/0/5329/coverbig.jpg?v=19ba90922911f46402d8d336ac9c833c)
Fayrin diibaratkan sebagai uang koin yang punya dua sisi berbeda. Saat on-cam, dia terlihat bak Dewi yang turun dari kahyangan. Sifatnya sejalan dengan tutur kata dan perilakunya. Wajar jika banyak pria di luar sana memujanya, mengelukan nama itu sebagai artis terbaik sepanjang sejarah. Namanya seindah parasnya. Namun saat off-cam, maka Fayrin adalah sisi lain dari mata uang koin. Dia sangatlah jauh berbeda dari apa yang orang-orang lihat di layar kamera. Sifatnya tidaklah sama sekali sejalan dengan perilakunya atau bahkan namanya tidak seindah yang orang-orang banggakan. Tidak ada cerminan baik dari dirinya di balik layar. Kiky menyadari itu. Dua hal berbeda dari Fayrin saat on dan saat off. Tetapi semakin mengenal Fayrin lebih jauh, seorang gadis yang punya sifat arogan dan angkuh, pemuda itu menemukan sebuah arti perasaan yang kembali datang setelah sekian lama menghilang. Perasaan yang membuat Kiky selalu berdebar jika ingat segala hal tentang dia. Ketika Kiky sadar bahwa kebencian dan ketidaksukaan yang selama ini ditujukan untuk Fayrin mulai berubah menjadi rasa cinta yang amat mendalam, pemuda ini bertekad untuk mendapatkan Fayrin seutuhnya, melupakan batasan bahwa mereka berada di dunia peran yang berbeda.
Hotel St. Regis, pukul dua siang.
Saat itu ada pemotretan majalah mingguan. Fayrin adalah modelnya kali ini. Sebenarnya, pemotretan ini akan memilih Mega bintang tiap minggunya sebagai model utama majalah ternama. Pemotretan bukan untuk meng-endorse barang-barang mahal, classy atau yang bernilai jutaan rupiah semisal tas atau baju branded. Ini hanya pemotretan untuk misi kemanusiaan (charity).
"Sebentar!" Fayrin mengangkat tangan, berdiri, mengibas gaun pengantinnya.
"Kenapa?" Fotografer bertanya. Menatap heran.
"Aku tidak suka model pria ini."
"Apa?" Pria yang duduk di sebelah Fayrin membelalakkan matanya.
"Dengar, aku tidak suka dia. Model pria ini mesum, menyentuh pinggangku dan lain-lain. Dia memanfaatkan kesempatan untuk menyentuhku. Sudah sejak tadi aku menahan diri untuk tidak kesal dengan perilaku buruknya itu." Fayrin meliriknya tak suka.
Memang, sepanjang satu jam mengambil ratusan gambar, tangan pria itu tidak bisa diam. Duduk di sofa ungu, tangannya hendak melingkar di pinggang ramping Fayrin. Atau kadang-kadang menyentuh bahu Fayrin yang tidak ditutupi kain. Mengusap lembut, bermaksud menggoda lawan potretnya saat itu. Fayrin risih. Seolah itu adalah pelecehan. Dirinya sudah menahan rasa tidak nyaman sejak tadi. Padahal Fayrin berharap bahwa pemotretan akan berlangsung normal-normal saja.
"Ngada-ngada. Baper amat jadi cewek!" Pria itu membantah. Tidak suka dituduh jelek.
Fayrin menahan geramannya. Menggertak gigi, gemelatuk beradu. Menatap serius muka pria tinggi itu. "Aku tidak ingin berfoto dengannya. Aku mau diganti model pria lain. Aku tidak suka dia!"
"Heh ...."
Fayrin meninggalkan lokasi pemotretan. Model pria menatap bingung, sementara fotografer memijit keningnya. Aduh, model perempuan itu suka betul membuat keputusan mendadak. Bahkan model pria yang tertuduh tidak bisa berkomentar apapun. Annya si manajer Fayrin sekaligus sepupunya yang baru saja menerima panggilan telepon, berpapasan dengan Fayrin di depan lobi hotel. Mengangkat gaun pengantin. Annya mencegah langkah Fayrin, segera menodong pertanyaan, menutup panggilan telepon.
