n peka dengan perasaan saya
ia lakukan demi mendapatkan perhatian dari orang tersebut. Tak terkecuali b
ng. Bahkan sudah tak terasa lagi. Renata pun bangkit dari tidur, duduk sebentar di ranjang dan matanya mendapati makanan yang berada di atas n
lihat nama yang tertera pada kertas tersebut, jantung Renat
dimakan, obatnya juga
h, roti sobek, membuka bungkusnya, lalu mulai memakannya dengan lahap. Tak ingin menyisakan sedikitpun, karena itu merupakan pemberian dari orang yang dia sukai. Ya, Renata akui dia mula
ap hingga habis, kecuali minyak kayu putih yang dia masukkan ke dalam saku chef jacket-nya, bersama dengan secuil kertas beriska
dirinya sendiri. Tak tinggal diam, dia langsung sa
ika hari ini dia harus lembur, ada event besar yang akan berlangsung
g berlangsung. Tidak ada yang mempedulikan Renata yang berjalan masuk, semua sibuk dengan tugas masing-masing. Mata Renata dengan cepat menemukan sosok Arjuna, dan dengan d
e lava, dan sama sekali tidak menoleh pada Renata yang sudah berada di
Arjuna terkesan dingin, tapi Renata tidak peduli, senyum terukir di bi
. Saya nggak enak kalau pulang,
b dan Renata kemba
☆
ama tiga hari berturut-turun dan banquet order sudah diterima, maka
ep, aman. Staf yang akan bertugas, aman. Para staf sudah pulang dan hanya tinggal tiga orang yang akan bertugas u
ya dulu
ngguk, tetapi Arjuna suda
amar dia telinganya menangkap suara petikan biola yang menyayat, yang kian lama terdengar kian jelas seiring ketika Renata melangkah semakin dekat. Renata tidak bisa menahan rasa penasarannya dan mengintip melalui celah pintu
imainkan, tetapi instrumental yang dimainkan melalui ponsel. Dan pemilik ponsel i
. Pak
tubuhnya dan mematikan m
i? Saya kira.. Pak
icara untuk menutupi
ak, seolah mencari alasan. "Lagi ist
pulang, Pak.
n Arjuna yang teduh membuat Renata merasakan seluruh tubuhnya membeku. Tangannya meremas apron yang berada dalam geng
ya, Re? Saya butuh tema
an Arjuna. Bahkan, dia menangkap kesan memohon dalam suara t
karena dengan cepat otaknya langsung berp
inya akan lebih lega, kalau saya punya teman
an, melihat senyumnya saj
jaknya kemudian dan Renata pun melangkah pelan, la
? Setahu saya, tadi bapak bilang mau pulang," uc
selidik Renata. Entah kenapa, ia
satu bulan yang lalu," ucap Arjuna, memulai. "Dia seli
na, plus juga sangat mapan, tetapi tidak m
un yang istri saya minta, selalu
un, Renata harus
a gimana?" tanya Arjuna lagi
g sulit, sih, Pak, untuk melupakannya. Tetapi, saya selalu berpikir bahwa nggak ada gunanya juga memikirkan itu semua. Toh, itu nggak akan balik lagi sa
a menaikkan s
berhasil. Biarkanlah hukun karma yang m
m dan menghembu
istri saya, semenjak kehadiran sosok wan
ta, sedikit lebih
lekat-lekat, dan tatapannya membuat wanita itu salah
at saya tertarik. Tapi, saya nggak yakin kalau dia juga tertarik sama saya. Secara saya seoran
ang itu sudah pasti bukan dirinya. siapa? Apakah Renata mendengar
itu?" tanya Renata dengan nada tegar, sebisa mungkin dia menyembunyik
pertama kali saya menatap ke dalam matanya." Dua kalim
pas panjang, lalu... "Mau saya bua
ngguk, "Dua
rnyitkan dah
saya dan satu l
a tidak peka den
Pak. Kalau gitu, saya ke dapur du
anti bawa saj
☆
erima kenyataan bahwa Arjuna sudah menyukai wanita lain. Tentu saja, itu bukanlah dirinya. Bagaimana mungkin Arju
a sedang berjal
"jawabn
taf malam pasti berada di suatu tempat di hotel ini dan keheningan yang tak biasa itu menciptakan getar dalam
ual Arjuna menyentuh bibirnya. Jelas saja, mata Renata membulat karena terkejut. Arjuna menciumnya lama, menjelajah setiap inci permu
tegang wanita itu. Matanya membulat sempurna, wajahnya juga pucat pasi. Sedangkan Arjuna, dia ber
tanya Arjuna yang masi
Arjuna berikan padanya terlalu susah untuk diungkapkan dengan kata-kata.
ali mengecup sekilas
amu milik s
remas bagian samping celana panjang yang
arena itu, saya ingin kamu ja
pi
n ini dari semua karya
an chef-nya, Renata tertegun. Otaknya kembali membayangkan kejadian beberapa menit yang lalu. Bag
dia lihat selama bekerja dengan pria itu. Dan saat itu juga, Renata merasa
menyembulkan kepalanya dari pintu
emua itu cuman khay
gi. Karena kopinya tidak siap-
entang ciuman Arjuna. Oh Tuhan, apa yang t
ggu di da
nya bisa