/0/22491/coverbig.jpg?v=b226bf8c8c8eb75f83759b3311dca1bb)
Ketika Obsesi seorang wanita dalam mengejar impiannya. Malah membuatnya terjebak, menjadi Sekretaris CEO dingin dan menyebalkan. CEO itu mantan Kaka kelasnya. Yang pernah menyatakan cinta padanya. Wanita ini menolaknya karena dia cupu. Sinopsis "Apakah waktu selama 5 tahun lebih. Belum cukup membuktikan betapa aku mencintaimu?! Aku terlalu bodoh dan kamu adalah gadis beruntung. Di luar sana masih banyak wanita yang ingin mengantri jadi istriku." Dion Prakasa seorang CEO muda. Pewaris tunggal perusahaan ternama di kotanya. Menolak keras berhubungan dengan mahluk yang di sebut wanita. Tetapi hal itu terpatahkan, saat takdir mempertemukan dirinya lagi. Dengan mantan adik kelasnya, Keyla Aliffa. Dia cinta pertamanya, sekaligus wanita yang membuatnya muak akan cinta.
Keyla Alifa!" panggil HRD menggema dari dalam salah satu ruangan perusahaan ternama. Yaitu PT PERKASA GROUP. Seorang pria, berperawakan besar. Mengenakan setelan kantornya. Penuh wibawa, memanggil nama seorang wanita yang ada di luar ruangannya. Wanita itu melangkah dengan rasa percaya diri. Menuju ke ruangan HRD tersebut.
'Aku yakin! Aku pasti akan di terima di perusahaan ini. Itu impianku sejak dulu!'
Cetus batinnya membuncah.
Ia begitu yakin dan percaya diri. Sebelumnya, ia sudah berlatih untuk menghadapi interviewnya hari ini. Keyla membenahi sedikit penampilannya. Ia tidak ingin ada sesuatu yang salah, atau ada hal lain yang menghalangi langkahnya dalam mewujudkan cita-citanya. Ia sudah memegang gagang pintu, untuk menuju ke dalam.
Pintu terbuka!
"Permisi, pagi, Pak!" sapa Keyla menurunkan setengah punggungnya. Melangkahkan kakinya masuk ke dalam. HRD itu menyambutnya hangat. Menatapnya tersenyum tipis. 'Sepertinya, wanita ini yang di maksud Pak CEO!' batinnya menduga.
Keyla mendekati kursi, yang ada di depan meja kerja pria tersebut.
"Silahkan duduk!" perintah HRD itu ramah. Ia terlihat ditemani asisten pribadinya atau sekretarisnya.
Seorang perempuan, dengan usia sekitar 35 tahun. Keyla mematuhinya, dan duduk di depan pria tersebut. Ia nampak sumringah. Dengan kehadiran Keyla.
"Bagaimana, apa kamu sudah siap untuk interview hari ini?" tanyanya memastikan.
Keyla mengangguk yakin, "Iya, Pak! Saya siap."
Sang HRD, menghela nafasnya. Mengamati CV yang Keyla kirimkan secara berulang. Untuk meyakinkan bahwa benar gadis ini yang Pak CEO maksud. Melihat tindakannya, membuat Keyla sedikit gugup. Mengakibatkan muncul keraguan dalam hatinya.
"Keyla Alifa!" sebut HRD mengulang. Sekaligus membaca lembaran CV yang di pegangnya. Ia menyatukan alisnya. Menatap Keyla seksama.
'Wanita berusia 21 tahun. Lulusan sarjana informatika terbaik di kampusnya. Dia juga mengirimkan CV - nya secara berulang.'
Batin HRD mengingat.
"Kenapa, Pak?" tanya Keyla merasa aneh. Ia menyorot seksama raut wajah pria yang ada di hadapannya itu.
HRD menggeleng, "Oh tidak apa - apa!"
"Saya baru ingat, sesuai arahan pimpinan perusahaan ini, kamu akan di interview langsung olehnya," tambahnya lagi.
Pernyataan pria itu membuat Keyla terperangah. 'Apa?! Aku akan di interview langsung oleh pimpinan perusahaan ini.'
pekik Keyla dalam hati.
"Kenapa, Pak?! Apa ada yang salah dengan CV yang saya kirimkan?" tanya Keyla panik.
"Sebenarnya tidak ada masalah. Tetapi atasan saya berpesan, untuk interview kamu bisa langsung menunjuk ke ruangannya," ungkap HRD membeberkan.
"Maaf Pak! Ruangan sebesar ini, terlalu asing untuk saya. Saya tidak tahu di mana ruangan beliau," keluh Keyla keberatan.
"Tenanglah! Asisten saya akan mengantarmu menuju ke sana," cetus HRD itu memaparkan.
Wanita yang sedari tadi berdiri di samping HRD tersebut. Lantas melempar senyum ke arah Keyla.
"Mari saya antar!" ajaknya santun. Keyla segera beranjak dari kursi, dan berjalan melangkah keluar ruangan mengikuti Sekretaris, dari HRD itu.
