lelaki, seraya mem
mengedarkan pandanganya dengan hati yang bingung. Mengelilingi setia
ding yang membeku. Tak ada suara apalagi gema. Hanya desau
adalah sebuah gedung yang tidak sempat terselesaikan pembangunannya, entah den
kan. Dinding kokoh yang kusam dan terlihat mulai rusak akibat cuaca, makin mempekuat dugaannya. D
k medekatinya. Perlahan namun pasti setiap sisi ruangan itu memenuhi pandangannya. Seketika itu pul
iba-tiba saja muncul dari balik mobil berharga selangit itu. Lelaki itu bahkan
elaki yang masih tertegun. Sejatinya lelaki yang dipanggil Fatria itu pun sudah sangat mengenal sang wanita bera
gelapkan pajak? Ah masa iya seorang dosen bisa menggelapk
ah sang dosen itu terlihat sangat lain dari biasanya. Dia bahkan merasa seperti bertemu dengan orang a
endadak kelu serta sekujur tubuhnya pun terasa
dah melingkar di bahu Fatria. Dan dengan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, w
s. Aroma napas wanita itu terasa begitu khas menyerusak masuk dalam indra pen
Fatria masih
res hitam panjang yang sudah terbuka di sana-sini itu, seraya melentang
segera melepas seluruh pakaian yang dikenakannya. Detik berikutnya kedua tubuh insan berlainan jenis kelam
yang besar menggantung indah layaknya seorang perawan. Area kemaluannya yang berbulu t
aren ketika mahasiswanya sudah menembuska
sudah cukup lama mengincar Fatria, yang biasanya selalu dengan halus menolaknya. Sodokan demi sodokan stik Fatria semakin gencar
ung Fatria. Tongkah sang jejaka yang besar dan panjang kian dalam menancap sempurna dalam inti kenikmatan sang jalang
meringis, matanya terpejam ketika tongkat berkepala besar itu semakin kua
ati sensasi bagian dirinya yang terjepit dinding surgawi dosen yang sempat beberapa kali dia nasihati agar jangan terus menggod
nya. Lalu dia kembali mendorong dan menarik tubuhnya sendiri dengan tak beraturan. Kedua tangan
il bergoyang mengikuti iramanya. Bu Karen pun refleks maju mundur hingga batang mahasis
t bersisik dan jelas. "Aaaaah ssssst oooh sssst aaaaah ssst
egera sang lelaki itu pun melepaskan pelukannya, kemudian menarik selangkangannya hingga rudal b
dari mulut sang lekaki ketika kenikmatan yang
h tubuhnya. Tubuhnya seketika menegang menahan nikmat, lalu melemas setelahnya. R
kali ini dia merasakan nikmat yang teramat hebat dalam bersetubuhnya. Lebih nikm
terlalu begitu cepat berlalu dalam k
itu langit-langit kamarnya. Pandangannya yang belum jelas menamb
ni. Gila, malu amat kalau sampai ketahuan sama lain!' maki Fatria dal
. Tentu saja semua dia lakukan dengan serba tergesa-gesa namun juga sangat berhati-hati sebelum ada yang melihat dan mencurigainya. Fat
ikatakan manusia paling nekad dan cukup merepotkan Fatria dengan birahi gilanya. Tetapi Fatria tidak per
ah terjadi antara dirinya dengan Bu Karen. Sebelum dosen itu benar-benar hengkang dari kampusnya karena suatu insiden ya
terus bertanya-tanya, mengapa dengan Bu Karen. Mimpi basah bukan yang pertama dialami Fatria. Namun sebelum-sebelumnya selalu de
sendiri sambil kembali mengingat-ingat perkataan dan tind
ama beliau. Tapi, memang layak untuk sebuah ketidak-tahuan
itu. Salah sendiri lu ganteng hingga ngebuat dia klepek-klepek, hehehe
mau dari gua. Dan itu tidak mungkin gua lakuin. Dia ingin gua
mi dia, mandul?" ta
jelas itu yang dia in
osisi lu, SIKAT!" Nurd
t?" tany
ama Bu Karen, jangan-jangan emang lu g
yan kan bisa buntingan dosen, hehehe!" sergah Fat
lu, tentu saja!" Semangat N
asih ketebeleceny
tria. Padahal setelah itu dia benar-benar menutup segala akses infomasi tentang dosennya itu. Bahkan dia
mengatakan jika dirinyalah yang seharusnya paling bertanggun
menanggapi rumor yang dinilainya teramat konyol dan memalukan itu. Dan d
*