/0/6526/coverbig.jpg?v=1e6d2b0104918a748b2642e4f7e36b2b)
Zacky menikahi Indah demi tujuan balas dendam atas kematian sang adik kesayangannya. Konspirasi besar telah dibuat, Zacky berhasil melancarkan rencana jangka panjangnya itu. Akan tetapi semua rencana balas dendam yang Zacky buat tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar, karena ada rahasia lain yang berhasil diketahuinya. Rahasia itu yang membongkar semua apa yang telah terjadi selama empat tahun lalu.
Pekan ini keluarga kami tengah sibuk-sibuknya. Sebab saudari tertuaku, Kak Irma bakalan melangsungkan pernikahan dengan pria super tajir dan menawan. Macam manusia yang keluar dari Webtoon yang sering kubaca. Seorang bos besar, CEO muda atau apalah itu. Aku kurang tahu apa profesi utama beliau. Aku tidak terlalu pengin tahu tentangnya. Cukup tahu saja bahwa dia akan jadi kakak iparku nanti.
Aku dipilih sebagai bridesmaid yang akan mengiringi kak Irma di pelaminannya, tidak lama lagi. Dalam undangan yang disebar, hari Minggu jadi hari di mana acara itu akan dilangsungkan. Bahkan sebagai pengiring pengantin wanita, kami telah merencanakan akan menggunakan gaun putih berpadu dengan warna mint sebagai dress code. Oh, membayangkannya pasti sangat mewah acara pernikahan itu. Dua sepupuku dan satu sahabat kak Irma juga jadi pengiring pengantin wanita yang akan berdampingan denganku esok.
Aku bertanya-tanya, di mana dan bagaimana bisa kakakku bertemu dengan pria semacam itu. Pria yang bakal jadi suaminya nanti. Jika aku ada diposisinya, barangkali aku juga bakal bahagia. Sebab akhirnya bisa menikah dengan manusia sesempurna itu.
Maksudku, kakak sangat beruntung punya calon suami yang romantis, ramah, baik, memperlakukan keluarga kami dengan sopan, menyayangi ayah dan ibu kami. Bahkan dia juga perhatian. Selain nilai plusnya itu, calon kakak ipar juga punya penampilan yang cukup menawan, badannya tinggi, selalu berpakaian rapi dan terlihat bugar sepanjang hari.
Aku bertanya-tanya, apa pekerjaan kakak ipar (sekali lagi itu terlintas di dalam benakku). Kak Irma bilang, beliau bekerja sebagai direktur perusahan besar asal Singapura, makanya beliau selalu tampil rapi dan bersolek, tak pernah lepas dari setelan pakaian formal. Aku mengangguk setuju, jika demikian penjabarannya. Bisa dilihat dari sisi manapun, kakak ipar memang sangat pantas dengan riwayat pekerjaannya. Bersolek dengan setelan jas mahal nan rapi.
Kakak ipar berusia tiga puluh empat tahun. Berbeda lima tahun dengan kak Irma. Sementara aku dan kakakku terpaut berbeda lima tahun pula. Sejak kecil aku dan kak Irma hidup bersama dengan ayah dan ibu. Kami adalah teman sepermainan, sampai dewasa pun begitu. Selalu berbagi rahasia, terutama soal siapa yang kami suka. Haha, kedengarannya setiap rahasia yang kami miliki tidak ada yang namanya bersifat rahasia. Karena ujung-ujungnya pun tetap bakal ketahuan juga.
Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Aku masih memiliki adik lelaki, usianya tujuh belas tahun. Pertengahan tahun depan, dia sudah lulus SMA. Bakal melanjutkan studinya ke Perth, Australia. Rencananya begitu. Keluarga sepakat mengirim Iqbal terbang ke negeri kanguru buat menimba ilmu dan kelak bakal jadi orang hebat. Bah! Ambisi sekali kedengarannya.
Menyoal keluargaku, saat ini aku ingin bercerita dahulu tentang keluargaku. Ayah adalah kepala grup BUMN dan ibu adalah seorang dosen di universitas dalam kota. Sementara kakak adalah presenter, aku adalah sekretaris di perusahaan besar nasional di Jakarta.
Ini adalah tahun keduaku bekerja di perusahaan yang sampai saat ini masih aku datangi. Maksudku, saat ini aku masih bekerja sebagai sekretaris. Ini adalah posisi ternyamanku dalam jenjang karier yang selama ini aku impikan. Untuk urusan percintaan, aku belum kepikiran menjalin hubungan apapun dengan para pria di dunia ini.
