/0/17107/coverbig.jpg?v=71acc20171e6e29bdd625a25bc2f3358)
Renata Deanita akhirnya kembali jatuh cinta, setelah cukup lama menyandang status single. Dan yang lebih parahnya, ia harus jatuh cinta dengan atasannya yang terkenal galak, dingin, angkuh serta memiliki tatapan setajam elang. Arjuna Tunggajaya Nuraga, pria yang disukai oleh Renata secara diam-diam. Namun, siapa sangka ternyata Arjuna juga memiliki rasa yang sama terhadap Renata. Hanya saja dia terlalu takut untuk mengungkapkannya. Bukan apa-apa, tapi karena Arjuna tak ingin mengulang kisah asmarahnya yang kelam-ditinggalkan oleh istrinya ketika pernikahan mereka baru menginjak usia enam bulan. Hingga sebuah ciuman spontan yang diberikan Arjuna kepada Renata mengubah segalanya, ciuman yang kemudian berlanjut menjadi malam-malam panas yang bergelora dan penuh hasrat di Kota Bandung. Hubungan mereka berjalan begitu lancar, sehingga keduanya tak ingin menunda-nunda lagi untuk membawa status mereka ke jenjang yang lebih serius-pernikahan. Tapi, apakah benar, tidak ada yang mengintai dan mengancam hubungan Renata dan Arjuna? Bagaimana kalau ancaman itu justru datang dari orang yang tidak pernah mereka duga?
"Jantungku selalu berdetak lebih cepat ketika melihat sosokmu." - Renata Deanita -
Pagi ini, Renata bangun dengan rasa bahagia dan semangat yang menggebu-gebu. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai Sous Chef, posisi yang membuatnya otomatis berada satu tingkat di bawah Executive Chef yang bertanggung jawab pada semua resep di salah satu hotel terkenal di Indonesia. Yaitu SHANGRI'LA HOTEL & RESORT.
Karena ini adalah hari pertamanya bekerja, jadi Renata tidak ingin terlambat datang satu detik pun. Dia bergegas untuk mandi saat jam dinding sudah menunjukan pukul enam. Renata tinggal sendiri sejak setahun yang lalu, semenjak kedua orangtuanya meninggal dunia. Dimulai dari ibunya yang meninggal karena mengidap kanker rahim. Selanjutnya, beberapa bulan kemudian sang ayah meninggal karena mengidap kanker paru-paru. Saat itu, Renata dan adiknya - Renita - sangat terpukul. Bukannya satu orangtua, mereka harus kehilangan dua-duanya. Meskipun begitu, baik Renata maupun Renita bisa hidup secara mandiri.
Sang adik, Renita sudah hidup bahagia dengan suaminya dan kini tinggal di Palembang. Renata tidak masalah, jika sang adik mendahului dirinya untuk menikah. Karena mereka berdua telah sepakat bahwa siapa yang mendapat jodoh terlebih dahulu, maka dia harus segera menikah. Ditambah lagi, keluarga mereka tidak pernah percaya pada mitos-mitos yang beredar - bahwa seorang adik tidak boleh melangkahi kakaknya dan menikah duluan.
Bukan berarti Renata tidak pernah berhubungan dengan pria. Dia pernah merasakannya, sekali dalam hidupnya, sebelum akhirnya disakiti. Dia harus rela menerima kenyataan bahwa sang kekasih ternyata sudah memiliki istri. Itulah yang menyebabkan Renata tidak ingin lagi menjalin hubungan apapun dengan seorang pria. Cukup sekali ia melakukannya dan cukup sekali ia merasakan sakit hati akibat cinta. Sekarang, ia hanya akan fokus pada karirnya. Menjadi wanita karir jauh lebih baik daripada berhubungan dengan yang namanya pria.
Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit bagi Renata untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian dia berjalan menuju lemari pakaian dan mencari chef jacket berwarna putih. Setelah mengenakan chef jacket kebanggaannya, berikut jaket denim, Renata pun mengambil toolbag yang berada di atas lemari. Lalu memulai dengan memasukkan dua buah kain lap, satu buah apron hitam, cook hat beserta dua buah pisau berukuran sedang yang mungkin saja akan dibutuhkannya. Tak lupa juga, ia memasukkan buku catatan kecil dan pulpen - untuk menuliskan beberapa resep baru, yang pasti akan ia dapatkan di hotel nanti.
