dian pertengkaran Fayrin dan
makan di l
kat, lalu sibuk lagi dengan dokumen yang ada di depannya.
sini, Tyas yang menawarkan Kiky untuk magang. Dari lima mahasiswa yang
k dokumen, uang atau lainnya. Kiky menoleh, menatap perempuan muda dengan dress bunga-bunga. Pakai kacamata, topi pantai besar. Kulitnya putih bersih. Saat menurunkan sedikit
i Kiky sebagai seorang karyawan biar kata hanya magang. Dia dituntut memahami SOP perusahaan, termasuk bertutur kata yang ramah. Masa Ki
h, tung
juga masih ingat rupanya. Fayrin tidak akan lupa kejadian semi
rkan aku m
ala manajer juga harus ada prosedurnya. Tunggu saat jam
nya saja. Hei, Fayrin itu aset perusahaan tempat yang menaunginya di dunia entertainment ini. Orang-orang menghormati dia. Tidak se
dibentak Fayrin dengan suara agak tinggi, Kiky memilih meng
ya i
erah. Tyas dan rekan kerjanya yang ada di samping Kik
Cepat katakan maaf untuk se
kali, pertama. Kedua, aku sedang tidak ingin berdebat, oke. Ketiga, jangan menguras emosi,
itu. Salah satu asetnya berada di bank ini. Di simpan dalam bentuk tabungan jangka panjang. Bisa dibilang, Fayrin adal
ak kenal
. Aku tidak peduli siapa
agi, mengode dengan tatapan tajam. Tapi Kik
ra kasar supaya paham etika. Orang seperti ini biasanya cuma mengandalkan mulutnya yang cer
ng berani merendahkannya. Namun dia berhasil menahannya. Kebetulan ketika melirik ke samping kiri, tidak jauh
enandai Kiky sebagai pria paling buruk perilakunya. Kalau dia bertemu lagi dengan Kiky, mung
embuka pintu ruangan lebar-lebar. Manajer bank terkejut b
Buat orang jantungan saja. Manajer bank menahan pedih di lidah. Mana pana
ayrin
atu kakinya di kaki lain, melepas kacamata besarnya. Padahal belum disuruh duduk sama sekali oleh si pemilik ruan
Kecuali di teve. Di dalam film yang diperankannya. Dia salah satu penggemar Fayrin yang telah berusia uzur. Sebelumnya, tiga hari lalu, manajer Fayrin menghubungi
Dikelola oleh keluarga, yakni ayahnya. Fayrin dapat sedikit informasi uang ini ketika kakek berada di rumah sakit, enam tahun lalu. Kat
teh unt
ayrin menyahut,
. Diletakkan di atas meja kaca. Manajer tua itu menyandarkan punggung di sofa, lalu memulai pembicara
s yang mana d
meminta rekapitulasi laporan keuangan beliau. Enam tahun lalu usiaku belum legal jadi penerima warisan. Sekar
ang
nan kakek masuk ke dalam rekeningku. Makanya aku datang ke sini, minta diurus apapu
ing tidak, seminggu. Karena ada beberapa rekonsiliasi bank, laporan
rin menatap kukunya yang tadi pagi di cat hijau tosca daah gugup. "Bisa kita fo
dak mengetuk pintu sama sekali. Pak tua itu mendesis kesal, Kiky mengganggu momen in
ut. Makanya Kiky main nyelonong masuk. Bukan karena Kiky tidak sopan dan tidak t
saja." Pak tua
gai. Oh, dia punya sesuatu yang akan dibalaskan pada p
in meninggalkan tempatnya duduk, berjalan mengarah ke pintu, ada Kiky di sana. Mereka berpapasan, Fayrin melir
elirik ke Pak tua di belakangnya. "Ngomong-ngomong, aku tertarik foto bersama Anda. Sa
n Pak manajer yang lagi mengaduh kesakitan. Kakinya terbentu
hatan sedikit agak menggemaskan. Tap
omentar. Sejak tadi dia diam, hanya kar
. Kiky punya wajah kecil. Hidungnya juga cantik, agak berpunuk, terangkat tajam, ditambah ada satu tahi lalat samar. Duh,
ir ke dada bidang Kiky yang dibaluti kemeja putih bersih. Menempelkan cap bibir merahnya di pakaian itu. Demi Tuhan, bibir lembut Fayrin terlukis di