" ibu terus menangis. Kini wanita tua itu te
hra yang menyayat hati. Tanpa sadar Rani mengge
an ibunya Fauzan. Terdengar maaf berkali-kali
ikahan kalian. Tante janji sama kamu. Fauzan pasti akan segera ditemukan
ata tak cukup untuk membuat Zahra tenang. Tentu saja. Siapa yang a
inya Rani tahu keman
angat yakin," gumam Rani
bertanya saat melihat Rani
Ada sesuatu yang harus aku selesaikan," kat
ut Rani sebelum kemudian ia per
g wajah bingung. Ia harus cepat tiba di tempat itu. Ya. Rani haru
*
erawakan tegap dan jangkung nampak berdiri dengan gagahnya.
bergerak tertiup angin. Banyak sepasang mata ya
h setia menatap angin. Angin yang sama
da di tempat ini," ucap Rani yang tiba-
alam saku celana. Lantas ia berkata "Dan dugaanku juga benar. Kamu masih i
an!" potong
badannya. Ia menatap Rani
pa, R
pernikahanmu. Semua orang sudah menunggumu di rumah. Orang tuamu pani
i. "Apa di dalam hatimu ini tidak menangis?" lanjut
ab apa. Terlebih ketika Fauzan semakin memajukan l
an," kata Fauzan setengah berbisik. Kedua jemari tangannya yang keras itu
api sayangnya ia bukanlah pengantinnya saat ini. Rani ha
tuamu dan kakakku. Mereka semua terlanjur mengharapka
enjerit ingin mem
a, Rani!" sentak Fauzan dengan keras. Suar
hnya dengan gusar. Lalu kemudian ia kembali
sedang berusaha menahan ai
sedikitpun terhadap Zahra. Bagaimana mungkin aku akan menikah dengan
ng yang tidak dicintai memang bu
awal. Mungkin sekarang mereka tak aka
ang Fauzan bawa malam itu adalah untukn
kata kalau ia juga mencintainya. Celakanya di saat seperti itu Rani dan kedu
a orang tuanya senang karena akhirnya, Zahra bisa mem
ah ke luar negeri. Dan ia kembali lagi ke Indonesia setelah dirinya sukses. Ia kembali bukan tanpa
janjinya. Tapi sekarang, janji hanya tinggal janji. Fa
n kecewa kalau sampai pernikahan ini batal. Dan aku juga tidak
au sebenarnya kita saling mencintai. Dan mereka hanya salah paham selama ini. A
nya. Membuat kenin
Zahra hancur. Dan dia akan semakin hancur, saat kamu mengatakan
lu menarik tangan Rani, dan mengg
encintainya dan menerima pernikahan ini? Itu
hu kalau ternyata suami yang ia nikahi telah mencintai wanita la
ukan apa. Tapi menurutnya, saat ini keputusan untu
esau lemah di telinga. Tidak ada yang peduli dengan riasan mata Rani yang k
uju pada Rani, saat Rani
Zahra tidak pernah tahu hal
bertanya dengan k
elku yang lainnya yuk! Siapa
uln
n Istri
O in
s yang
Pilih P