/0/17676/coverbig.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c)
Ariana seorang gadis cantik dan sexy putri dari Bu Sarah. Ia melakukan kesalahan di saat malam, yaitu tidur dengan pria asing karena mabuk. Ia kecewa dengan keputusan sang mama yang menikah lagi. Dan ternyata, pria yang tidur dengannya itu adalah calon ayah tirinya. Bagaimana kisah selanjutnya, ikuti terus kisahnya disini ya!
"Mama, mau nikah lagi?" Pekik seorang gadis cantik bernama Ariana.
"Sayang? Kita sudah lama tidak ada figur sosok seorang ayah. Jadi, apa salahnya kalau mama nikah lagi?" jelas sang bunda.
"Ma? Lalu bagaimana dengan papa? Papa pasti sedih, mama tega banget sih?" Protes Ariana dengan wajah memerah.
"Ari? Papa sudah lama meninggalkan kita. Mama ingin ada sosok pria dirumah ini yang bisa menjaga kita." Terang sang bunda.
Ariana terdiam. Ia masih tidak sanggup percaya dengan permintaan sang bunda. Pasalnya ia sangat dekat dengan sang ayah. Memang sudah hampir 7 tahun sang ayah meninggalkan mereka karena kanker. Sang ayah tidak mampu bertahan dan akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua. Ariana masih menganggap ayahnya masih hidup dan selalu melindunginya. Untuk itu, ia sangat terpukul dengan keputusan ibunya. Kalau ibunya nikah lagi, suasana akan menjadi canggung dan ia pun pasti tidak terima. Bukankah sulit menerima orang baru, apalagi harus memanggilnya ayah.
"Aku pergi sebentar ma!" Ariana pergi meninggalkan sang ibu yang masih termangu di sampingnya.
"Ari, ini sudah malam. Kamu mau kemana sayang?" Tanya sang bunda sambil mencekal tangan putri satu-satunya itu.
"Ari ada janji dengan teman-teman." Ariana melepas cekalan tangan ibunya dan pergi keluar.
"Ari, ARIAANNNAAA!!" pekik sang bunda, namun tidak digubris oleh sang putri.
Bu Sarah merasa frustasi. Ia terduduk lesu di sofa panjang dan menyenderkan punggungnya di sandaran sofa tersebut.
"Hah, aku tahu ini pasti akan terjadi. Aku tahu bahwa Ariana akan menentang keputusanku. Tapi mau bagaimana lagi. Aku pun juga ingin melanjutkan hidupku. Aku masih ingin merasakan bagaimana pergi dengan pasangan ke acara-acara penting. Agar aku tidak sendirian lagi. Aku tahu aku salah. Karena aku mengkhianati ayahnya. Tapi ...." Sarah mengusap wajahnya kasar.
Ia memejamkan matanya sejenak. Entah mengapa, wajah putrinya, juga wajah calon suaminya bergilir memenuhi pikirannya. Tiba-tiba wajah mendiang sang suami seakan menyapanya.
"Mas Robby ...." Lirihnya pelan. Kemudian ia membuka matanya dengan kepala yang masih menengadah keatas dengan bersandar pada sofa.
"Resti aku ya mas. Maafkan aku karena menikah lagi. Tapi, bukan maksudku untuk melupakan ataupun mengkhianati kamu mas. Aku hanya tidak ingin sendiri. Aku akan mengunjungi makammu untuk meminta restu sekaligus mendoakan kamu." Kemudian ia memejamkan lagi matanya dan menghela nafas panjang, untuk merilekskan pikirannya.
***
Ariana melajukan mobilnya menuju club' malam. Ia berbohong pada ibunya jika ada janji dengan teman. Padahal ia ingin pergi ke club' untuk menenangkan pikirannya.
Ia memarkirkan mobilnya kemudian masuk ke pintu utama club'.
"Berikan aku satu botol!," ucapnya tiba-tiba pada bartender yang sedang melayani pembeli.
