Seorang pria, berperawakan besar. Mengenakan setelan kantornya. Penuh wibawa, memanggil nama seorang wanita
di terima di perusahaan ini
tinnya m
Keyla membenahi sedikit penampilannya. Ia tidak ingin ada sesuatu yang salah, atau ada hal lain yang men
u te
hkan kakinya masuk ke dalam. HRD itu menyambutnya hangat. Menatapnya tersen
yang ada di depan mej
u ramah. Ia terlihat ditemani asis
Keyla mematuhinya, dan duduk di depan pria terseb
siap untuk interview hari
k yakin, "Iya,
. Untuk meyakinkan bahwa benar gadis ini yang Pak CEO maksud. Melihat tindaka
us membaca lembaran CV yang di pegangnya. I
informatika terbaik di kampusnya. Dia ju
HRD me
aneh. Ia menyorot seksama raut waj
ng, "Oh tidak
an perusahaan ini, kamu akan di interv
erangah. 'Apa?! Aku akan di interview
eyla da
salah dengan CV yang saya ki
ya berpesan, untuk interview kamu bisa langsung
asing untuk saya. Saya tidak tahu di man
n mengantarmu menuju ke sana
di samping HRD tersebut. Lanta
beranjak dari kursi, dan berjalan melangkah ke
demi ruangan, dan beberapa anakan lift. Akh
iskan ruangan Chief Eksekutif Officer atau ruangan CE
sejauh ini?!' batinnya mulai gugup
gagang pintu ruangan tersebut. Ia menyur
etaris HRD itu menyampaikan kedatangan Keyla. Ia menyunggingka
amu sudah saya serahkan, pada dirinya. Dia menyuruh
bernafas lega. Tapi, ia masih m
s bantuan anda," sahut
kretaris HRD memberikan semangat. Men
berupaya memunculkan kembali rasa percaya dirinya
entuh gagang pintu ruangan itu.
a masih takut untuk masuk. Meski ruangan itu, cukup
rapa lampu yang menerangi. Tidak seperti ruangan CEO yang sering
iri. Terlihat di bagian ruangan tersebut, seorang pria bertu
nya membelakangi Keyla. Ia nampak sibuk mengamati lembaran kertas y
impinan p
nginterview diriku?" cele
terius itu. Keyla memberanikan diri menyap
nterview hari ini," sapa Keyla memperkenalkan diri
gsung menuju ke ruangan, Bapak. Saya tida
, melirikan matanya ke arah samping. Sorot mata
mbari terse
rtas yang ada di tangannya ke atas me
ya lalu mendudukinya. Kerisa
ke arah Keyla. Mengiringi gerakan tubuhnya. Wajah m
n. Keyla merasa wajah itu tak asing baginya. Ia merasa pernah bertem
matanya tak ingin berkedip. Ada rasa rindu,
ngingatku?" sapanya sekaligus melonta
e
dalam batin Keyla. 'Mengapa dia berkata seperti itu. Seolah - ol
tert
ah menyatakan cinta padamu di waktu SMA. Kamu masih ingat bukan?!" jelas CEO itu menyatukan dua tangann
la semakin tercengang. Berupay
si culun
n, ini pasti
a - pura amnesia