Semenjak aku mandiri dan bisa mencari uang sendiri, rasa-rasanya bayangan untuk menikah dan ingin memiliki keluarga selayaknya wanita di luaran sana, ambil contohnya adalah kakakku-barangkali hanya bakal jadi wacana dan angan-angan semata. Masalahnya, aku belum siap untuk itu. Ditambah lagi, apapun yang aku inginkan, aku bisa memenuhinya. Jadi uang bisa mengalihkan pandanganku dari para pria. Sehingga aku tidak akan bergantung pada mereka.
Yah, walau keluarga sudah mengodeku dengan melontarkan pertanyaan "kapan nikah" atau "sudah punya pacar belum?" di dalam pertemuan keluarga, terutama di saat-saat hari raya. Walau pertanyaan itu agak menjengkelkan dan sedikit risih saat didengar, nyatanya aku hanya bisa tersenyum saja. Pura-pura mengiakan pertanyaan bodoh itu yang mengaitkan umur dua puluh empat tahun dan harus diburu-buru menikah takut jadi perempuan tua. Astaga, dikira aku tidak bakal laku, apa?
Heh, padahal aku saat ini dalam puncak karir yang bagus. Mana bisa buru-buru menikah. Lihat kak Irma. Di usianya yang ke-29, dia baru menikah. Walau kurasa kak Irma juga akan mupeng dan pernah melewati masa-masa yang sama dengan apa yang aku rasakan saat ini.
Baiklah, kembali ke topik awal. Tadi beberapa saat lalu, Iqbal-adikku disuruh kak Zacky, calon kakak ipar menemuinya di kamar tamu. Aku mengiakan perintah itu. Sebenarnya aku malas melangkah pergi, karena aku sedang disibukkan mengupas bawang-bawangan. Tetapi barangkali ada sesuatu yang penting untuk disampaikan, maka dari itu aku akhirnya memilih melangkah pergi. Meninggalkan dulu sebentar pekerjaan dapur ala-ala wanita rumahan.
Masuk ke dalam kamar tamu tempat kakak ipar istirahat, menemuinya. Katanya ingin bicara berdua, ini masalah penting. Aku sebenarnya heran, kenapa beliau ingin aku menemuinya, bicara sesuatu yang orang lain tidak boleh tahu. Padahal bisa saja dia menemuiku di tempat lain, tidak pula harus berada di dalam kamar.
"Permisi, kak Zacky mencariku?" Aku berdiri di perpotongan bingkai pintu. Mengetuk daun pintu itu lebih dahulu, sebelum melangkah masuk ke dalam. Orang yang dimaksud, berdiri di depan kaca jendela yang kordennya telah disingkap ke sisi kanan dan kiri jendela. Pria itu balik badan, menatapku lekat. Kemudian menyeringai tersenyum.
Dia mengangguk, lalu aku melangkah masuk makin jauh ke dalam kamar. Meski ini di rumah keluarga kami sendiri, tetapi jika ada beliau, rasanya aku cukup segan untuk saling bertegur sapa. Aku menelan ludah gugup.
"Oh, ya. Tadi kakak suruh Iqbal buat minta kamu datang ke sini." Pria itu tersenyum lagi, aku pun membalas dengan senyuman canggung. "Ehm, kamu senggang nggak?"
Aku mengangguk pelan, "Ya, kayaknya sih. Kenapa memangnya, Kak?"
"Nggak ada apa-apa, sih. Sebenarnya kakak mau minta bantuan kamu. Jadi kakak mau buat suprise untuk Irma pas acara pernikahan nanti. Kakak perlu bantuan kamu buat memilih dekorasi yang bagus di acara pernikahan. Menurut kamu, ini konsepnya yang bagus yang mana, ya? Kakak mau minta pendapat aja sih."
"Boleh aku lihat?"
"Tentu saja boleh. Ini, lihat aja."
Kak Zacky menyodorkan tablet besar di tangannya kepadaku. Aku menyambut benda persegi empat itu. Lantas mengamati layar gambar itu dengan seksama. Awalnya aku heran, gambar apa yang dimaksud? Tak ada pula gambar konsep pernikahan yang ingin ditunjukkannya padaku. Hanya gambar gelap sebuah ruangan. Itu macam CCTV yang dipasang di pojok bangunan, tapi aku kenal ruangan itu. Tidak terlalu asing.
