Ariana seorang gadis cantik dan sexy putri dari Bu Sarah. Ia melakukan kesalahan di saat malam, yaitu tidur dengan pria asing karena mabuk. Ia kecewa dengan keputusan sang mama yang menikah lagi. Dan ternyata, pria yang tidur dengannya itu adalah calon ayah tirinya. Bagaimana kisah selanjutnya, ikuti terus kisahnya disini ya!
"Mama, mau nikah lagi?" Pekik seorang gadis cantik bernama Ariana.
"Sayang? Kita sudah lama tidak ada figur sosok seorang ayah. Jadi, apa salahnya kalau mama nikah lagi?" jelas sang bunda.
"Ma? Lalu bagaimana dengan papa? Papa pasti sedih, mama tega banget sih?" Protes Ariana dengan wajah memerah.
"Ari? Papa sudah lama meninggalkan kita. Mama ingin ada sosok pria dirumah ini yang bisa menjaga kita." Terang sang bunda.
Ariana terdiam. Ia masih tidak sanggup percaya dengan permintaan sang bunda. Pasalnya ia sangat dekat dengan sang ayah. Memang sudah hampir 7 tahun sang ayah meninggalkan mereka karena kanker. Sang ayah tidak mampu bertahan dan akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua. Ariana masih menganggap ayahnya masih hidup dan selalu melindunginya. Untuk itu, ia sangat terpukul dengan keputusan ibunya. Kalau ibunya nikah lagi, suasana akan menjadi canggung dan ia pun pasti tidak terima. Bukankah sulit menerima orang baru, apalagi harus memanggilnya ayah.
"Aku pergi sebentar ma!" Ariana pergi meninggalkan sang ibu yang masih termangu di sampingnya.
"Ari, ini sudah malam. Kamu mau kemana sayang?" Tanya sang bunda sambil mencekal tangan putri satu-satunya itu.
"Ari ada janji dengan teman-teman." Ariana melepas cekalan tangan ibunya dan pergi keluar.
"Ari, ARIAANNNAAA!!" pekik sang bunda, namun tidak digubris oleh sang putri.
Bu Sarah merasa frustasi. Ia terduduk lesu di sofa panjang dan menyenderkan punggungnya di sandaran sofa tersebut.
"Hah, aku tahu ini pasti akan terjadi. Aku tahu bahwa Ariana akan menentang keputusanku. Tapi mau bagaimana lagi. Aku pun juga ingin melanjutkan hidupku. Aku masih ingin merasakan bagaimana pergi dengan pasangan ke acara-acara penting. Agar aku tidak sendirian lagi. Aku tahu aku salah. Karena aku mengkhianati ayahnya. Tapi ...." Sarah mengusap wajahnya kasar.
Ia memejamkan matanya sejenak. Entah mengapa, wajah putrinya, juga wajah calon suaminya bergilir memenuhi pikirannya. Tiba-tiba wajah mendiang sang suami seakan menyapanya.
"Mas Robby ...." Lirihnya pelan. Kemudian ia membuka matanya dengan kepala yang masih menengadah keatas dengan bersandar pada sofa.
"Resti aku ya mas. Maafkan aku karena menikah lagi. Tapi, bukan maksudku untuk melupakan ataupun mengkhianati kamu mas. Aku hanya tidak ingin sendiri. Aku akan mengunjungi makammu untuk meminta restu sekaligus mendoakan kamu." Kemudian ia memejamkan lagi matanya dan menghela nafas panjang, untuk merilekskan pikirannya.
***
Ariana melajukan mobilnya menuju club' malam. Ia berbohong pada ibunya jika ada janji dengan teman. Padahal ia ingin pergi ke club' untuk menenangkan pikirannya.
Ia memarkirkan mobilnya kemudian masuk ke pintu utama club'.
"Berikan aku satu botol!," ucapnya tiba-tiba pada bartender yang sedang melayani pembeli.
"Nona? Anda yakin? Dengan siapa anda kemari? Bagaimana jika anda mabuk?" Tanya seorang bartender.
"Buatkan saja! Aku sedang frustasi," jawabnya sinis kemudian pergi mencari tempat duduk.
Sang bartender menggeleng pelan. Memang banyak gadis seusia dia yang datang sendirian. Namun setelah itu mereka mabuk, dan dibawa pria entah kemana.
"Hah, apakah dia akan berakhir seperti itu." Ucap bartender kemudian menyiapkan pesanannya.
"Sayang, mama akan menikah lagi,"
"Hah," Suara bundanya terus terngiang didalam benaknya. Antara mengizinkan atau tidak. Ia bingung. Salah satunya ia tidak ingin mengkhianati sang ayah, tapi juga kasihan melihat mamanya yang mengurus semuanya sendiri. Baik perusahaan dan bisnis yang ditinggalkan papanya.
"Sayang? Mama ingin ada yang membantu mama mengelola bisnis papa. Mama sudah izin sama papa untuk memberikan restunya. Kini, mama meminta restu itu darimu juga." Kembali kata-kata sang bunda terngiang-ngiang di pikirannya.
