V
aafkan ibu yang tak bisa menjaga wasiatmu" lirihku
awat rumah sakit. Aku mengingat semua kenangan yang
elah dua hari kepergianya tiba-tiba aku mendapat telpon dari nomor asing. Setelah kuterima panggilan tersebut ternyata d
dang parkir di pinggir jalan. Dari penjelasan polisi,
e rumah sakit yang berada di Surabaya. Kebetulan waktu itu anak-anak seda
, dia terbaring lemah, banyak luka di sekujur tubuhnya. K
ya yang tadi terpejam kemudian terbuka. Nafasnya
dak ku-at." suamiku berb
bu akan temani bapak sampai sembuh ya" ucapku penuh dengan p
r-ti i-bu me-nya-ya-ngi I-ren ya, b-u?" setelah mengucapkan kata yang penuh
k! Jangan tinggal
uncullah Iren. Aku tidak boleh terlihat menangis di
bangun?" tany
nyum dan mengan
a makan dengan nasi dan garam. Itu saja aku sudah bersyukur. Karna setiap bulan Sarah selalu bilang kalau Iren hanya mengirimi uang tiga ratus ribu, itupun di gunakan untuk belanja kebutuhan sehari-ha
udah berbohong. Lalu uang yang di maksud pinjam kerentenir dengan
ren suapin ya bia
aten. Ah, ini adalah hal yang aku rindukan
?" tanya Iren setela
ibu juga sangat bahagia karna bis
intens, aku jadi sal
pi Iren mohon kali ini ibu harus j
ucapannya, dia men
h bukan anak
nya. Aku kaget bukan main, kenapa bisa Iren bert
ibu, dia juga kakak kamu." aku masih berusaha menutupinya d
'kan?" kali ini sua
an degup jantung yang tak beratur
ingin membentak ibu." kali ini dia ber
. 30 tahun aku merahasiakan ini semua, tap
api setelah Iren pergi merantau semua berubah. Itu semua
ami Sarah dulu, Toni sangat pemalas dan hobi berselingkuh. Akan tetapi dengan imin
i Toni menyelinap masuk ke kamarku, aku tidak tau apa yang ingin dia cari. Dan rupanya dia menem
ring menyuruhku mengasuh anak anaknya. Bahkan peke
a adalah bapaknya yang setelah rujuk dengan Sarah justru semakin meng
uhi kebutuhan hidup laki-laki pemalas itu. Tapi Sarah akan
u untuk melunasi hutang-hutang milik Sarah, yan
muanya." ucapan Iren
aku terkejut, apa yang sudah Iren ketahui? Dan
l handpone di dalam tasnya, kemu
ejam dan licik anak dan menantuku itu. Padahal selama ini aku menyayangi Sar
-" ucapanku ter
ren pun sangat terkejut, dan apa benar kak Sarah bu
k pasrah, toh mereka ber
diam membisu, tenggorokanku tercekat, aku tid
ng tanda sudah cuk
ia kesal karena tidak mendapat
, aku tak ingin anak-anakku saling menya
ksa ibu." kali ini Iren terli
*
yang hina sepertimu tidak
buat hidupmu mend
pelakor! Aku buk
sar pelako
bukan pelakor
Allah sampai kapan aku berhenti dari bayang-bayan
a ibu lebih tenang." Iren memberikanku minuman,
dung lalu kukeluarkan lewat mulut. Ini ad
ganku dengan lembut. Aku
pnya pelan seolah tau a
mimpi." kuulas senyum setenang
ita, sebaiknya ibu tidur lagi ya." Iren menyelimuti
nggilku ke
a B
aku menepuk kasur sebelah kananku,
khirnya kami berpelukan dan larut dengan p
*
kter dan suster memeriksaku. Dokter bilang kondisiku
gak pulang ke
pulang ke
k kita, jadi nanti kita lan
ak meminta persetujuan du
an tetap tinggal di rumah peninggal
pi
bilang tidak ya tid
gin membuatku bahagia. Tapi aku tidak b
bersama ibu di rumah ,
Iren, sebenarnya apa yan
ambu