Tempat tersebut adalah tempat kakakku nanti naik ke atas pelaminan. Itu adalah aula pernikahan di tengah gereja. Tepatnya ruang tengah tempat jemaat gereja beribadah yang kursi-kursi partisipan disingkirkan dulu. Tempat yang sudah didekorasi menggunakan konsep pernikahan ala pemandangan di Santorini, Yunani. Sepekan silam konsep ini telah dimatangkan, kak Irma yang memilihnya melalui jasa wedding organizer.
Dahiku mengerut, otak lekas berpikir jauh dari asalnya. Kenapa kak Zacky memintaku melihat gambar di dalam tablet. Sementara jelas bahwa di sana tidak ada apapun, selain penampilan ruangan temaram dengan tirai biru laut menjuntai di seisi bangunan gereja.
"Ini maksudnya apa, kak?" Aku bertanya, menelan ludah kemudian. Hendak meliriknya, pria itu malah menyeringai. Kedua tangannya naik ke atas pundak, lalu dia berdiri di belakangku. Dia membisik, berkata lirih tepat di telingaku.
"Itu adalah tempat pernikahan kita. Aku ingin kamu melihatnya dulu, sebelum kita melangsungkan pernikahan besok."
Aku bergidik merinding. "Kakak tolong jangan bercanda. Aku ini calon adik iparmu!"
"Oh, siapa bilang aku bercanda? Aku nggak bercanda sama sekali, Indah. Aku bicara serius. Itu tempat pernikahan kita besok. Kamu lihat ini, lampu laser yang bergerak di ruang gereja, itu adalah lampu laser pelatuk senapan laras panjang. Dan kamu lihat celah ini, nah, itu adalah para soldier yang akan menjaga ketat acara pernikahan kita nanti. Aku menugaskan mereka buat berjaga di sekitar sana."
Kak Zacky menggulir layar tablet, menggesernya ke arah beberapa orang berpakaian seragam lengkap macam abdi negara seperti Kopasus. Pakai pelindung badan, rompi anti peluru, helm, wajah ditutup masker khusus pegawai negara serta senjata api yang dimaksudnya tadi. Pakaian mereka serba hitam. Aku terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru aku dengar barusan. Pria itu melanjutkan ucapannya lagi.
"Besok, yang akan menikah denganku bukanlah Irma, tapi kamu. Jadi aku hanya memberitahu bahwa kamu harus tampil cantik ketika sampai di gereja. Kalau sampai kamu tidak mengindahkan apa yang aku katakan sekarang, kamu lihat bagian ini. Nah, di situ ayah dan ibumu berdiri, maka duar ...., peluru senapan anak buahku akan menembus tengkorak kepala mereka. Boom, mati."
"K-kak ...."
"Ssst ..., jangan kaget. Aku sedang tidak bercanda. Aku beritahu kamu satu hal, sebenarnya aku datang dalam keluarga ini, pura-pura baik dan pura-pura bersikap macam menantu idaman keluarga sebenarnya bukan tertuju untuk Irma, tetapi untuk kamu. Karena sejak awal yang ingin aku nikahi bukanlah dia, tetapi kamu."
"Satu hal lagi, ini hanya rahasia kita berdua saja. Kamu harus tahu, bahwa kamu tidak akan bisa menolak sebagai istriku. Karena aku adalah kepala Mafia. Sekali kamu berurusan dengan orang-orang mafia, maka tamat sudah riwayat hidup kamu. Saat ini kamu hanya diberikan satu pilihan, menuruti perintahku atau kedua orang tua bangka itu mati."
Badanku gemetar dan gugup seusai pria di belakangku bicara amat dekat di telinga. Rasanya aku sudah tidak mampu berdiri lagi saat itu, terutama membayangkan bahwa aku benar-benar akan tewas. Aku baru tahu bahwa dia adalah seorang mafia. Sementara itu dia mengancam dengan memperalat ayah dan ibu.
Aku menelan liur tak sedap. Bagai Dejavu, semua yang kurasa saat itu terasa seperti mimpi. Orang yang baru saja aku kagumi karena kesempurnaannya ternyata adalah orang yang terdengar cukup kejam. Aku ingin membantah bahwa kak Zacky sedang bercanda, membuat ancaman itu sebagai bentuk kejutan di hari pernikahan nanti. Namun melihat keseriusannya dalam bicara, kukira ini bukanlah lagi sebagai ancaman semata, tetapi lebih dari itu.