"Aahh, fuucckkk. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana bisa aku hidup dengan pria besar yang baru aku kenal, dan langsung memanggilnya papa. Ih, lagipula dia pasti jelek, perutnya bergelambir , hitam, dan berkacamata. Jika iya, mamaku masih cantik dan kencang, masa mau sama orang kaya gitu. Aaahhh, fucking shit." Umpatnya.
"Silahkan pesanan anda!" Ucap sang pelayan.
"Terimakasih." Ucapnya acuh. Kemudian ia langsung menenggak minuman itu tanpa menggunakan gelas.
Ariana Chelsea Wijaya. Adalah seorang gadis putri tunggal keluarga Wijaya, yang memiliki bisnis yang besar. Diantaranya bisnis tambang emas dan berlian, perusahaan dibidang teknologi dan juga makanan.
Ia memiliki wajah yang cantik dan manis. Ia kuliah jurusan bisnis di salah satu kampus ternama di Indonesia. Walaupun umurnya masih timur, tapi ia memiliki tubuh sintal yang sanggup membuat para lelaki melirik kearahnya. Dada super besar dan bokong super padat. Sehingga membuat para pria selalu menelan ludah ketika melihat dirinya.
Tanpa terasa satu botol minuman beralkohol itu sudah habis ia tenggak. Tubuhnya menjadi panas dingin dan ingin terus minum dan minum lagi.
"Ahhh, dasar. Ada-ada saja yang selalu membuatku pusing. Hmm, kenapa lampu diskonya berputar-putar? Orang-orangnya juga. Mereka melayang, apakah mereka hantu?" Racau Ariana yang sudah mabuk, namun ia masih bisa berjalan. Club' ini menyediakan hotel untuk menginap juga. Ariana tahu jika ia tidak mungkin pulang dan menyetir. Untuk itu, ia memutuskan untuk bermalam di hotel saja.
"Hmm. Nona, anda baik-baik saja?" Sapa sang bartender.
"Ricky. Itukah namamu? Hmm, manis sekali." Kemudian Ariana kembali berjalan tertatih menuju kamar hotelnya.
"Hah, astaga. Dasar gadis aneh," Ricky menggelengkan kepalanya dan menatap aneh pada Ariana.
Ariana menyusuri satu persatu kamar. Banyak dari mereka yang melakukan hubungan hanya di luar, walaupun tidak sampai intim.
"Menjijikkan. Apakah mereka tidak bisa menyewa kamar." Ariana terus berjalan dan memastikan setiap angka dan mencari angka kamarnya.
"Okay. 103, 104, 105, ah ini dia, 106, kamarku." Kemudian ia membuka kunci pintunya. Namun tidak bisa. Bahkan sudah berkali-kali mencoba, tetap pintu tidak terbuka.
"Haiisshh, kenapa pintunya tidak bisa dibuka dengan kunci? Masuk saja tidak, menyebalkan. Aahh kepalaku tambah pusing sekali." Ucap Ariana sambil memegangi kepalanya.
Namun tiba-tiba ia memegang daun pintu itu dan membukanya. Kemudian pintu itu berhasil terbuka.
"Loh, kenapa tidak dikunci? Apakah pintu ini ajaib, sampai-sampai tidak memerlukan kunci? Ah peduli setan." Kemudian dengan tertatih, Ariana masuk kedalam kamar. Kamarnya begitu gelap dan iapun segera mencari tombol lampu. Namun itu hanya lampu tidur yang baik remang.
"Aahh, kenapa tiba-tiba tubuhku panas? Apakah aku lagi pengen? Hahaha, menjijikkan. Aku kan belum pernah melakukannya. Aku aja belum tahu rasanya." Ucap Ariana.
Tiba-tiba datang seorang pria dengan perawakan tinggi dengan badan besar berotot.
"Hei, siapa kamu? Berani sekali memasuki kamarku?" Pekik pria itu.
"Apa? Ini kamarmu? Ck ck ck, tidak mungkin. Ini kamarku. Ini nomor 106, ini kamarku." Kekeh Ariana.
"Heh, kamarmu ada disebelah. Ini nomor 107," kekeh pria itu juga.
"Tidak mungkin." Ariana berjalan gontai menuju pria besar itu.
Pria yang sangat maskulin, dengan badan atletis dan dada bidang serta perut sixpack yang tercetak jelas di balik kaos tipis yang ia kenakan.
"Ow, apakah aku salah kamar? Tapi, kepalaku sudah sangat pusing. Tubuhku juga rasanya panas. Kalau begitu, aku nginep disini aja ya malam ini," ucap Ariana dengan mudahnya.
"Apa? Tidak bisa. Ya sudah, kalau begitu aku antar kamu ke kamar sebelah. Merepotkan saja," kemudian pria itu mendekati Ariana, bermaksud untuk mengantarkan Ariana ke kamarnya.
"Mau kemana? Aku tidak mau, aku mau tidur disini. Jangan!" Berontak Ariana.
"Apa? Kamu tidak bisa tidur disini. Ini kamarku!" Kekeh pria itu.
"Tidak mungkin. Ini pasti kamarku." Kemudian Ariana mendorong pria itu hingga terjerembab ke atas ranjang.