"Kenapa kamu di sini? Pemotretan sudah selesai?"
"Aku sedang tidak suka membahas pekerjaan hari ini."
"Kenapa?" Annya menatap wajah jutek talentanya itu.
"Aku sedang tidak mau bekerja dengan model mesum. Aku mau pulang."
"Heh, jadwal kerja kamu hari ini masih padat. Mana bisa pulang cepat begini!" Annya mengingatkan. Fayrin mana peduli. Kalau dia tidak suka, maka dia akan pergi meninggalkan sesuatu yang tidak disukainya. Annya menatap arloji di tangan, satu jam baru berlangsung dalam pemotretan. "Ini kerjaan belum kelar juga. Nggak boleh pergi kalau pemotretan betulan selesai!"
Fayrin mendelik sebal. "Oke, aku nggak pergi. Tapi carikan model pria yang lain. Model yang lebih baik. Asal jangan si bajingan itu! Si sampah berengsek!"
"Memangnya kenapa dengan dia? Orang itu model Asia, pernah jadi juara 2nd underwear pria di Perancis. Model yang sudah pernah langgak-lenggok di panggung Paris fashion show. Sudah pas kalau kamu bisa satu frame dengannya. Jarang juga model internasional mau ikutan acara beginian."
"Mau dia model internasional pemenang juara apapun itu, aku tidak peduli. Aku tidak menyukainya. Dia mesum. Aku mau modelnya diganti, atau tidak usah sekalian ambil tantangan ini, oke. Lagian, kita nggak dibayarkan? Terus kita juga nggak tandatangan kontrak apapun, kan? Jadi kita tidak akan didenda karena tidak melanjutkan pemotretan, karena kita tidak menerima hak kekayaan intelektual apapun dari acara ini!"
"Fayrin ..., oke." Annya mendesah gusar, menghela napas panjang. Hendak dibantah, tapi Fayrin suka memutuskan sesuatu semaunya saja tanpa memikirkan pendapat orang lain.
Percakapan mereka di lobi hotel, yang ada patung pemilik bangunan yang dipalangi pita merah, tanda jangan menyentuh patung itu, ditatap banyak pengunjung. Karena hotel bintang lima, paling beken di ibukota, sudah pasti banyak orang asing yang datang ke tempat ini. Lihatlah para bule berambut pirang itu, mereka menatap Fayrin bingung. Ada pengantin sedang berdebat dengan perempuan lainnya. Mereka berspekulasi. Beberapa ambil foto diam-diam. Sebab itu artis yang sedang naik daun. Salah satu filmnya trending satu di beberapa negara. Juga tahun lalu masuk nominasi Oscar.
"Sekarang kembali dulu ke tempat pemotretan, kita bahas soal pengganti model dengan fotografernya. Kita selesaikan masalah ini baik-baik." Annya mendorong badan Fayrin, kembali ke lantai atas.
Sambil berjalan, Annya memikirkan siapa pula model pria yang mau dijadikan pasangan pengantin Fayrin hari ini. Paling tidak, besok. Kalau hari ini sudah jelas gagal. Fayrin sudah enggan melanjutkan pemotretan. Annya hafal jelas tingkah laku sepupunya itu. Kalau tidak suka, ya tidak suka. Fayrin tidak bisa dipaksa untuk urusan ini.
"Eh, aku punya ide!" Fayrin balik badan, menatap Annya. Mereka sedang berada di atas tangga berjalan.
"Apa?"
"Tiba-tiba aku kepikiran cowok itu. Kamu ingat kan, cowok seminggu lalu? Cowok manis dan menggemaskan itu? Nah, aku mau dia. Entah kenapa, aku ingin melihat dia lagi. Aku kira dia cocok jadi pengantin priaku dalam pemotretan ini."
