, ingin sekali mengusirnya. Suara gaduh dan bising karena pertengkaran K
Keyla berhasil, meyakinkan sang atasan kalau dia tidak berniat terlambat. Tetapi karena mo
n di ulangi lagi! Atau kalau tidak aku akan k
usahaan itu. Dia adalah sahabat sekaligus se
wanita terpikat di tempat itu. Keyla sedikit merasa bersalah.
bil merogoh ponsel yang ada di dalam tasnya. Ia baru saja me
uk sudah telat. Kelihatannya dia banyak tingkah," cibir s
ara karyawan tersebut. Begitu banyak pesan dan panggilan tidak terja
i mana? Kenapa
t telep
awab pes
di kirimkan Dion untuknya. Bahkan
a. Cepat masuk ke ruan
Dion. Keyla harap - harap cemas me
? Semoga saja Dion
u ruangan Dion Prakasa. Sementara y
Intan salah satu karyawati yan
jelalatan. Selain itu, postur tubuhnya yang montok, terkadang membuatnya d
aan itu. Tak heran membuat yang lain segan padanya. Karena buru - b
ih, karena baru kali ini ada karyawati baru yang berani cuek dengannya. Tak terima Intan, berlari
! T
a masih terus berjalan. Tidak menyadari Intan kini
seharusnya kamu bersikap seperti itu dengan seniormu?!"cecar In
ari genggaman Intan. "Auw ... sakit!" r
usnya kamu taat dan patuh dengan kami para senior. Bukankah
terus berjalan," ta
Tapi maaf Mbak! Saya buru - buru," bela Keyl
na. Cuma atasan tertinggi yang boleh dan bisa masuk ke arah sana,
t. Ia sudah tahu, wanita seperti apa yang ada di
menghampiri mereka. Sudah menjadi tugasnya untuk me
ut - ribut, apa yang mem
ng boleh di lakukan dan yang tidak boleh di lakukan karyawan baru di perusa
t manyun ke depan. Tak ingin berlama-lama berdebat dengan keduanya Keyla mengambi
ini!" perintah K
ola matanya membulat. Ia nyaris tidak percaya, seorang Dion Prakasa mengirimkan pesan langsung pada karya
irimkan pesan pada wanita ini.
il menyipitkan
Ia melangkah tergesa, namun terlihat elegan. Tak lupa, Keyla mengibaskan rambut panjangnya
, aku sekarang sekretaris di perusahaan ini. Ya! Aku sek
drama yang dilaluinya di pagi buta. Keyla kini s
as-was. Semoga saja
sar itu. Rasa horor, yang mendadak menyerga
sti bisa! Kamu
terus men
mpat duduknya. Berdiri melipat kedua tangannya, menyatukan alisnya. Menatap Keyla dengan penuh pengh
aya terlambat," ucap
ihat Keyla yang selalu datang terlambat ke sekolah. Namun dengan berbagai macam alasan.
" perintah Dion pada Keyla yang mas
ang sedari tadi, terus berusaha menahan salivanya. Keyla memilih menunduk,
edua tangannya dan memutar - mutar kedua telunjuknya. Sese
ambat?" tanya Dion
ya mogok, Pak! Jadi, saya naik an
membentak. Ia gemas dengan Keyl
u, dan tatap aku di s