"Bagaimana? Sudah bisa mengambil keputusan yang tepat?" Dia berkata lagi.
Aku masih melamun, pikiranku sedang melayang antara takut dan tidak percaya. Bingung tidak bisa menjawab. Situasi ini seperti pernah kulalui, tapi ini jauh lebih menakutkan daripada apa yang aku duga.
"K-kak, ini pasti bercanda, kan?" Aku bertanya lagi, lebih ke-memastikan. Sebab aku masih takut dan tremor mendengar pengakuannya tadi. Apalagi dia juga menyorot orang-orang buat mengetatkan acara pernikahan besok. Masalahnya, dia mengancam nyawa. Itu yang membuatku terasa seperti tidak lagi menapak lantai.
"Aku tidak pernah bercanda sebelumnya. Bahkan dalam hidupku kata bercanda telah lenyap saat aku berusia sepuluh tahun. Aku menyampaikan ini supaya saat Irma naik ke atas altar, ketika pendeta meminta kami mengucapkan janji pernikahan, maka saat itu juga aku menggagalkannya. Lalu aku akan memanggilmu naik ke atas, bahwa aku akan menikahi kamu, bukan Irma. Kalau kamu ikut skenario yang aku rancang, maka semua keluarga kamu akan selamat. Tetapi kalau kamu menolak menikah dan menggantikan Irma, maka bersiaplah kalau kalian harus kehilangan nyawa."
Kak Zacky membisik lagi di telingaku.
"Dengar, inilah tujuanku masuk ke dalam keluarga ini. Aku menginginkan kamu, bukan Irma. Jadi bersiap ikuti instruksiku besok. Ingat juga, aku tegaskan kalau kamu tidak akan bisa pergi. Karena orang-orangku selalu setia mengawasi kamu. Sekarang, keluarlah dari kamar ini. Pikirkan dengan matang apa yang harus kamu lakukan besok. Karena apa yang kamu putuskan akan menentukan masa depan keluarga ini."
Pernikahan Gabriel dan Nadya ditentang oleh keluarga besar, karena perbedaan keyakinan yang dianut keduanya. Gabriel yang beragama lain memilih untuk menjadi imam terbaik dalam hidup sang calon istri demi menikahi Nadya yang beragama taat. Dampak dari keputusannya itu membuat nama Gabriel harus dicoret dari ahli waris Indofarma grup.
Jicko dipaksa ibunya menikah. Alasan klasiknya karena dia menginginkan cucu. Namun Jicko menolak hal itu. Sebagai gantinya, Jicko akan memberikan ibunya seorang cucu, tetapi tanpa status pernikahan seperti yang diinginkan ibunya. Jalan satu-satunya untuk bisa memiliki anak tanpa harus menikah adalah menawarkan kesepakatan dengan Ameera. Jicko kira itu adalah pilihan tepat. Semua akan saling menguntungkan. Ternyata perjalan kisahnya jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan.
Fayrin diibaratkan sebagai uang koin yang punya dua sisi berbeda. Saat on-cam, dia terlihat bak Dewi yang turun dari kahyangan. Sifatnya sejalan dengan tutur kata dan perilakunya. Wajar jika banyak pria di luar sana memujanya, mengelukan nama itu sebagai artis terbaik sepanjang sejarah. Namanya seindah parasnya. Namun saat off-cam, maka Fayrin adalah sisi lain dari mata uang koin. Dia sangatlah jauh berbeda dari apa yang orang-orang lihat di layar kamera. Sifatnya tidaklah sama sekali sejalan dengan perilakunya atau bahkan namanya tidak seindah yang orang-orang banggakan. Tidak ada cerminan baik dari dirinya di balik layar. Kiky menyadari itu. Dua hal berbeda dari Fayrin saat on dan saat off. Tetapi semakin mengenal Fayrin lebih jauh, seorang gadis yang punya sifat arogan dan angkuh, pemuda itu menemukan sebuah arti perasaan yang kembali datang setelah sekian lama menghilang. Perasaan yang membuat Kiky selalu berdebar jika ingat segala hal tentang dia. Ketika Kiky sadar bahwa kebencian dan ketidaksukaan yang selama ini ditujukan untuk Fayrin mulai berubah menjadi rasa cinta yang amat mendalam, pemuda ini bertekad untuk mendapatkan Fayrin seutuhnya, melupakan batasan bahwa mereka berada di dunia peran yang berbeda.
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.