g tangan Iren mas!" bentak
apa juga yang pe
u sendiri kamu pegang-pegang tangan
adikmu saja yang kecentilan
bilang? Aku menggodanya? Huek mual sekali rasanya d
rah beralih menatapamku d
suami hidung belangmu ini.
Semakin hari semakin
arena memperlakukan ibu dengan semena mena, tapi kau juga salah telah kembali dengan l
n membuatmu bungkam selamanya, jan
a dengannya menghancurkanmu." kali ini Toni ikut memprofikasi sang istri, di
sini kau!" Kak Sarah menarik rambutku deng
ebanding dengan fitnah keji Toni. Dia tersenyu
Bugh!
rg
upa kusikut juga bagian perutnya. Masa b
egangi perutnya, secepat kilat aku membuka
ian dia menoleh ke arah Toni meminta sebuah
maksudn
Iren saja, kau jangan
ngan wanita yang kau sebu
itu-
jaw
ali ini justru Toni yang tidak terima.
ingin kau berkhianat lagi." kali ini
ukan urusanmu, yang menjadi urusanmu adala
nkan haknya sebagai istri. Sebenarnya aku kasihan melihatnya seperti orang bodoh d
tidak berguna! Kalau kau tidak mau menuruti ke
Kak Sarah mencoba memegang tangan
ku pergi saja mencari hiburan!" Toni melangkah ke
a mengejar suaminya tapi sayang langkahnya kalah gesit
rnyata kak Sarah lemah perihal lelaki. Enta
dia pesan, aku segera bergegas masuk ke dalam ru
emukan keberadaan anak-anak kak Sarah
lagi, yang penting ak
ncoba membuka brankas nya dan ternyata berhasil. Be
li dengan surat palsu. Tak lupa uang dan surat
ru keluar dari kamar kak Sarah. Saat hendak melewati
pengasuh menelisik penampilanku dari atas sampai bawah, seolah dia tidak menyukaiku di
kan Toni, jadi bukan
hanya menyunggingka
pergi. Selain malas aku juga harus segera pergi dari sini, sebelum nantinya akan k
*
ngaja menyimpan semua aset dan juga uang d
a berbunyi. Kulihat sekilas terte
siku atau ada hal lain? Ah biarkan saja,
in
u kembali ke dalam tas, terde
rang hah? Beraninya kau me
in
agi pes
Atau kau mau aku laporkan ke polisi
in
na pun kau berada! Jangan anggap aku
an ini. Sungguh tidak punya malu dia mengaku
lang kabut karna kehilangan semua uang
dan ibu yang akan han
ambu