"Ehh, apa yang kau-"
"Om sangat tampan dan menggoda. Bolehkah aku memeluk om?" Ucap Ariana dengan mata sayu dan wajah yang merah.
Jujur saja, perlakuan ariana membuat bulu kuduk pria itu merinding. Wajah yang cantik dan ayu, dengan blush on natural di pipinya. Dada besar yang menggantung menggoda. Dengan rok pendek yang disibakkan kapan saja.
Tidak terasa, big junior pria itu mengeras. Tiba-tiba ia ingin menuntaskan hasratnya dan berpetualang panas malam ini.
"Om, kenapa diam saja? Apakah aku secantik dan sexy itu, hm?" Goda Ariana.
Tiba-tiba Ariana menyambar bibir tebal pria itu dan melumatnya rakus.
"Euunnghhh," pria itu berusaha keras melepaskan Ariana darinya. Namun Ariana adalah gadis yang kuat. Ia mampu bertahan dan terus melumat bibir tebal itu dengan bringas.
"Hei, hen-ti-kan!" Hardik Pria itu.
Puas menikmati bibir itu, Ariana langsung turun menuju leher sambil memilin puncak kembar sang pria asing itu. Nafas pria asing itu memburu. Tubuhnya berdesir dan merasa nikmat dengan semua perlakuan Ariana.
"Aaahhhh fuck, kenapa dia pintar sekali. I-ini ...." Racau sang pria asing.
Tiba-tiba, Ariana berhenti melakukan kegiatannya. Jujur itu membuat sang pria kecewa. Ia pikir, perlakuan gadis asing ini akan berhenti. Namun ia salah. Gadis ini dengan kasar melepas tasnya dan membuangnya sembarangan. Kemudian ia membuka kancing bajunya satu persatu, sehingga nampaklah gunung kembar yang super dupper besar.
"B-besar sekali?" Glup, sang pria menelan salivanya berat.
Terlihat bukit kembar itu menggantung sempurna dengN puncak pink kemerahan.
"Bagaimana om, apakah kita akan berhenti atau lanjut?' tanya Ariana dengan nada menggoda.
"Fucking shit." Pria itu kemudian meraih tubuh sintal itu dan membalikkan keadaan. Kini posisi Ariana berD dibawah Kungkungan sang pria besar.
"Kau yang membangunkanku. Jadi, jangan harap kamu bisa lepas dariku dengan mudah," ucap sang pria besar sambil membuka bajunya, sehingga menampilkan enam otot perut yang berjejer rapi disana.
"Aku harap kau tidak menyesal,"
Bersambung
Alina terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Jantungnya berdebar kencang, napasnya tersengal-sengal. Mimpi itu lagi. Mimpi yang selalu menghantuinya setiap malam
Naya melangkah cepat, sepatu hak tingginya mengetuk lantai marmer koridor kantor dengan irama yang familiar. Wajahnya, yang biasanya memancarkan keceriaan, tampak lesu. Matanya, yang biasanya berbinar dengan semangat, kini redup, seolah memendam beban berat.
Maya, dengan rambut cokelat keemasan yang selalu terurai bebas dan mata biru yang berbinar-binar, adalah personifikasi semangat muda. Ia selalu bersemangat dalam menjalani hidup, tak pernah lelah mengejar mimpi-mimpi yang terukir di hatinya. Hari itu, seperti biasa, ia menjelajahi lorong-lorong toko barang bekas di pusat kota, mencari harta karun tersembunyi yang mungkin terlupakan oleh pemiliknya sebelumnya.
Kota Harapan, dengan rumah-rumah tua bercat warna pastel dan taman-taman kecil yang tertata rapi, terasa begitu damai dan menenangkan. Aria, seorang fotografer muda yang baru saja pindah ke sini, berharap dapat menemukan inspirasi baru untuk karyanya. Ia ingin menangkap keindahan sederhana yang terpancar dari setiap sudut kota ini.
Mentari mulai meredup, menorehkan warna jingga dan ungu di cakrawala. Ombak berdesir lembut di bibir pantai, menyapa kaki-kaki telanjang Laras yang menapaki pasir lembut. Angin sepoi-sepoi membawa aroma laut asin yang familiar, membangkitkan kenangan masa kecil yang terlupakan. Laras memejamkan mata, menghirup dalam-dalam udara segar yang terasa begitu menenangkan.
Safira adalah seorang gadis berusia 25 tahun yang tinggal di kota kecil bernama Springville. Ia memiliki wajah yang cantik dengan mata berwarna cokelat yang memikat dan senyum yang ramah. Safira dikenal sebagai sosok yang selalu siap membantu orang lain tanpa pamrih.
BERISI BANYAK ADEGAN HOT! Rey pemuda berusia 20 tahunan mulai merasakan nafsu birahinya naik ketika hadirnya ibu tiri. Ayahnya menikah dengan wanita kembar yang memiliki paras yang cantik dan tubuh yang molek. Disitulah Rey mencari kesempatan agar bisa menyalurkan hasratnya. Yuk ikuti cerita lengkapnya !!
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?