Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Perjalanan Cinta Si Cupu Yang Menjadi CEO
Perjalanan Cinta Si Cupu Yang Menjadi CEO

Perjalanan Cinta Si Cupu Yang Menjadi CEO

5.0
36 Bab
152 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Ketika Obsesi seorang wanita dalam mengejar impiannya. Malah membuatnya terjebak, menjadi Sekretaris CEO dingin dan menyebalkan. CEO itu mantan Kaka kelasnya. Yang pernah menyatakan cinta padanya. Wanita ini menolaknya karena dia cupu. Sinopsis "Apakah waktu selama 5 tahun lebih. Belum cukup membuktikan betapa aku mencintaimu?! Aku terlalu bodoh dan kamu adalah gadis beruntung. Di luar sana masih banyak wanita yang ingin mengantri jadi istriku." Dion Prakasa seorang CEO muda. Pewaris tunggal perusahaan ternama di kotanya. Menolak keras berhubungan dengan mahluk yang di sebut wanita. Tetapi hal itu terpatahkan, saat takdir mempertemukan dirinya lagi. Dengan mantan adik kelasnya, Keyla Aliffa. Dia cinta pertamanya, sekaligus wanita yang membuatnya muak akan cinta.

Bab 1 1. CEO Misterius

Keyla Alifa!" panggil HRD menggema dari dalam salah satu ruangan perusahaan ternama. Yaitu PT PERKASA GROUP. Seorang pria, berperawakan besar. Mengenakan setelan kantornya. Penuh wibawa, memanggil nama seorang wanita yang ada di luar ruangannya. Wanita itu melangkah dengan rasa percaya diri. Menuju ke ruangan HRD tersebut.

'Aku yakin! Aku pasti akan di terima di perusahaan ini. Itu impianku sejak dulu!'

Cetus batinnya membuncah.

Ia begitu yakin dan percaya diri. Sebelumnya, ia sudah berlatih untuk menghadapi interviewnya hari ini. Keyla membenahi sedikit penampilannya. Ia tidak ingin ada sesuatu yang salah, atau ada hal lain yang menghalangi langkahnya dalam mewujudkan cita-citanya. Ia sudah memegang gagang pintu, untuk menuju ke dalam.

Pintu terbuka!

"Permisi, pagi, Pak!" sapa Keyla menurunkan setengah punggungnya. Melangkahkan kakinya masuk ke dalam. HRD itu menyambutnya hangat. Menatapnya tersenyum tipis. 'Sepertinya, wanita ini yang di maksud Pak CEO!' batinnya menduga.

Keyla mendekati kursi, yang ada di depan meja kerja pria tersebut.

"Silahkan duduk!" perintah HRD itu ramah. Ia terlihat ditemani asisten pribadinya atau sekretarisnya.

Seorang perempuan, dengan usia sekitar 35 tahun. Keyla mematuhinya, dan duduk di depan pria tersebut. Ia nampak sumringah. Dengan kehadiran Keyla.

"Bagaimana, apa kamu sudah siap untuk interview hari ini?" tanyanya memastikan.

Keyla mengangguk yakin, "Iya, Pak! Saya siap."

Sang HRD, menghela nafasnya. Mengamati CV yang Keyla kirimkan secara berulang. Untuk meyakinkan bahwa benar gadis ini yang Pak CEO maksud. Melihat tindakannya, membuat Keyla sedikit gugup. Mengakibatkan muncul keraguan dalam hatinya.

"Keyla Alifa!" sebut HRD mengulang. Sekaligus membaca lembaran CV yang di pegangnya. Ia menyatukan alisnya. Menatap Keyla seksama.

'Wanita berusia 21 tahun. Lulusan sarjana informatika terbaik di kampusnya. Dia juga mengirimkan CV - nya secara berulang.'

Batin HRD mengingat.

"Kenapa, Pak?" tanya Keyla merasa aneh. Ia menyorot seksama raut wajah pria yang ada di hadapannya itu.

HRD menggeleng, "Oh tidak apa - apa!"

"Saya baru ingat, sesuai arahan pimpinan perusahaan ini, kamu akan di interview langsung olehnya," tambahnya lagi.

Pernyataan pria itu membuat Keyla terperangah. 'Apa?! Aku akan di interview langsung oleh pimpinan perusahaan ini.'

pekik Keyla dalam hati.

"Kenapa, Pak?! Apa ada yang salah dengan CV yang saya kirimkan?" tanya Keyla panik.

"Sebenarnya tidak ada masalah. Tetapi atasan saya berpesan, untuk interview kamu bisa langsung menunjuk ke ruangannya," ungkap HRD membeberkan.

"Maaf Pak! Ruangan sebesar ini, terlalu asing untuk saya. Saya tidak tahu di mana ruangan beliau," keluh Keyla keberatan.

"Tenanglah! Asisten saya akan mengantarmu menuju ke sana," cetus HRD itu memaparkan.

Wanita yang sedari tadi berdiri di samping HRD tersebut. Lantas melempar senyum ke arah Keyla.

"Mari saya antar!" ajaknya santun. Keyla segera beranjak dari kursi, dan berjalan melangkah keluar ruangan mengikuti Sekretaris, dari HRD itu.

Tiga menit berselang. Setelah melewati ruang demi ruangan, dan beberapa anakan lift. Akhirnya Keyla dan Sekretaris HRD telah sampai.

Mereka tepat berada di depan sebuah pintu yang bertuliskan ruangan Chief Eksekutif Officer atau ruangan CEO. Keyla menatap tulisan itu, dengan meneguk ludahnya.

'Ah! Yang benar saja, kenapa bisa sejauh ini?!' batinnya mulai gugup. Firasatnya mendadak tidak enak.