"Nona? Anda yakin? Dengan siapa anda kemari? Bagaimana jika anda mabuk?" Tanya seorang bartender.
"Buatkan saja! Aku sedang frustasi," jawabnya sinis kemudian pergi mencari tempat duduk.
Sang bartender menggeleng pelan. Memang banyak gadis seusia dia yang datang sendirian. Namun setelah itu mereka mabuk, dan dibawa pria entah kemana.
"Hah, apakah dia akan berakhir seperti itu." Ucap bartender kemudian menyiapkan pesanannya.
"Sayang, mama akan menikah lagi,"
"Hah," Suara bundanya terus terngiang didalam benaknya. Antara mengizinkan atau tidak. Ia bingung. Salah satunya ia tidak ingin mengkhianati sang ayah, tapi juga kasihan melihat mamanya yang mengurus semuanya sendiri. Baik perusahaan dan bisnis yang ditinggalkan papanya.
"Sayang? Mama ingin ada yang membantu mama mengelola bisnis papa. Mama sudah izin sama papa untuk memberikan restunya. Kini, mama meminta restu itu darimu juga." Kembali kata-kata sang bunda terngiang-ngiang di pikirannya.
"Aahh, fuucckkk. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana bisa aku hidup dengan pria besar yang baru aku kenal, dan langsung memanggilnya papa. Ih, lagipula dia pasti jelek, perutnya bergelambir , hitam, dan berkacamata. Jika iya, mamaku masih cantik dan kencang, masa mau sama orang kaya gitu. Aaahhh, fucking shit." Umpatnya.
"Silahkan pesanan anda!" Ucap sang pelayan.
"Terimakasih." Ucapnya acuh. Kemudian ia langsung menenggak minuman itu tanpa menggunakan gelas.
Ariana Chelsea Wijaya. Adalah seorang gadis putri tunggal keluarga Wijaya, yang memiliki bisnis yang besar. Diantaranya bisnis tambang emas dan berlian, perusahaan dibidang teknologi dan juga makanan.
Ia memiliki wajah yang cantik dan manis. Ia kuliah jurusan bisnis di salah satu kampus ternama di Indonesia. Walaupun umurnya masih timur, tapi ia memiliki tubuh sintal yang sanggup membuat para lelaki melirik kearahnya. Dada super besar dan bokong super padat. Sehingga membuat para pria selalu menelan ludah ketika melihat dirinya.
Tanpa terasa satu botol minuman beralkohol itu sudah habis ia tenggak. Tubuhnya menjadi panas dingin dan ingin terus minum dan minum lagi.
"Ahhh, dasar. Ada-ada saja yang selalu membuatku pusing. Hmm, kenapa lampu diskonya berputar-putar? Orang-orangnya juga. Mereka melayang, apakah mereka hantu?" Racau Ariana yang sudah mabuk, namun ia masih bisa berjalan. Club' ini menyediakan hotel untuk menginap juga. Ariana tahu jika ia tidak mungkin pulang dan menyetir. Untuk itu, ia memutuskan untuk bermalam di hotel saja.
"Hmm. Nona, anda baik-baik saja?" Sapa sang bartender.
"Ricky. Itukah namamu? Hmm, manis sekali." Kemudian Ariana kembali berjalan tertatih menuju kamar hotelnya.
"Hah, astaga. Dasar gadis aneh," Ricky menggelengkan kepalanya dan menatap aneh pada Ariana.
Ariana menyusuri satu persatu kamar. Banyak dari mereka yang melakukan hubungan hanya di luar, walaupun tidak sampai intim.
"Menjijikkan. Apakah mereka tidak bisa menyewa kamar." Ariana terus berjalan dan memastikan setiap angka dan mencari angka kamarnya.
"Okay. 103, 104, 105, ah ini dia, 106, kamarku." Kemudian ia membuka kunci pintunya. Namun tidak bisa. Bahkan sudah berkali-kali mencoba, tetap pintu tidak terbuka.