"What the ..., gila kamu ya, Rin?" Annya melotot. "Cowok itu kan galak. Kamu kira mudah buat bertemu dia. Buset deh. Aku saja sampai nggak berani ketemu dia lagi gara-gara cerita kamu itu. Terus, pemotretan majalah ini juga brand mahal, oke. Bukan brand sebelah yang nggak punya embel-embel apapun. Di sini, semua modelnya bertaruh nama dan karir untuk bisa jadi talent sampul majalah. Dengan kamu ingin si cowok itu jadi pendamping kamu sebagai pengantin pria, kurasa itu mustahil. Bayangkan, orang-orang bahkan tidak kenal sama dia. Terus latar belakangnya. Memangnya kamu tahu kalau dia pesohor? Memangnya kamu tahu kalau dia salah satu publik figur yang punya pengaruh besar? Kamu kalau ditanya begitu pasti nggak bakal tahu."
Fayrin angkat bahu. "Nggak mau tahu. Pokoknya aku mau dia. Memangnya ada aturan khusus kalau ikut acara ini kudu pakai jasa orang yang punya pengaruh besar? Memangnya kalau pakai namaku saja belum cukup buat menjadikan cowok itu pendampingku?"
"Aku nggak bakal bantu!" Annya melongos, buang muka. Seolah-olah bertindak tidak setuju.
"Aku bisa melakukannya sendiri."
"Kamu nggak bakal bisa."
"Kita lihat saja nanti!" Fayrin tersenyum menyeringai.
•••••
Kejadian sebulan lalu. Di kafe paling masyhur di Kemang, tempat nongkrong anak-anak muda Jakarta Selatan.
Di tempat inilah Fayrin bertemu dengan prianya. Pria pertama yang membuat Fayrin tergila-gila. Sebenarnya, pertemuan Fayrin dengan pemuda itu telah terjadi sebulan lalu karena sebuah insiden kecil. Ketika Fayrin tidak sengaja menumpahkan minuman ke badan Kiky. Kala itu Fayrin sedang marah pada salah satu penguntit yang diam-diam memotret dirinya. Terutama memotret bagian bawah Fayrin secara diam-diam. Fayrin kesal. Sehingga tidak pikir dua kali dia ingin menyiram stalker itu. Sayangnya, Kiky yang kena karena tidak sengaja lewat. Gara-gara takut foto tidak senonohnya dijual ke internet, itu yang membuat Fayrin berang.
"Minta maaf!"
Fayrin mengangkat bahunya. "Tidak akan."
"Kamu menumpahkan minuman ke baju putihku. Minta maaf sekarang!" Kiky menegaskan dengan suara setengah meninggi.
Sayangnya, Fayrin masih tetap tidak mau mengatakan hal itu, biar kata sepele. Hanya dua patah kata. Kiky termasuk pria galak. Tatapan melototnya bisa membuat orang ketakutan. Tapi Fayrin tidak. Dia malah menantang.
"Buat apa aku bilang maaf? Kamu yang seharusnya bilang maaf karena orang yang aku kejar kabur. Kamu nggak lihat, orang-orang memerhatikan aku? Memangnya kamu nggak tahu siapa aku?"
Pengunjung kafe lainnya menatap nestapa. Beberapa diantaranya pasang kamera ponsel, merekam perdebatan dua muda-mudi. Satu aktris dan model ternama, Mega bintang, pesohor muda yang tengah naik daun dengan banyak membintangi serial box office negara-negara Asean. Satunya lagi pemuda galak, marah-marah, tapi terlihat enak dipandang. Wajahnya menyenangkan, tinggi, agak putih kecoklatan kulitnya. Rambut hitam pekat, selintas mirip idol Korea yang sedang digandrungi anak muda saat ini.
Bibirnya itu merah merekah. Pokoknya, Kiky macam anak berlian yang baru keluar dari pajangan. Saking bisa membuat orang jatuh cinta pada pandangan pertama, orang lain yang melihatnya bakal setuju kalau Kiky punya fitur wajah V yang tidak bosan untuk dilihat. Dalam arti sempit, Kiky punya sesuatu yang membuat orang melting dengan apapun yang ada pada tubuh itu, cara jalannya sampai suara seraknya yang menggoda. Wajah dan tubuh Kiky adalah perpaduan ketampanan dan kecantikan bangsa barat ke timur.