☆☆☆☆☆
"Sudah siap bekerja hari ini?"
Ini adalah kedua kalinya Renata bertemu dengan Arjuna Tunggajaya Nuraga - Executive Chef sekaligus atasan langsungnya. Kesan pertama yang terlintas di kepala Renata saat ia diwawancara Arjuna pria itu masih muda, juga tampan, boleh dibilang seksi abis, dengan rahang kuat dan sorot mata yang tajam. Tidak itu saja, tubuhnya juga atletis walaupun ditutupi oleh chef jacket yang lumayan besar. Saat itu, Renata tidak sadar bahwa dia mengigit bibir bawanya seraya memandangi Arjuna dari atas ke bawah.
Hari ini, ketika dia dibawa oleh asisten human resources untuk menemui Arjuna, pria itu masih setampan kali pertama dia melihatnya. Bahkan mungkin lebih tampan. Dan kesan angkuh serta sikap dinginnya masih sama seperti kali pertama.
Renata mengangguk dan menjawab tegas pertanyaan pria itu, "Sudah, Pak."
Arjuna menatap Renata sejenak, memeriksa tampilan wanita itunsebelum berujar tegas, "Bagus. Selamat datang kalau begitu."
Yang Renata tidak tahu, Arjuna juga menyimpan kesan sendiri. Pertama kali dia melihat Renata, dia berpikir wanita itu memang cantik tapi terlihat lugu dan terkesan tolol. Tapi riwayat hidup dan pengalaman kerjanya cukup mengesankan. Dan hari ini ketika Renata mengenakan seragam chef, wanita itu terlihat cukup profesional. Selanjutnya, Arjuna hanya perlu mengetes kemampuan wanita itu.
Renata masih bergeming sehingga Arjuna membentak pelan.
"Apa kamu di sini hanya untuk memandangi saya seperti itu?" tanya Arjuna. yang membuat Renata tersentak.
"Eh?" ucap Renata spontan.
Arjuna menghela napas gusar, baru saja dia berpikir wanita itu tidak tampak tolol. "Ikut saya!" Tanpa menunggu apakah wanita itu mengikutinya ataukah tidak, Arjuna membuka pintu kantor dan berderap menuju medan tempurnya - dapur hotel yang berukuran besar. Setelah perkenalan basa-basi, seluruh staf di ruangan tersebut menyebar ke mana-mana, masing-masing siap meneruskan pekerjaannya kembali, sehingga tinggallah Renata dan Arjuna yang masih saling berdiri berhadapan. Arjuna mendengus sejenak dan berbalik memungungi Renata, hanya untuk mendapati bahwa wanita itu masih mengikutinya.
"Mau mengikuti saya sampai mati?" Arjuna membalikkan tubuhnya dan menatap Renata yang kelihatan kebingungan.
"Ya? Eh, maaf ya, Pak." Renata sedikit membungkukkan tubuh, dengan maksud meminta maaf.
"KERJA!!!" teriak Arjuna, nmemekakkan kedua telinga Renata dan membuat seisi dapur tak berani nmenatap mereka berdua.
"Ba-baik, Pak." balas Renata dengan bibir bergetar karena rasamterkejutnya yang belum juga hilang.
Wanita itu melihat Arjuna yang melangkah menjauhinya. Prianitu kembali pada pekerjaannya yaitu memasak. Renata dapat melihat betapa lincahnya kedua tangan Arjuna dalam mengolah bahan dan bumbu masakan. Hingga Renata merasakan senggolan pelan pada bahunya.
"Yang sabar, ya," ucap orang yang baru saja menyenggol bahunya.
"Gue Imelda, lo?"
"Ke-Renata," jawab Renata pelan, kemudian bergerak untuk berdiri di samping Imelda yang sedang memotong beberapa sayuran.
"Kayaknya cuma kita cewek yang ada di dapur ini. Syukurlah, akhirnya gue dapat teman kerja cewek juga di sini. Kalau gak,nbisa resign lama-lama. Pada gak waras semua."