Sekretaris HRD tersebut, perlahan membuka gagang pintu ruangan tersebut. Ia menyuruh Keyla untuk menunggu sebentar di luar.

Keyla mengangguk patuh. Beberapa detik kemudian, setelah Sekretaris HRD itu menyampaikan kedatangan Keyla. Ia menyunggingkan senyum simpulnya ke arah Keyla, yang semakin resah tak karuan.

"Tadi saya sudah berbicara dengan Pak CEO, dan CV kamu sudah saya serahkan, pada dirinya. Dia menyuruhmu untuk masuk ke dalam!" perintahnya menjelaskan.

Mendengarnya, Keyla lumayan bisa bernafas lega. Tapi, ia masih merasa janggal dengan semua itu.

"Baik, terima kasih atas bantuan anda," sahut Keyla tersenyum ringkas.

"Sama - sama, semoga sukses!" ucap Sekretaris HRD memberikan semangat. Meninggalkan Keyla yang masih tercenung.

Keyla menarik nafasnya. Menepis keresahannya. Ia berupaya memunculkan kembali rasa percaya dirinya yang tadi sempat hilang. 'Kamu pasti bisa Keyla!'

Dengan harapan besar Keyla menyentuh gagang pintu ruangan itu. Ia memutarnya perlahan. Terbuka!

Keyla mengamati ruangan dingin itu dari arah luar. Ia masih takut untuk masuk. Meski ruangan itu, cukup besar. Namun, suasananya terasa horor di mata Keyla.

Banyak lampu yang terlihat sengaja dimatikan, dan hanya ada beberapa lampu yang menerangi. Tidak seperti ruangan CEO yang sering ia lihat di televisi. Keyla jadi merinding ketika memasukinya.

Nampak dari jarak satu meter. Di mana kini Keyla sedang berdiri. Terlihat di bagian ruangan tersebut, seorang pria bertubuh tinggi tegap, atletis. Dengan setelan jas dan kemejanya.

Pria itu duduk, fokus dengan laptop yang ada di meja kerjanya. Dirinya membelakangi Keyla. Ia nampak sibuk mengamati lembaran kertas yang ada di tangannya. Keyla melangkah pelan sembari menahan saliva.

"Itukah pimpinan perusahaan

ini? Dia kah yang akan menginterview diriku?" celetuk Keyla berbisik cemas.

Ia sudah sampai di depan meja sang CEO misterius itu. Keyla memberanikan diri menyapa pria yang kini tengah duduk di hadapannya.

"Pagi, Pak! Saya Keyla Alifa yang akan melakukan interview hari ini," sapa Keyla memperkenalkan diri. Suaranya bergetar karena gugup yang menguasainya.

"Maaf, Pak! Saya di perintahkan untuk langsung menuju ke ruangan, Bapak. Saya tidak salah kan, Pak?!" tambah Keyla bimbang.

Mendengarnya, pria tampan berwajah oriental ini, melirikan matanya ke arah samping. Sorot matanya tegas dan tajam. 'Keyla! Kamu sudah datang.'

Batinnya sembari tersenyum smirk.

Pria ini meletakkan semua lembaran kertas yang ada di tangannya ke atas meja. Posisinya masih membelakangi Keyla.

rik kursi yang ada di depannya lalu mendudukinya. Kerisauan masih terus menyergapnya.

Dengan gerak lamban, pria itu memutar kursi kerjanya ke arah Keyla. Mengiringi gerakan tubuhnya. Wajah maskulin itu, kini terpampang jelas di hadapan Keyla.

Keyla sempat terpaku menatapnya. Mereka saling menatap satu sama lain. Keyla merasa wajah itu tak asing baginya. Ia merasa pernah bertemu sebelumnya. Namun, Keyla lupa entah di mana mereka pernah bertemu.

CEO ini memandangi Keyla begitu sinis. Kedua matanya tak ingin berkedip. Ada rasa rindu, bercampur kebencian dari dalam sorot matanya.

"Apa kabar, Keyla?! Apa kamu masih mengingatku?" sapanya sekaligus melontarkan pertanyaan yang cukup mengejutkan.

Deg!

Bak petir di siang bolong. Ribuan pertanyaan pun bermunculan di dalam batin Keyla. 'Mengapa dia berkata seperti itu. Seolah - olah telah lama mengenalku. Siapakah dirimu? Pria bermata tajam!'

Keyla tertegun.

"Sudah lama kita tidak bertemu, atau kamu sudah lupa? Aku Dion Prakasa, pria cupu, kutu buku, yang pernah menyatakan cinta padamu di waktu SMA. Kamu masih ingat bukan?!" jelas CEO itu menyatukan dua tangannya untuk menopang dagunya. Sembari mengangkat kedua alisnya. Dion terlihat santai, tetapi tampak angkuh.

Mendengar pernyataan Dion. Keyla semakin tercengang. Berupaya mengingat. Dia tidak percaya.

'Apa?! Dia si culun kutu buku?'

'Tidak mungkin, ini pasti cuma mimpi?!'

'Haruskah aku pura - pura amnesia atau kabur saja...'

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 36 36. Aku Mencintaimu Keyla!   Kemarin08:08
img
7 Bab 7 7. Damn!
06/02/2025
10 Bab 10 10. Lembur
06/02/2025
13 Bab 13 13. Hampir Saja
06/02/2025
16 Bab 16 16. Malam itu
06/02/2025
19 Bab 19 19. Dua Ratu
06/02/2025
20 Bab 20 20. Tunggu!
06/02/2025
25 Bab 25 25. Keyla Dion
14/03/2025
29 Bab 29 29. Terciduk
18/03/2025
34 Bab 34 34. Urgent
23/03/2025
35 Bab 35 35. Bom Waktu
24/03/2025
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY