terkena penyakit diabetes jika kamu tersenyu
Saat ia melirik jam dinding di kamarnya, waktu sudah menunjukan pukul 08.30
g tergantung di belakang pintu kamar, lalu buru-buru masuk ke kamar mandi dan members
g tak berhenti-henti, akhirnya dia harus pulang pukul 00.00. Tengah malam! Dan itu pun pulang sendiri, dengan menaiki ojek online. Belum lagi ojek yang yang ditumpan
Renata untuk pulang bersama. Hanya saja, Renata terlalu
tawar Imelda malam itu, yang kemudian ditolak ole
congek di antara Imelda dan pacarnya. "Nggak usah, deh, Del,
gak pesan yan
enata malam itu pas-pasan. Jadi, untuk tarif sebuah mobil sangatlah ku
m alasan. Kalau dia bilang uangnya tidak cukup, sudah pasti I
a seorang diri, berdiri di belakang gerbang hotel, sambil menatap jalanan yang masih saja dijatuhi ol
ebelas malam," rutuk
m pul
dunia ini, apa yang dilihat Renata itu benar-benar nyaris membuatnya melemas saat itu juga. Jantungnya kembali berdebar keras dan dia merasa sesak. Hawa pan
ju
Renata terhenti pada kaos ketat yang dikenakan Arjuna. Kedua otot tangannya terlihat sempurna. Dada bidangnya...ugh! Renata ingin mengusapnya lembut. Dan wajahnya juga
ng pria itu terlalu lama. Buru-buru, Renata memalingkan wajah dan mengutuk dirinya sendir
h, tak berani menatap Arjuna, karena itu bisa
"Ngomong-ngomong, tangan
tangannya, dan tentu saja itu membuat Renata se
r minta maaf. Sa
gin, tetapi Renata dapat merasaka
u kena minyak panas." Sebisa mungkin, Renata m
di jemput sopir pribadi, " tawarnya, yang
ngin hubungannya dengan Arjuna melebihi batas antara atasan dan bawahan. Lagipula, dia ti
Masa kamu pakai ojek,"
juga bertekad menolak tawaran Arjuna.
ak
Renata gila! Begitu mobil jemputan Arjuna datang, pria itu langsung saja menaikinya dan berpamitan dengan Renata. Satu hal lagi yang membuat Ren
rlarian memasuki hotel. Yang dia pikirkan saat ini - bagaimana
rjalan masuk dengan cepat, dan membuat semua staf dapur menoleh untuk menatapnya. Dia tidak sadar pada penampilannya sendir
seraya menghampiri Renata yang
apaan? D
idak terpasang pada tempatnya. Jadi, bayangkan sa
a pada rambut Renata yang
g belum terpasang dengan rapi. Kancingnya saja masih terlepas.
l, tahu nggak,"
buru-buru aja," ucap Renata,
tuh, baju sama semuanya," saran Imelda dan Renat
k melihat pria itu. Dan ini kesempatannya untuk bisa membenahi diri
☆
lam waktu singkat. Begitu memasuki ruang ganti, Renata langsung saja berlari menuju cermin besar yang terpasang di dinding. .Betapa terkejutnya Renata saat melihat penampilanny
dengan menyisir rambutnya dan mengikatnya dengan gaya pony tail, l
itu masalah terbesarnya sekarang. Renata membulatkan kedua matanya ketika menyadari penampilan Arjuna rambut pria itu berantakan dan Arjuna memang sudah mengenakan chef jacket, tapi... Oh Tuhan, aura keseksian pria itu menyeruak memenuh
biasa, suaranya masih datar dan sedingin es, walaupun
rkan pandangannya ke segala arah. "Saya lagi merapikan baju saya, Pak," jaw
, ini
katakan Arjuna padanya. "Saya telat Pak, saya pulang dari sini jam dua belas malam, Pak. Terus sampai rumah udah
nat
a makan, Pak. Saya minta maaf, Pak. Saya janji nggak akan mengulangi kesalahan ini lagi,
nat
Arjuna. Dia tahu bahwa itu sangatlah tidak sopan, tet
p Arjuna akhirnya, dengan nada datar. Sambil menatap
AH
nar saja, saat kedua mata Renata menatap ke arah pintu, di sana tertulis jelas 'RUANG GANTI KHUSUS PRIA. Membuat Renata malu setengah mati karena berada di ruang ga
erbalik dan berjalan cepat ke arah pintu.
n tubuh. Remasan pada tasnya diperkuat dan sesekali juga, dia memejamkan kedua matanya. Hat
it?" seli
ab Renata, masih sambi
kamu p
gak pake make up, Pak. Say
Sedangkan Arjuna, masih termangu manatap tempat Renata tadi berdiri. Menarik, gumamnya pelan, lalu diikuti d