Renata merasa bahwa Imelda adalah tipe orang yang mudah bergaul, sehingga dia mulai tak sungkan dengan teman barunya tersebut. Sambil ikut memotong beberapa sayuran, Renata pun mulai bertanya kembali. "Emangnya, orang-orang di sini pada nggak wa--"
"RENATA!" Teriakan itu berhasil membuat tubuh Renata menegang seketika. "Coba kamu buatkan saya Cream Soup!" perintah Arjuna, yang entah kapan sudah berada di belakangnya.
"Cepat!" bentaknya. "Kalau kerja di sini, jangan lelet. Dan satu lagi, kamu tidak perlu saya suruh-suruh untuk membuat ini, itu atau apapun. Kamu harus bisa bekerja sendiri, punya inisiatif sendiri, cek daftar makanan apa saja yang kosong dan kamu bisa membuatnya."
Renata mengangguk pelan dengan tubuh yang masih bergetar kecil. Kemudian, dia membalikkan tubuh dan mulai mengambil bahan-bahan untuk membuat Cream Soup. Cream soup bukan masalah besar, dia bisa membuatnya dengan cepat dan benar. Dan tentu saja enak, terbukti saat Imelda mencicipi buatannya tersebut.
"Cream Soup terbaik yang pernah gue rasain di sini, ya punya lo," puji Imelda yang membuat kedua pipi Renata memerah karena tersipu.
"Makasih, Kak Imelda."
"Sudah, panggil aja Imelda, Imel, Elda, atau apapun, terserah lo. Jangan panggil gue pake embel-embel Kak, karena gue nggak suka. Dan lo jangan pernah merasa canggung sama gue. Kita bisa berteman dengan baik, oke?"
Setidaknya ada Imelda yang dapat membuatnya tenang dan betah berada di dapur. Ada Imelda yang menjadi penghiburnya ketika atasannya itu berteriak dan membentak dirinya. Tapi Renata suka. Dia suka karena bisa bekerja di dapur ini. Bukan karena suka kepada Arjuna Tunggajaya Nuraga.
Renata sedang sibuk membuka apron dan melipatnya dengan rapi, ketika Imel mendekatinya. "Renata, lo mau makan siang sekarang?"
Renata mengangguk cepat, karena memang dia sudah lapar. Jadi, mereka berdua pun mulai meninggalkan dapur untuk mengunjungi kantin khusus karyawan di hotel ini.
"Eh, kenapa sih lo mau kerja sini?" tanya Imelda sembari mengambil nasi, tempe mendoan, dan tumis tauge tahu.
"Ya, karena gue suka sama dapur," balas Renata ketika mereka sudah menempatkan diri pada kursi yang tersedia.
Imelda menghela napas saat mendengar jawaban Renata yang terdengar bodoh. Bukan jawaban itu yang Imelda harapkan dari seorang Renata Deanita. Melainkan alasan mengapa Renata mau melamar di hotel ini.
"Gue baru kenal lo hari ini. Dan gue mencium bau-bau kalau lo cukup bego kalau diajak bicara," tawa Imelda berderai disela-sela memasukkan suap demi suap nasinya.
"Eh, emang gue salah ya?"
"Jelas-lah Re. Maksud gue tuh, kenapa lo mau melamar di hotel ini." Imelda mendengus kesal, bagaimana mungkin seseorang yang ahli bekerja di dapur memiliki tanggapan selambat ini.
"Oh... Ya, pertama gue lihat tuh latar belakang hotel ini, kedua gue belum punya kerjaan sejak berhenti dari hotel lama dan yang ketiga, ini impian gue bisa bekerja di hotel bintang lima. Sous chef lagi."
"Tapi ya," Imelda memotong-motong tempe mendoannya hingga menjadi beberapa keping. "Lo harus kuat hati, kuat mental. Jangan cengeng kalau lu emang mau kerja di sini."
"Maksud lo?" tanya Renata tak mengerti. Ekspresi polos yang ditampilkannya membuat Imelda menghela napas. Betapamlemotnya otak si Renata ini.
"Coba gue tebak, kesan lo pas pertama lihat Pak Arjuna tuh pasti galak, dingin dan angkuh. Terus, tadi lo nggak dengar apa, Pak Arjuna bentak-bentak dan teriakin lo? Beuh...itu mah belum apa-apa," jelas Imelda sembari memakan tumisan tauge tahu yang tersedia.
