a
rr
rr
sengaja, mengatur alarm di ponselnya tepat pukul enam pagi. Tangann
alam, ia memutuskan untuk begadang. Karena menonton
Rasanya begitu mengusik telinga. Keyla malah memilih untuk
bangun. Aku ingin tidur 15 menit
agi ini. Bunyi bising motor pun mulai terdengar
g kini tengah memanaskan mesin moto
ang bertanggung jawab dan rajin. Meski hanya memiliki satu put
a Keyla. Meski Keyla kini besar dan mandiri. Baginya, sampai kapanpun
ni usianya sudah tak muda lagi. Namun, masih terlihat cantik d
bih muda 2 tahun dari suaminya. Diana adalah putri dari keturunan orang kaya di k
Arman. Pemuda tampan sederhana, tetapi pemberani yang bers
tkan Diana. Mampu meluluhkan hatinya. Namun ibu
putrinya Diana. Sebab, Arman hanyalah seorang montir motor, yang
luarga. Nenek pernah menawarkan tinggal bersama di kampung. Dan semua biaya hidup d
ertua. Ia yakin ia bisa. Dengan pengorbanan dan kerja kerasnya
ada Arman. Hingga akhirnya ia mantap untuk
p istrinya di depan pintu. "Keyla
ertinya tadi mal
yla hari ini harus masuk bekerja?" timpal Arman
Oh iya, ya Pak! Adu
iri Keyla ke d
an ke dapur u
bisik Diana lembut ke telinga putrinya. K
ngnya sudah j
ang!" bisi
yla terbelalak.
Keyla
unya kesal. Sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Keyla m
epat mandi dan sarapan!"
... b
a saja. Bahkan, rambutnya pun tidak basah. Tak sampai 5 menit Keyla keluar dari kamar
yang juga ada di dapur. Lantai ruma
lemari. Ia bergegas, mengenakan kemeja kerjanya. Keyla memakai blouse berwar
dalam lemari. Sehingga ia tinggal memilih dan menggunakannya saja. Di depan cermin, Keyla menyisir rambutnya yang sedikit kusut. Ia memberikan sedikit sentuhan h
gerai," ucapnya sembari menepuk spons
bungnya lagi sambil mengoleskan tipis, lipstik ke
esa
esan maskara ke bulu matanya yang sudah le
enuju ruang dapur. Di meja makan, sudah tersedia susu hangat dan
cepat. Matanya terus melirik jam
masih saja bersifat kekanak - kanakan. Usai meletakkan
apnya manja sembari tersenyu
paksa Diana lagi. Tetapi Keyla tidak menggubris ibunya. Ia
, dan tidak ingin berdebat mencubit lembut hidung Keyla. Ia memilih mengiya
ang! Hati
ai high heelsnya. Ayahnya sedari tadi sudah menunggun
kesulitan memakai sepatu berhak ti
yang satu arah. Lagi pula Arman khawatir kalau harus melepas
, di alami Keyla. Tiba - tiba saja, laju motor yang mereka bonce
esi tua itu, seolah merajuk. Karena usaha ayahnya tidak membu
Keyla cemberut. Tampak Arman menger
sudah lama tidak diganti," jawab A
tangannya. Yang sudah ha
la harus b
gkot saja! Ini masih setengah jal