Selama delapan bulan, dia diperlakukan bak pembantu oleh ibu mertua,ipar dan suaminya, karena dia takut menjadi seorang janda. Akhirnya dia berontak saat tahu suaminya yang malas itu, malah berselingkuh. Dengan banyak tipu daya, dia di usir dari rumah peninggalan orang tuanya. Namun ketika telah di usir, dia malah hamil. Namun dia akan membuktikan jika dia bisa hidup mandiri dan sukses
Jangan lupa klik berlangganan ya
******************** ********************
"Bagi uang gajimu, lima ratus ribu saja. Selfi dan Ibu mau belanja tuh!" Mas Johan mengatakan hal tersebut dengan entengnya.
"Kenapa minta uang gajiku, Mas? 'Kan uang gajiku sudah digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan rumah ini Mas. Dan kini uangku cuma sisa satu juta saja, itupun
harus dicukupkan hingga waktu gajian lagi Mas," jawabku.
"Ah kamu ini banyak ngomong, cepat berikan. Kasihan mereka sudah menunggu di luar."
"Pakai uangmu saja dulu Mas, kan gajimu utuh tak pernah kamu berikan kepadaku. Uang satu juta ini harus aku cukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan selama dua minggu kedepan, juga untuk uang transport ku Mas. Belum lagi untuk uang saku Selfi atau keperluan kuliahnya yang biasanya mendadak."
"Alah banyak ngomong kamu itu. Gajiku ya ku berikan pada ibuku lah, kan beliau yang sudah mengasuhku selama ini, jadi ibu lah yang berhak menerima gajiku, bukan kamu!" Mata Mas Johan melotot sambil mengacungkan jarinya di depanku.
"Baiklah Mas, tapi jangan lima ratus ribu ya. Dua ratus ribu saja," kataku sambil mengeluarkan dua lembar uang pecahan seratus ribuan dari dompet.
"Huh banyak ngomong kamu ini! Mau jadi istri durhaka?! Cepat berikan yang Ibu minta tadi, lima ratus ribu rupiah! Atau ku ceraikan kamu sekarang juga, biar tahu rasa kamu menjadi janda?" katanya sembari merebut paksa dompetku, dan mengambil tiga lembar lagi.
Mendengar kata 'cerai' dan juga 'janda' selalu sukses membuat nyaliku ciut, dan alhasil aku pun akhirnya selalu menuruti semua permintaanya dan keluarganya.
"Jangan lupa bereskan dulu kamar Ibu dan Selfi sebelum kamu berangkat kerja."
"Tapi ini sudah siang Mas, aku nanti terlambat. Kenapa tidak minta Selfi saja untuk membersihkan kamar Ibu dan kamarnya?"
"Mereka kan mau belanja. Tau sendirikan mereka akan marah jika lihat kamarnya masih berantakan. Sudah jangan banyak ngomong lagi, aku mau berangkat narik dulu. Ingat jika sampai nanti aku mendengar keluhan dari mereka karena kamarnya tak kamu bersihkan, maka aku langsung menjatuhkan talak tiga padamu!"
Mengalah dan terus mengalah, hal itulah yang terus aku lakukan selama delapan bulan ini ketika menjadi istri Mas Johan. Dia dan keluarganya selalu memanfaatkan ketakutan dan rasa traumaku menjadi seorang janda.
Ya, aku memang trauma dengan julukan 'janda', bukan karena aku pernah mengalaminya, tapi karena menyandang status itulah, Ibuku akhirnya depresi dan meninggal karena bunuh diri di sebuah rumah sakit jiwa. Sejak kepergian Ibu itulah aku menjadi hidup sebatang kara di dunia ini, Ayahku pun kuanggap sudah mati, karena dia telah meninggalkanku dan Ibu disaat aku masih berusia delapan tahun.
Dulu ketika pertama kali bertemu dengan Mas Johan, aku merasa dia adalah pria baik yang memang benar-benar menyayangiku. Hingga aku menceritakan semua trauma yang ku alami dan menerima pinangannya meski kami baru kenal selama satu bulan.
Pertemuan pertama kami adalah di tempat kerjaku, dulu aku bekerja sebagai admin merangkap kasir di sebuah Koperasi Simpan Pinjam. Mas Johan adalah nasabah disana, saat itu dia memiliki usaha toko pakaian di pasar yang berdekatan dengan tempat kerjaku.
Awal-awal pernikahan sebenarnya semua masih baik-baik saja, Mas Johan memboyongku ke rumahnya dan tinggal bersama Ibu dan Adiknya. Dia juga memintaku untuk berhenti bekerja dan membantunya berjualan di pasar.
Selama dua bulan, aku merasa Mas Johan dan keluarganya selalu mencintaiku dan tak salah aku menerima pinangan dari Mas Johan.