Pernah sekali, seorang dokter bedah plastik asal Korea Selatan berkomentar tentang wajah Kiky yang indah sewaktu satu kereta menuju ke Lebak bulus. Pria Korea berbahasa Indonesia agak lancar itu bilang kalau Kiky punya lisensi ketampanan dan kecantikan yang tidak bisa ditiru dokter bedah plastik dari belahan dunia manapun.
"Kamu pikir aku peduli siapa kamu?"
"Oh ya?" Fayrin mendelik.
"Minta maaf sekarang!" Kiky menegaskan lagi.
Fayrin tetap cuek. Jika saja ada Annya di sana, maka manajer Fayrin itu yang akan menangani masalah ini. Minta maaf berulang kali, maka perkara selesai. Beda dengan Fayrin, dia terlihat sombong.
"Begini saja. Aku beri uang, kamu beli baju baru yang sama seperti yang kamu pakai. Masalah kita beres, lalu kita tidak perlu berdebat." Fayrin merogoh kocek tas, mengeluarkan uang yang dibungkus dalam plastik transparan, yang lazim dipakai buat membungkus santan, minuman es murah seharga dua ribu atau buat membungkus sayur. Tidak tanggung-tanggung, uang ratusan ribu itu dikepal, digulung, diikat dengan tali karet. Alamak, buat malu saja. Tapi bagi Fayrin itu teramat unik. "Isinya tiga juga. Cukuplah buat orang kecil seperti kamu beli baju baru. Sekarang kan, cari uang susah."
Kiky mendesis sebal. Dikembalikannya lagi kepalan uang itu pada Fayrin agak kasar. "Aku tidak butuh. Dasar perempuan gila."
"Apa katamu?"
"Perempuan gila yang nggak punya etika." Kiky meledek. Fayrin menatap tajam, matanya melotot. Hendak protes, sayang sekali Kiky telah pergi. Tidak ingin berdebat lagi dengan Fayrin.
Pernikahan Gabriel dan Nadya ditentang oleh keluarga besar, karena perbedaan keyakinan yang dianut keduanya. Gabriel yang beragama lain memilih untuk menjadi imam terbaik dalam hidup sang calon istri demi menikahi Nadya yang beragama taat. Dampak dari keputusannya itu membuat nama Gabriel harus dicoret dari ahli waris Indofarma grup.
Jicko dipaksa ibunya menikah. Alasan klasiknya karena dia menginginkan cucu. Namun Jicko menolak hal itu. Sebagai gantinya, Jicko akan memberikan ibunya seorang cucu, tetapi tanpa status pernikahan seperti yang diinginkan ibunya. Jalan satu-satunya untuk bisa memiliki anak tanpa harus menikah adalah menawarkan kesepakatan dengan Ameera. Jicko kira itu adalah pilihan tepat. Semua akan saling menguntungkan. Ternyata perjalan kisahnya jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan.
Zacky menikahi Indah demi tujuan balas dendam atas kematian sang adik kesayangannya. Konspirasi besar telah dibuat, Zacky berhasil melancarkan rencana jangka panjangnya itu. Akan tetapi semua rencana balas dendam yang Zacky buat tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar, karena ada rahasia lain yang berhasil diketahuinya. Rahasia itu yang membongkar semua apa yang telah terjadi selama empat tahun lalu.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Selama sepuluh tahun, Delia menghujani mantan suaminya dengan pengabdian yang tak tergoyahkan, hanya untuk mengetahui bahwa dia hanyalah lelucon terbesarnya. Merasa terhina tetapi bertekad, dia akhirnya menceraikan pria itu. Tiga bulan kemudian, Delia kembali dengan gaya megah. Dia sekarang adalah CEO tersembunyi dari sebuah merek terkemuka, seorang desainer yang banyak dicari, dan seorang bos pertambangan yang kaya raya, kesuksesannya terungkap saat kembalinya dia dengan penuh kemenangan. Seluruh keluarga mantan suaminya bergegas datang, sangat ingin memohon pengampunan dan kesempatan lagi. Namun Delia, yang sekarang disayangi oleh Caius yang terkenal, memandang mereka dengan sangat meremehkan. "Aku di luar jangkauanmu."
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, “Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai.”
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.