"Haiisshh, kenapa pintunya tidak bisa dibuka dengan kunci? Masuk saja tidak, menyebalkan. Aahh kepalaku tambah pusing sekali." Ucap Ariana sambil memegangi kepalanya.
Namun tiba-tiba ia memegang daun pintu itu dan membukanya. Kemudian pintu itu berhasil terbuka.
"Loh, kenapa tidak dikunci? Apakah pintu ini ajaib, sampai-sampai tidak memerlukan kunci? Ah peduli setan." Kemudian dengan tertatih, Ariana masuk kedalam kamar. Kamarnya begitu gelap dan iapun segera mencari tombol lampu. Namun itu hanya lampu tidur yang baik remang.
"Aahh, kenapa tiba-tiba tubuhku panas? Apakah aku lagi pengen? Hahaha, menjijikkan. Aku kan belum pernah melakukannya. Aku aja belum tahu rasanya." Ucap Ariana.
Tiba-tiba datang seorang pria dengan perawakan tinggi dengan badan besar berotot.
"Hei, siapa kamu? Berani sekali memasuki kamarku?" Pekik pria itu.
"Apa? Ini kamarmu? Ck ck ck, tidak mungkin. Ini kamarku. Ini nomor 106, ini kamarku." Kekeh Ariana.
"Heh, kamarmu ada disebelah. Ini nomor 107," kekeh pria itu juga.
"Tidak mungkin." Ariana berjalan gontai menuju pria besar itu.
Pria yang sangat maskulin, dengan badan atletis dan dada bidang serta perut sixpack yang tercetak jelas di balik kaos tipis yang ia kenakan.
"Ow, apakah aku salah kamar? Tapi, kepalaku sudah sangat pusing. Tubuhku juga rasanya panas. Kalau begitu, aku nginep disini aja ya malam ini," ucap Ariana dengan mudahnya.
"Apa? Tidak bisa. Ya sudah, kalau begitu aku antar kamu ke kamar sebelah. Merepotkan saja," kemudian pria itu mendekati Ariana, bermaksud untuk mengantarkan Ariana ke kamarnya.
"Mau kemana? Aku tidak mau, aku mau tidur disini. Jangan!" Berontak Ariana.
"Apa? Kamu tidak bisa tidur disini. Ini kamarku!" Kekeh pria itu.
"Tidak mungkin. Ini pasti kamarku." Kemudian Ariana mendorong pria itu hingga terjerembab ke atas ranjang.
"Ehh, apa yang kau-"
"Om sangat tampan dan menggoda. Bolehkah aku memeluk om?" Ucap Ariana dengan mata sayu dan wajah yang merah.
Jujur saja, perlakuan ariana membuat bulu kuduk pria itu merinding. Wajah yang cantik dan ayu, dengan blush on natural di pipinya. Dada besar yang menggantung menggoda. Dengan rok pendek yang disibakkan kapan saja.
Tidak terasa, big junior pria itu mengeras. Tiba-tiba ia ingin menuntaskan hasratnya dan berpetualang panas malam ini.
"Om, kenapa diam saja? Apakah aku secantik dan sexy itu, hm?" Goda Ariana.
Tiba-tiba Ariana menyambar bibir tebal pria itu dan melumatnya rakus.
"Euunnghhh," pria itu berusaha keras melepaskan Ariana darinya. Namun Ariana adalah gadis yang kuat. Ia mampu bertahan dan terus melumat bibir tebal itu dengan bringas.
"Hei, hen-ti-kan!" Hardik Pria itu.
Puas menikmati bibir itu, Ariana langsung turun menuju leher sambil memilin puncak kembar sang pria asing itu. Nafas pria asing itu memburu. Tubuhnya berdesir dan merasa nikmat dengan semua perlakuan Ariana.
"Aaahhhh fuck, kenapa dia pintar sekali. I-ini ...." Racau sang pria asing.
Tiba-tiba, Ariana berhenti melakukan kegiatannya. Jujur itu membuat sang pria kecewa. Ia pikir, perlakuan gadis asing ini akan berhenti. Namun ia salah. Gadis ini dengan kasar melepas tasnya dan membuangnya sembarangan. Kemudian ia membuka kancing bajunya satu persatu, sehingga nampaklah gunung kembar yang super dupper besar.