Namun petaka itu mulai terjadi bulan ketiga pernikahanku. Saat itu usaha yang dilakoni Mas Johan bangkrut, karena kebakaran di pasar. Meskipun telah mendapat uang asuransi, nyatanya hal itu tak mampu menutupi utangnya pada sebuah Bank besar. Ternyata selama ini seluruh modalnya berasal dari pinjaman bank tersebut. Dan rumahnya pun ternyata masih kredit, belum lagi dia sangat butuh banyak uang untuk membiayai kuliah Selfi, Adiknya.
Berbagai upaya telah dilakukan olehnya, namun sayang semua tak bisa terselamatkan. Akhirnya Mas Johan harus merelakan tempat usahanya di sita oleh pihak Bank karena telah menunggak pembayaran selama empat bulan. Pun juga dengan rumah yang dulu kami tempati, karena sudah tak mampu membayar, Mas Johan pun mengembalikannya pada developer. Habis tak bersisa semuanya, dan hanya menyisakan satu buah motor milik Mas Johan.
"Sebaiknya kita sekarang pulang saja ke rumahku Mas. Kebetulan kan di sana ada tiga kamar, pas untuk kita semua. Jangan khawatir aku juga akan kembali bekerja untuk membantu biaya kuliah Selfi," ucapku kala itu kepada Mas Johan dan keluarganya.
"Apakah kami tak merepotkanmu Nak? Ibu dan Johan juga Selfi akan merasa sangat malu jika menumpang di rumahmu." Bu Dewi, ibu mertuaku, berkata seperti itu sambil menagis.
Sementara itu Selfi dan Mas Johan hanya duduk sambil menunduk.
"Bu jangan ngomong seperti itu. Kalian semua adalah satu-satu nya keluarga yang ku punya. Jadi tak perlu sungkan, anggap saja itu rumah kalian sendiri," kataku sambil memeluk mertuaku tersebut.
Sejak saat itu mereka pun tinggal di rumahku. Mas Johan belumlah bekerja saat itu, dia masih berduka karena kebangkrutannya itu. Setiap hari kerjanya hanyalah tidur, main game dan mancing saja.
Sementara Selfi tetap melanjutkan kuliah menggunakan motorku setiap hari. Rela ku jual perhiasan pribadiku untuk membiayai kuliahnya.
Aku pun mulai bekerja lagi, sebenarnya tempat kerja lamaku pun memperbolehkan jika aku kembali kesana. Namun Mas Johan tak memperbolehkanku, alasannya karena terlalu jauh dari rumah dan akan menghabiskan banyak uang transport. Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan menjadi seorang karyawan toko elektronik saja, yang letaknya tak begitu jauh dari rumahku. Aku berangkat kerja mulai pukul sembilan pagi hingga pukul tujuh malam.
Entah apa yang membuat sikap mereka bertiga berubah kepadaku. Mereka menjadikanku babu di rumahku sendiri. Awalnya sih, aku pikir mungkin karena masih shock karena kehilangan segalanya, hingga aku pun ikhlas melayani mereka. Tapi ternyata mereka malah memanfaatkanku.
Ibu dan Selfi tak pernah mau membantuku mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan untuk mencuci baju mereka sendiri pun harus aku yang mengerjakannya. Jadi sebelum berangkat kerja semua harus sudah bersih dan makanan pun telah siap di meja makan. Pun ketika aku pulang kerja, masih banyak pekerjaan yang menantiku. Mencuci piring yang menumpuk, menyetrika baju, dan banyak lagi pekerjaan yang harus kulakukan untuk mereka.
Mas Johan pun jarang memperhatikanku, dia malah asyik dengan dunianya sendiri. Malah dia mendukung kelakuan adik dan ibunya itu. Jika aku sedikit saja membuat kesalahan atau tak menuruti keinginan mereka, maka Mas Johan mengancam akan menceraikanku.
Itulah yang menjadi senjata mereka untuk menjadikanku patuh. Menjadi mesin pencetak uang dan menjadi pembantu di rumahku sendiri itulah yang kulakukan selama delapan bulan ini.
Sebenarnya aku ikhlas saja menafkahi mereka, tapi tolong setidaknya sedikit hargai aku yang telah lelah seharian bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah.
Tepatnya tiga bulan yang lalu Mas Johan mulai mau bekerja kembali, meski hanya sebagai tukang ojek online. Setiap dia mendapat uang pasti separuhnya akan disetorkan pada ibunya, tanpa memberikanku sepeserpun.
Seperti kejadian pagi ini, semua yang jadi keinginana mereka harus aku turuti. Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul delapan pagi, aku harus bergegas membersihkan kamar Ibu dan juga Selfi, kalau tak ingin nanti terlambat kerja.