Tiga menit berselang. Setelah melewati ruang demi ruangan, dan beberapa anakan lift. Akhirnya Keyla dan Sekretaris HRD telah sampai.
Mereka tepat berada di depan sebuah pintu yang bertuliskan ruangan Chief Eksekutif Officer atau ruangan CEO. Keyla menatap tulisan itu, dengan meneguk ludahnya.
'Ah! Yang benar saja, kenapa bisa sejauh ini?!' batinnya mulai gugup. Firasatnya mendadak tidak enak.
Sekretaris HRD tersebut, perlahan membuka gagang pintu ruangan tersebut. Ia menyuruh Keyla untuk menunggu sebentar di luar.
Keyla mengangguk patuh. Beberapa detik kemudian, setelah Sekretaris HRD itu menyampaikan kedatangan Keyla. Ia menyunggingkan senyum simpulnya ke arah Keyla, yang semakin resah tak karuan.
"Tadi saya sudah berbicara dengan Pak CEO, dan CV kamu sudah saya serahkan, pada dirinya. Dia menyuruhmu untuk masuk ke dalam!" perintahnya menjelaskan.
Mendengarnya, Keyla lumayan bisa bernafas lega. Tapi, ia masih merasa janggal dengan semua itu.
"Baik, terima kasih atas bantuan anda," sahut Keyla tersenyum ringkas.
"Sama - sama, semoga sukses!" ucap Sekretaris HRD memberikan semangat. Meninggalkan Keyla yang masih tercenung.
Keyla menarik nafasnya. Menepis keresahannya. Ia berupaya memunculkan kembali rasa percaya dirinya yang tadi sempat hilang. 'Kamu pasti bisa Keyla!'
Dengan harapan besar Keyla menyentuh gagang pintu ruangan itu. Ia memutarnya perlahan. Terbuka!
Keyla mengamati ruangan dingin itu dari arah luar. Ia masih takut untuk masuk. Meski ruangan itu, cukup besar. Namun, suasananya terasa horor di mata Keyla.
Banyak lampu yang terlihat sengaja dimatikan, dan hanya ada beberapa lampu yang menerangi. Tidak seperti ruangan CEO yang sering ia lihat di televisi. Keyla jadi merinding ketika memasukinya.
Nampak dari jarak satu meter. Di mana kini Keyla sedang berdiri. Terlihat di bagian ruangan tersebut, seorang pria bertubuh tinggi tegap, atletis. Dengan setelan jas dan kemejanya.
Pria itu duduk, fokus dengan laptop yang ada di meja kerjanya. Dirinya membelakangi Keyla. Ia nampak sibuk mengamati lembaran kertas yang ada di tangannya. Keyla melangkah pelan sembari menahan saliva.
"Itukah pimpinan perusahaan
ini? Dia kah yang akan menginterview diriku?" celetuk Keyla berbisik cemas.
Ia sudah sampai di depan meja sang CEO misterius itu. Keyla memberanikan diri menyapa pria yang kini tengah duduk di hadapannya.
"Pagi, Pak! Saya Keyla Alifa yang akan melakukan interview hari ini," sapa Keyla memperkenalkan diri. Suaranya bergetar karena gugup yang menguasainya.
"Maaf, Pak! Saya di perintahkan untuk langsung menuju ke ruangan, Bapak. Saya tidak salah kan, Pak?!" tambah Keyla bimbang.
Mendengarnya, pria tampan berwajah oriental ini, melirikan matanya ke arah samping. Sorot matanya tegas dan tajam. 'Keyla! Kamu sudah datang.'
Batinnya sembari tersenyum smirk.
Pria ini meletakkan semua lembaran kertas yang ada di tangannya ke atas meja. Posisinya masih membelakangi Keyla.
rik kursi yang ada di depannya lalu mendudukinya. Kerisauan masih terus menyergapnya.
Dengan gerak lamban, pria itu memutar kursi kerjanya ke arah Keyla. Mengiringi gerakan tubuhnya. Wajah maskulin itu, kini terpampang jelas di hadapan Keyla.
Keyla sempat terpaku menatapnya. Mereka saling menatap satu sama lain. Keyla merasa wajah itu tak asing baginya. Ia merasa pernah bertemu sebelumnya. Namun, Keyla lupa entah di mana mereka pernah bertemu.
CEO ini memandangi Keyla begitu sinis. Kedua matanya tak ingin berkedip. Ada rasa rindu, bercampur kebencian dari dalam sorot matanya.
"Apa kabar, Keyla?! Apa kamu masih mengingatku?" sapanya sekaligus melontarkan pertanyaan yang cukup mengejutkan.
Deg!
Bak petir di siang bolong. Ribuan pertanyaan pun bermunculan di dalam batin Keyla. 'Mengapa dia berkata seperti itu. Seolah - olah telah lama mengenalku. Siapakah dirimu? Pria bermata tajam!'
Keyla tertegun.
"Sudah lama kita tidak bertemu, atau kamu sudah lupa? Aku Dion Prakasa, pria cupu, kutu buku, yang pernah menyatakan cinta padamu di waktu SMA. Kamu masih ingat bukan?!" jelas CEO itu menyatukan dua tangannya untuk menopang dagunya. Sembari mengangkat kedua alisnya. Dion terlihat santai, tetapi tampak angkuh.