"Dan lo harus kuat hati jika nanti Pak Arjuna kasih lu omongan yang pedas melebihi cabe. Ya, walaupun gue akui, Pak Arjuna itu ganteng dan seksi abis. Bahkan gue suka horny kalau dekat-dekat sama dia." Kalimat itu nyaris membuat Renata tersedak, dia cepatnmenelan makanannya.
"Dan satu lagi, Pak Arjuna itu seorang duda."
Penjelasan itu membuat Renata membulatkan kedua matanya.
"Duda? Kok bisa, sih?"
"Iya dia duda, padahal pernikahannya baru jalan enam bulan. Mereka juga baru cerai satu bulan yang lalu," jelas Imelda kepada Renata.
"Lo tau alasan Pak Arjuna cerai?"
"Seperti yang gue dengar ya..." Imelda mendekatkan wajahnya pada telinga kanan Renata dan berbisik rendah. "Istrinya selalu nggak puas, kalau main sama dia."
"Masa sih, Del? Ah, lo bohong kali, secara gitu ya, Pak Arjuna itu ganteng, tajir sih udah tentu, dan duh... seksi abis. Masa sih dia duda," ujar Renata menolak tak percaya.
"Udah ah, nggak baik ngomongin atasan. Nanti kualat." Dan piring wanita itu juga ikut tandas begitu dia menutup pembicaraan tentang kehidupan pribadi atasannya.
"Intinya, lo harus kuat-kuat ya. Dan selamat datang di dapur kami. Semoga lo betah ya, Re."
Renata tersenyum sembari memikirkan kenapa seorang Arjuna yang tampan dan seksi bisa menjadi seorang duda? Dan satu lagi... Renata selalu merasakan jantungnya berdebar hebat setiap kali dia melihat sosok Arjuna.
Dayana tidak berencana menikah. Dia tidak ingin mengulang kesialan demi kesialan yang dialami oleh keluarganya. Rencana Dayana sejauh ini hanyalah kerja keras, menjadi kaya, dan menghabiskan masa tuanya di panti jompo. Dia tidak membutuhkan keluarga berikatan darah, karena dia punya sahabat-sahabat yang sempurna. Namun, ketika satu per satu sahabatnya menikah, mereka mulai mengkhawatirkan keputusan Dayana: mereka takut Dayana kesepian. Dengan barter sebuah uang sewa apartemen di kawasan strategis selama setahun, Dayana membiarkan teman-temannya mengatur kencan buta demi kencan buta dengan pria potensial. Sementara Dayana diam-diam, bagaimanapun caranya, membuat kencan-kencan itu tidak berhasil. Sampai akhirnya dia bertemu Naren, si pria berengsek yang disodorkan Debby–sahabatnya–yang kesal karena Dayana terus-terusan menolak pria-pria baik yang dia rekomendasikan. Sayangnya, Naren menawarkan sesuatu yang sulit Dayana tolak. Padahal pria itu jelas-jelas seperti papan peringatan "WASPADA" berjalan.
"Pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah." Allana mendengus kesal saat lagu Pacar Lima Langkah yang dinyanyikan oleh lceu Wong itu ternyata masih ada di dalam playlist Spotify-nya. la benar-benar lupa, belum menghapus lagu legendaris itu dari playlist-nya. Lagu yang pernah terdengar begitu manis itu, membuat Allana teringat akan kisahnya dulu dengan si Mantan Suami. Kisah yang kini hanya bisa ia sesali. Allana bersumpah akan mencari sampo yang ia dapatkan pada periode flash sale itu nanti, di kamar mandi Marchell. Bulan lalu saja hand body favoritnya yang dihemat setengah mati, ia temukan di sudut kamar Marchell. Allana menghela napas panjang. Kapan Marchell akan berhenti seenaknya menggunakan barang-barangnya? Toh mereka bukan lagi suami istri. Pasca bercerai, tentu saja ia semakin sibuk mencari rezeki. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari pria seperti Marchell? Demi secepatnya bercerai dari Marchell, Allana memutuskan tidak terlalu mempermasalahkan harta gono-gini, asalkan hak asuh anak jatuh ke tangannya. Lagi pula, harta yang mereka miliki setelah menikah tidak begitu banyak. Hanya boks bayi, stroller, dan beberapa perlengkapan bayi lainnya. Marchell juga tidak menuntut pembagian uang tabungan yang memang sebagian besar berasal dari hasil kerjanya. Proses perceraian mereka berjalan sangat lancar meskipun hakim berkali-kali menawarkan mediasi. "Ibu Allana yakin bercerai? Suami anda good looking, baik, tidak KDRT, dan tidak selingkuh. Hanya belum beruntung dalam mencari rezeki. Toh anda juga bekerja," tanya Pak Hakim kala itu di pengadilan. "Saya yakin seyakin-yakinnya Pak! Saya sudah tidak tahan hidup bersama dia!" jawab Allana kala itu sambil melirik sengit pada mantan suami yang tampak hanya menghela napas panjang. Setelah melalui proses yang nyaris tanpa hambatan, akhirnya mereka resmi bercerai. Allana pikir, segalanya akan berjalan mudah karena mereka tidak lagi tinggal satu atap. Namun kenyataannya, tidak seperti yang Allana bayangkan karena sang mantan suami memutuskan kembali menempati rumah lamanya, yang hanya berjarak lima langkah dari rumah. Persis di depan rumahnya.
Kamari terjebak pada cinta pertamanya, seorang pemuda tampan yang menjadi tetangga sekaligus teman dikala dirinya bosan di rumah. Namun siapa sangka, cintanya harus kandas karena Sang Pemuda memilih untuk menikah dengan pilihan orangtuanya. Beberapa tahun berpisah, namun perasaan Kamari tidak pernah berubah, dan kini dia dipertemukan kembali dengan Sang Cinta Pertama dalam keadaan yang berbeda. Apa yang terjadi dengan kehidupan Kamari setelah menyadari bahwa pernyataannya untuk menunggu Sang Pemuda hingga menjadi Duda akhirnya terwujud? Bagaimana reaksi Kamari yang dulu mengejar Sang Pemuda, saat menyadari kini dirinya yang sedang di kejar-kejar?
Apa yang kamu lakukan jika tunanganmu meninggalkanmu dan memutuskan untuk menikah dengan wanita lain saat pernikahan kalian sudah dekat? Menangis semalaman karena patah hati atau bermain cantik untuk membalas dendam pada mereka yang melukaimu? Ya, Elaina bukan Cinderella, namun ia kehilangan sebelah sepatunya saat mengacau di pesta pernikahan sang mantan tunangan. Setelah mendapati tunangannya menikah dengan gadis lain, beberapa hari setelah memutuskan hubungan dengannya. Ia dengan diliputi sakit hati dan dendam, berencana mengacaukan pernikahan itu, namun gagal. Elaina bukan Cinderella, namun penderitaan karena sakit hatinya tidak kurang dari penderitaan Cinderella yang ditindas Ibu tirinya. Setelah rencana mengacau itu gagal, ia justru dibawa takdir kepada kisah baru untuk kehidupannya. Dalam keadaan putus asa dan patah hati, Elaina bertemu Alister, pria tampan yang karismatik dan juga berbahaya. Elaina bukan Cinderella, namun siapa sangka, Alister – yang adalah orang terdekat dari mantan tunangannya – justru menjadikannya bak Cinderella. Memberikan warna baru bagi Elaina, sekaligus menjadi medianya untuk membalaskan sakit hatinya pada sang mantan tunangan. Bagaimana kisah ini berakhir?