Dua kamar ibu dan anak itu, bak kapal pecah. Aku pun langsung cepat-cepat membersihkanya. Kemudian mandi dan siap berangkat kerja.
Saat aku akan keluar rumah, kulihat ternayta motor Mas Johan masihlah terparkir di teras.
'Hemm ide bagus nih, siapa tahu dia mau mengantarku kerja' pikirku.
Namun saat aku akan melangkah keluar kudengar dia memanggil nama seseorang dengan panggilan "yank" melalui sambungan telepon. Aku pun berusaha menguping panggilan itu.
"Iya, Yank pokoknya kamu tetap yang tercantik deh di dunia ini," kata Mas Johan.
"Ya sudah aku berangkat dulu ya, kita ketemu di tempat biasa. Dadah cintaku. Emmuach."
Saat itu juga, bagaikan disambar petir saat hari terik, aku tak percaya bahwa suamiku ini telah menduakanku. Seseorang yang di sebutnya "yank" pasti adalah selingkuhannya.
Tega sekali kamu Mas melakukan semua ini padaku, setelah semua pengorbanan yang kuberikan untukmu dan keluargamu.
Saat mencari ikat pinggang kutemukan sabun imut kecil di tas kerja suamiku. Dan dari sabun itu, aku bisa menguak banyak rahasia suamiku itu.
Mas Bambang yang menikahiku selama lima tahun, dan selama ini bersikap seolah suami yang setia, ternyata tukang selingkuh. Lanjutkan kebohonganmu Mas, aku akan tetap main cantik hingga bisa memiskinkan dan membuatmu menyesal nanti.
Selama tujuh bulan lebih iparku dan keluarganya menjadi benalu di rumahku, dan mereka selalu menjadikan aku pembantu di rumahku sendiri. Suamiku tak tega jika harus mengusir mereka, jadi kini aku akan main cantik hingga mereka tak betah lagi berada di rumahku.
Mantan pacarku yang dulu meninggalkan luka mendalam, kini telah kembali, dan menjadi suami dari adikku.
Izzah amat tahu jika keluarga suaminya itu hanya mengincar semua hartanya, tapi Izzah bukanlah wanita yang lemah dan bodoh, yang akan melepaskan semuanya begitu saja.
Seorang wanita muda, mengetuk pintu rumah Dewi selepas subuh. Dia menyerahkan seorang bayi dan meminta Dewi untuk merawatnya. Selang beberapa jam, di sebuah kampung yang tak jauh dari rumah Dewi, ditemukan mayat wanita, dengan mulut berbusa.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Kerap kali dihina dan ditekan dalam keluarga, membuat Karmila bangkit dengan caranya sendiri. Saat ini dia bukan lagi wanita lemah yang hanya bisa menuntut belas kasih dan nafkah dari sang suami. Pun penghinaan ibu mertua serta keluarga iparnya menjadikan pelecut dirinya agar bisa maju dan hidup lebih baik. Suami baik, mertua baik, biar aku saja yang jahat. Akan kubuktikan pada kalian, bahwa aku bisa menjadi wanita sukses dengan jalan yang tak disangka-sangka. Bagaimana perjuangan Karmila yang merajut harapan dan cita demi anak-anaknya dengan memanfaatkan barang-barang bekas, menyulapnya jadi kreasi yang indah dan bernilai jual tinggi. Akankah dia berhasil mencapai semua mimpinya?
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
Rhido tak pernah menduga masa lalunya yang hitam dan kelam, ternyata sangat berpengaruh pada kehidupan rumah tangganya bersama Lisda. Wanita yang dinikahinya karena telah berhasil membuat Rhido sadar akan kesalahan masa lalunya. Ketika Rhido sedang berjuang menghilangkan jejak masa lalunya, justru halangan datang dari istrinya. Ketika sedang mengandung anak pertamanya, Lisda justru meraskan gangguan yang membuatnya selalu kesakitan saat berhubungan badan dengan suaminya. Rhido yang teramat mencintai istri dan calon anaknya, rela bertahan tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. Sampai akhirnya Rhido mendapat tugas kerja di daerah pedalaman Jawa Barat dan Kalimantan. Di sanalah godaan demi godaan datang silih berganti. Sanggupkah Rhido yang mantan bajingan itu bertahan dengan kesetiannya, atau malah sebaliknya. Lanas bagaimana nasib Lisda dengan anak yang baru dilahirkannya? Benarkah masa lalu Rhido yang penuh dengan aura mistis kembali menghantui dan menganggunya? Seperti apa aura dan gangguan mistis yang dia dapatkannya? Adakah pengaruhnya pada Lisda, istri sahnya?
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....