"B-besar sekali?" Glup, sang pria menelan salivanya berat.
Terlihat bukit kembar itu menggantung sempurna dengN puncak pink kemerahan.
"Bagaimana om, apakah kita akan berhenti atau lanjut?' tanya Ariana dengan nada menggoda.
"Fucking shit." Pria itu kemudian meraih tubuh sintal itu dan membalikkan keadaan. Kini posisi Ariana berD dibawah Kungkungan sang pria besar.
"Kau yang membangunkanku. Jadi, jangan harap kamu bisa lepas dariku dengan mudah," ucap sang pria besar sambil membuka bajunya, sehingga menampilkan enam otot perut yang berjejer rapi disana.
"Aku harap kau tidak menyesal,"
Bersambung
Alina terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Jantungnya berdebar kencang, napasnya tersengal-sengal. Mimpi itu lagi. Mimpi yang selalu menghantuinya setiap malam
Naya melangkah cepat, sepatu hak tingginya mengetuk lantai marmer koridor kantor dengan irama yang familiar. Wajahnya, yang biasanya memancarkan keceriaan, tampak lesu. Matanya, yang biasanya berbinar dengan semangat, kini redup, seolah memendam beban berat.
Maya, dengan rambut cokelat keemasan yang selalu terurai bebas dan mata biru yang berbinar-binar, adalah personifikasi semangat muda. Ia selalu bersemangat dalam menjalani hidup, tak pernah lelah mengejar mimpi-mimpi yang terukir di hatinya. Hari itu, seperti biasa, ia menjelajahi lorong-lorong toko barang bekas di pusat kota, mencari harta karun tersembunyi yang mungkin terlupakan oleh pemiliknya sebelumnya.
Kota Harapan, dengan rumah-rumah tua bercat warna pastel dan taman-taman kecil yang tertata rapi, terasa begitu damai dan menenangkan. Aria, seorang fotografer muda yang baru saja pindah ke sini, berharap dapat menemukan inspirasi baru untuk karyanya. Ia ingin menangkap keindahan sederhana yang terpancar dari setiap sudut kota ini.
Mentari mulai meredup, menorehkan warna jingga dan ungu di cakrawala. Ombak berdesir lembut di bibir pantai, menyapa kaki-kaki telanjang Laras yang menapaki pasir lembut. Angin sepoi-sepoi membawa aroma laut asin yang familiar, membangkitkan kenangan masa kecil yang terlupakan. Laras memejamkan mata, menghirup dalam-dalam udara segar yang terasa begitu menenangkan.
Safira adalah seorang gadis berusia 25 tahun yang tinggal di kota kecil bernama Springville. Ia memiliki wajah yang cantik dengan mata berwarna cokelat yang memikat dan senyum yang ramah. Safira dikenal sebagai sosok yang selalu siap membantu orang lain tanpa pamrih.
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Kebutuhan biologis adalah manusiawi. Tak perduli dia berprofesi apa dalam dunianya, namun nagkah batin jelas tak mengenal tahta, kasta maupun harta.
18+, hampir tiap bab memiliki unsur kedewasaan, jadi tidak di peruntukan pembaca di bawah 18 tahun ke bawah. Cerita ini berlatar belakang seorang mahasiswa yang memiliki prestasi cukup lumayan. Iapun hanya seorang pria yang memiliki perekonomian yang tidak terlalu mendukung, namun bisa melanjutkan pendidikannya di salah satu kampus ternama, di karenakan ia memiliki kecerdasan hingga dia bisa mendapatkan beasiswa. Awalnya ia tak pernah menyangka kalau dirinya akan menjadi pria yang di lirik banyak wanita, berhubung parasnya tidak terlalu mendukung. Namun sepeninggalnya sahabat terbaiknya, di saat itulah dia mendapatkan semuanya.
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"