"Anak-anak manis, kalian tidak apa-apa?" Kedua anak kembar itu mendongak, wajah mereka sudah dibasahi hujan dan air mata. Mendadak, kedua anak itu berteriak keras sambil memeluk Althea. "Mamaaaa...!!" "Wait... Mama? Siapa Mama?" "Eh, tunggu. Kalian siapa?" tanyanya bingung. "Oh, ada mamanya. Bagaimana kerja kamu jadi jadi orang tua, hah! Anak dibiarin hujan-hujan. Lihat, nih, saya hampir jatuh karena ngindarin anak itu!" Althea, seorang dokter muda mandiri yang tidak mengenal kata manja. Ia dibesarkan oleh orangtua tunggal, Mama-nya, setelah Papa-nya meninggal karena terlambat mendapat penanganan medis. Sang Papa adalah pekerja keras yang memilih meninggalkan kekayaan keluarganya dan hidup bersama Mama-nya. Setelah kepergian Sang Papa, Opa dari Papa-nya kembali datang untuk membawa Althea dan Mama-nya masuk menjadi bagian keluarga. Ketulusan dan kebaikan hati Althea dan Sang Mama membuat Opa-nya begitu menyayangi dan mempercayakan seluruh asset-nya untuk mereka kelola. Hingga di akhir hayatnya, Sang Opa mewariskan seluruh asetnya kepada keduanya. Hal ini menimbulkan konflik dengan Sang Tante serta sepupu-sepupunya. Kelembutan hati Althea membawanya bertemu dengan sepasang anak kembar yang telah ditinggal meninggal oleh Mama-nya sejak kecil. Rasa senasib karena harus hidup dengan orangtua tunggal, membuat Althea sangat memahami kesepian anak-anak itu. Terbukti dengan begitu mudahnya ia dekat dan sayangnya Althea pada kedua anak kembar – anak tetangganya itu. Kedekatannya dengan anak-anak itu membuat mereka merasa aman dan bergantung pada Althea. Siapa sangka, kasih sayangnya pada anak-anak itu membawanya pada kisah cinta yang tidak biasa namun tetap indah. Sementara itu Evander, duda keren beranak dua, tidak pernah menyangka bahwa usahanya untuk membentengi diri dari wanita demi anak-anaknya, justru dibuat kembali merasakan jatuh cinta seperti anak remaja oleh seorang wanita unik. Kisah cinta mereka tidak semulus jalan tol, juga tidak secantik taman bunga, tapi cukup menggemaskan dan penuh tantangan.
Fernanda menjalin hubungan tanpa cinta dengan Daniel. Dua tahun bersama hanya ada sex di antara mereka. Sementara Daniel menyimpan rasa cinta, Fernanda berkutat dengan sakit hati karena masa lalu. Gagalnya pertunangan membuat Amanda terpuruk dan harus bangkit dengan tekanan dari lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Pribadinya yang tegar dan pantang menyerah, menjadikannya makin kuat demi kedua orangtuanya. Sayangnya, semua upaya menyembuhkan luka hatinya justru membutakannya dari perhatian dan cinta tulus yang ditawarkan oleh Daniel. Dan saat keadaan membuatnya bimbang, Fernanda baru disadarkan akan rasa kehilangan sosok yang selama ini hanya dianggapnya teman. Kisah sederhana tentang cinta, hubungan tanpa status, dan wanita yang berusaha keluar dari rasa jiwa yang terluka.
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
21+ Bijaklah dalam membaca! Mengandung bayak Konten Dewasa. Nama ku Laras, Aku seorang Anak Yatim Piatu dan sudah putus sekolah, tinggal sendiri di rumah reyot peninggalan alm Ibu dan Ayah ku. Aku tinggal di sebuah dusun terpencil, yang berada si sekitar perkebunan Sawit. Terpaksa Aku harus menjadi Buruh harian di Kebun Sawit Milik Juragan Johan, demi kelangsungan hidup ku. Singkat perkenalan, Juragan Johan ini lah Ayah ku dan Ayah dari Anak ku, dan juga jadi mertua ku Ikuti kisahnya biar ga bingung. Bagaimana semua itu bisa terjadi
Sepasang Suami-Istri yang hidup bahagia, dan sudah mempunyai seorang Putri kecil, Kehidupannya mereka Cukup mapan, dimana Angga sang suami bekerja di bidang Export-Import. Kehidupan percintaan mereka juga cukup baik, "Ratih" yang mempunya body bak Gitar Spanyol, tubuh yg tinggi, dan wajah yang cantik, demikian juga "Angga" si Suami, Badan yang Atletis, wajah yang tampan dan bersih. Suatu malam, Maling memasuki rumah mereka, selain menguras harta, tapi juga menguran keringat "Ratih & Angga" bagaimana kelanjutan-nya & Perubahan apa yang akan dirasakan Suami-Istri tersebut? silahkan di simak!