i Weekend seperti sekarang harusnya dia bisa santai. Namun pada nyatanya hal t
n terakhir. Semenjak sang ibu pergi lima tahun yang lalu, Safira hanya hidup bersama sang ayah d
a sering marah-marah tidak jelas kalau sedang tidak punya uang. Menjengkelkannya lagi, ayahnya Safira juga menjadi seorang penjudi dan
ikit utang senilai ratusan juta rupiah, dengan bekerja di Bar miliknya. Mengandalkan gaji SPG juga
sebut tak serta merta turut memperbaiki keberlangsungan hidup Safira. Memilih menutup ra
eriak memanggil Safira ketika baru saja m
erantakan itu duduk bersandar di sofa
asan di wajahnya lekas menyahut, "Iya, bentar!" Lalu, membua
ing itu tidaklah terlalu luas, hanya ada dua kamar, ruang tamu mini, dapur seadanya, serta kamar mandi satu yan
sekilas, lalu
t kamu! Ngap
ira tidak menyukai sifat ayahnya yang sekarang, tetapi dia tidak menghilangkan rasa hormatnya pada
asih cabe rawit lima biji sama sayuran kalo ada," titah Januar
hnya. Berbalik, lalu segera menuju dapur untuk membuatkan mi rebus sesuai
meja makan kayu yang sebenarnya sudah tidak layak pakai. Setelah meletak
nada pelan. Berdiri di sisi sofa tunggal dengan perasaan tida
aka Safira sudah bisa men
," ucap Januar sambil beranjak dari sofa, kemudian
nya ke dapur,
r. Ini malah Bapak tambahin lagi jumlahnya. Kalo caran
nya? Safira sudah lelah berurusan dengan utang sekaligus dengan Kai. Gara-gara
duit segitu, mah, gak ada apa-apanya buat dia," sahut Januar dengan
i. Setelah minum, dia duduk, meletakkan botol kaca ke meja dan mulai memakan mi rebu
r Safira sambil memejamkan mata
Lagi pula, dia juga belum berkewajiban nanggung biaya hidupku." Safira memberanikan diri untuk m
ak
aget. Lalu botol minum yang terbuat dari kaca terjatuh, dan menggelin
udah gak sabar pengen besanan sama orang kaya. Percuma punya muka cantik kalo gak dimanfaatin, ck
mulut ayah kandungnya. Safira sungguh tidak mengenal sosok yang tengah makan
butuh uang, Pak? Butuh modal. Sementara aku belum ada uang untuk
u yang bingung? Tinggal nikah. Udah beres. Gitu aja dibikin pusing!" Januar berdec
aranya dia bisa mendapatkan uang banyak untuk melunasi utang-utang
engnya dia berkata, "Apa perlu bapak yang ngomong ke Arkana? Ba
ggeleng, lalu Safira memohon, "Enggak! Bapak gak
h sangat baik padanya selama ini. Safira
r kaya gak pernah dimintain duit. Kerja siang malem tapi gak bisa lunasin utang-utang. Gak berguna banget kam
an tatapan nanar putrinya yang hampir menangis. Pria paruh baya yang rambu
ira gak pernah berarti di mata Bapak?" Lelehan bening nan hangat menetes di pipi Safira, tetapi
di bak cuci piring. Tubuhnya sudah merasa sangat lelah, dan ingin cepat-cepat menyelesaikan kekacauan ini. Istirahat