Sa
ak
r
tadi aku menyusul mas Toni yang pergi meninggalkanku. Mobil mas Toni aku ikuti dari belakang mengguna
menghianatiku lagi!" seru
egangi rambutnya sambil bergelayut manja di lenga
ik tangan wanita itu unt
kau sentuh dia!" tunjuk mas Toni kepada perempuan gatal it
ega, Mas, apa
karang lebih baik kau pulang dan urus anak-anak
u hendak mendaratkan pukulan, tanganku langsung dic
jadi istriku, maka jangan
i mas
di rumah! Kita selesai
tel dengan paksa. Sempat kulihat perempuan itu tersenyum mengejek ke arahku. Baiklah
*
akan kusimpan uang-uangku. Aku tidak rela kal
u kamar terbuka?"
itahku menyuruh pengasuh anak-a
anggil saya?" uj
i masuk ke kamar saya?"
s yang mengaku sebagai adik ibu, sepertin
urna, apa yang Ir
uk ha?" nisa-bisanya dia me
kemudian berpapasan dengannya saat dia mau pergi." uja
era mengecek brankasku dan betapa kagetnya aku saat melihat semua uang yang ada di d
ngku hilang, ini pasti ulah iren. Akan kucari an
pergi dari kamar. Aku menarik sep
@d@
Iren. Nihil, panggilanku tidak dijawabnya. Kini aku
a, uangku hilang. Argjhh!" aku b
mengingat kejadian har
uberi dia pelajaran karn
*
kan batang hidungnya. Rasanya aku sudah geram tapi
tanyaku biar terlih
jawabny
kan padaku?" aku berusaha tetap tenan
gin tidur!" s
ya sudah kubuang dia dari hidupku. Biarlah aku di kata bucin at
tidur, karna besok aku harus menca
kering. Akhirnya aku bangun. Saat melihat kesamping tak
alan ke arah dapur untuk mengambil air minum, samar k
berasal dari kamar Tini, dan suara lelaki
kau akan
arus mengambil terlebih dahulu semu
sabar asal kau berikan
pun untukmu Karna
emuruh hebat. Masih tidak percaya bahwa selain berkhianat mas Toni
di sana ada banyak bapak-bapak yang sedang main gap. Kuutarakan apa yang sedang
menjadi janda lagi. Dari pada aku yang di si
p menuju arah kamar Tini, suara de
ketiga pintu
r
i dan Tini tidak menggun
sih merasa sakit hatipun tidak ingin ikut serta.
nasibku kedepannya tiba
enyumku sedikit mengembang. Besok g
ambu