lima
ilik negara. Biasanya Annya yang menjadi sopir artis ini. Duduk diam di k
an kakek di bank cabang. Kala itu matahari nyaris tenggelam di ufuk barat,
ak bisa untuk tidak mengakui kalau Kiky pemuda yang menggemaskan. Pipinya enak untuk dicubit macam bayi. Rambutnya terlihat lembut dan h
arnya dari tol dalam kota, Fayrin memilih lewat jalan umum. Sayangnya, jalan ini agaknya sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Fayrin mendesis kesal setela
ai sore ini. Sudah berkali-kali perempuan itu menyebut nama Tuhan, mengutuk diri
san ban bocor yang menurut perempuan itu hal sepele. Tapi bagi Fayrin yang terlahir sebagai anak Sultan sejak kecil adalah pekerjaan paling kotor, tidak ma
buat dari velg besi. Jelas dia akan mengaduh kesakitan. Lagian, orang tolol mana y
i ini tidak akan menyelesaikan apapun. Fayrin ingin meminta bantuan siapapun itu, yang penting mobilnya bisa
dengannya. Perempuan itu berdiri samping mobil. Setidaknya, ini opsi kedua yang dilakukan alih-alih mengelu
r dari kesulitan ini? Please, jangan uji lagi kesabaranku. Kau pasti masih mendengarkan aku, kan? Kau pasti masih menyayangi hambamu yang penuh dosa ini, kan? Jadi tolong, dengarkanlah perm
kan Fayrin tidak melihat akan ada tanda-tanda jika ada yang bakal membantunya. Maka dari itu, Fayrin pernah sesumbar
ni menyungging tersenyum. Barangkali ini pertolongan yang datang untuknya, Fayrin mencoba
apan. Yang dikira akan menolongnya saat ini tidak sama seperti yang dibayangkannya. Justru Kiky yang ditemui. Muka Fayrin jadi mupeng. Tuhan telah mengabul
. Tapi tidak bisakah Tuhan memberikan model malaikat peno
Masih tertera jelas. Fayrin jadi sebal sendiri. Niat hati mempermalukan Kiky, tapi dia sendiri yang mal
og
aat ini, Fayrin hanya mau jaga citra baik dan tegas supaya tidak dikalahkan o
. Fayrin tahu itu bannya bocor. Tapi anehnya dia malah iya-iya saja pas ditanya mobil mogok. "Kalau sud
wanita. Kiky lemah. Karena Kiky punya ibu dan Mbak Tyas yang harus dihormati. Maka perempuan yang dilihatnya ju
rin. "Ada ban ga
Semburat merah berhias di pipi. Ini semua karena Kiky. Lelaki itu berhasil membuat
i ini, perempuan itu masih saja sok menjaga citra tak mau mengalah. Kiky yakin, setelah ini dia takkan
gganti ban, jelas jawabannya iya. Karena memasang ban tidaklah sulit. Kiky juga punya pengetahuan sedikit di bidang otomotif. Kiky ser
seksama. Sesekali pria menggemaskan itu mengusap peluh di wajah. Beberapa saat setelahnya, p
les
in. Merespon cepat b
kan dahi. "Apan
erbaikan
an Fayrin si gadis angkuh sembari memasukkan semua pera
u menetapkan tarif untukmu. Berapa? S
!" Kiky memo
adi cek kosong yang akan ditulis nominal. Hendak protes, tetapi tertahan. Melihat wajah serius Kiky
yrin. Lalu melepaskan kemeja putihnya, kemudian diserahkan kepada Fayrin. Ada noda di baju putih bersih itu. Untung Kiky membawa hoodie yang disimpan di dalam
si pemuda jangkung. Tetapi, kesal tetap kesal. Sekagum apapun Fay
n helm yang dipakai, baru saja akan menyalakan motornya, henda
Magnolia residence. Itu alamat rumahku. Jika tidak bertemu denganku, titipkan saja pada orang rumah. Ingat, besok sore
t, melesat, dalam sekejap mata lenyap dari pandangan Fayrin betulan. Fayri
, Fayrin melampiaskan amarahnya dengan melempar kemeja putih Kiky ke jalan aspal. Diinjak-injak, menendang baj
yrin menghentikan kendaraan, malah mundur lagi ke belakang. Keluar mobil hanya untuk memungut baju milik Kiky. Entah
u dan tidak menghormatiku. Kita lihat, apakah kamu bisa mengalahkan aku kali ini
•
iky baru ti
h. Melepaskan sepatu di sana. Dia mampir sebentar di tempat
bareng Bapak, dia lagi makan
eng. "Masih
akan di
eng tema
menuju ke kamarnya. Ibunya dudu