Mendengar pernyataan Dion. Keyla semakin tercengang. Berupaya mengingat. Dia tidak percaya.
'Apa?! Dia si culun kutu buku?'
'Tidak mungkin, ini pasti cuma mimpi?!'
'Haruskah aku pura - pura amnesia atau kabur saja...'
Setelah Ayahnya meninggal dunia. Anindya Putri. Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana. Harus rela di usir dari rumah, oleh Ibu tirinya yang kejam. Tetapi takdir mempertemukan dirinya pada sebuah kertas selebaran, yang berisikan lowongan pekerjaan. Selebaran tersebut, membawa hidupnya masuk pada sebuah keluarga yang kaya raya yaitu keluarga Nenek Zylvana. Nenek Zylvana kala itu, tengah sakit keras. Ia ingin di usia senjanya, menyaksikan Reivan cucu satu - satunya sudah menikah. Hal itu membuat Nyonya Nadia, putri dari Nenek Zylvana berencana mencari seorang gadis untuk dinikahkan dengan putranya Reivan. Agar ia bisa memenuhi keinginan terakhir Ibunya. Masa lalu Reivan yang kelam. Membuat Reivan menjadi selektif dan sensitif terhadap seorang wanita. Hingga ia sulit untuk menemukan pasangan hidup. Anindya terpilih sebagai 'Menantu Kontrak' Nyonya Nadia. Ia memiliki kualitas yang di inginkan Nenek Zylvana. Karena himpitan hidup, Anindya terpaksa menerimanya. Begitu pun Reivan yang terpaksa menikahinya. Setelah pernikahan kontraknya dengan Reivan. Anindya menjalani biduk rumah tangganya, selalu atas kehendak Nenek Zyl. Apapun itu! Nenek Zyl yang memiliki sikap rewel dan kekanak - kanakan. Membuat keduanya menjadi dekat. Meski begitu sering terjadi kesalah pahaman antara Anin dan Reivan, karena sikap Reivan yang egois. Seiring berjalannya waktu, hingga masa lalu Reivan terkuak. Anin benar - benar jatuh cinta dengan Reivan. Demi memperjuangkan cintanya pada Reivan, Anin hampir saja kehilangan nyawanya. Bahkan hidupnya menjadi semakin rumit. Bagaimana kisahnya? Selengkapnya baca saja, Menantu Kontrak.
Tidak bisa memiliki meski sudah bisa menggapainya. Lamaran sama kakak kampusnya. Nikahnya malah sama sahabat, calon suaminya. Sengaja jauh - jauh datang menemui sahabatnya. Albar mengutarakan permintaan sakralnya pada Rayyen. "Nikahi dia demi aku Rayy!" Rayyen terhenyak mendengar keinginan Albar padanya. Bagaimana mungkin, telah lama mereka tidak berjumpa. Dan sekalinya bertemu Albar malah meminta hal aneh pada dirinya. Rayyen meragukan permohonan Albar padanya. Rayyen takut kalau Albar hanya melimpahkan kesalahannya. Karena ia tahu Albar kerap mempermainkan hati wanita. "Jangan bercanda kamu Al! Aku tahu ini hanya lelucon konyolmu ..." sanggah Rayyen tak percaya. "Ak - ku, akku serius Ray. Aku tidak bercanda. Lihatlah aku sekarang! Bukankah aku berbeda dari yang dulu." Albar meminta Rayyen untuk mengamati dirinya. Rayyen sebenarnya tahu Albar sedang tidak baik - baik saja. Tapi dalam hati ia menolak, dan pikiran buruk itu segera ia tepis jauh - jauh. "Apa yang terjadi padamu, bukankah kamu selama ini baik - baik saja. Albar tersenyum pilu, "aku sedang tidak baik saja Ray. Lihatlah! Tubuhku semakin kurus dan wajahku semakin tirus. Warna kulitku pucat pasi. Dan rambut di kepalaku, semakin hari semakin rontok ..." Bagaimana bisa Rayyen menikahi Aliffa, wanita yang tidak pernah di kenalnya. Bahkan sebaliknya? Bagaimana bisa ia memutuskan dan melupakan pertunangannya dengan Zeanna wanita pilihan ibunya? Albar Mattew mantan Casanova. Aliffa Khanza wanita bersahaja anggun dan shalihah. Muhammad Rayyen Azzam pemuda sukses dan bijak. Santun serta berhati lembut. Zeanna Luwita seorang modeling yang berada di puncak karir. Happy reading all ... selamat datang di novel ku dengan genre roman religi.
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu. Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan …. langsung amblas semuanya …. bleeesssssssssssskkkkkk … ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong … tanpa harus bersusah payah lagi. Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, “Sam Sayang … kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu … agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. “ “Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah …. “ sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta. Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, “Dudududuuuuuh …. Saaaam …
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Dokter juga manusia, punya rasa, punya hati juga punya birahi
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.