uat saya sulit untuk mengakui bahwa kamu
hat. Masih ada pertanyaan yang berkeliaran di kepala Renata sejak dia datang ke kantin khusus
ri kesan pertama dia kerja di sini, melihat sosok Arjuna yang membuatnya selalu horny atau apalah, sampai-sampai Imelda bercerita tentang salah sat
lagi baginya. Sosok itu sedang duduk pada sebuah kursi taman dan
ng saja dia berhenti berjalan dan menatap
ng dibuang ke udara. Terlihat juga raut wajah Arjuna yang menunjukan kesedihan. Sesekali juga, pria itu tampak memejamkan kedua mata, dan membu
lamunan Renata. Dia melihat temannya i
apain
berjalan cepat. Oh bukan, melainkan berlari
bnya ketika sudah ber
bali bertanya. Renata berpikir sejenak, lalu
at Renata terkejut. Bagaimana Imelda
h lu," sergah
tin." Imelda pun mulai melanjutkan langkahnya
menikmati pemandangan hotel ditemani sebatang r
us tatkala Imelda menjawab pertanyaan di kepala
h gitu ya, mukan
ang lalu. Jadi, wajar aja kalau Pak Arjuna belum bisa move
k Arjuna," lanjut Renata sementara mere
a tau. Apa lu nggak tahu, gimana mulutnya orang-orang dapur kalau ada go
rtawa. "M
ni paling suka gosip. Hidup semua kalau udah bergosip."
nata terkejut setengah mati. Renata berhenti me
rja. Ketawa-ketawa
dapur. Namun, tiba-tiba saja Renata merasakan cengkeraman lembut di tangan kan
t sa
an lebih memilih berjalan mengikuti pria itu di belakangnya. Hingga akhirnya me
ang masih mengira pria itu marah karena R
engan tatapan yang mampu menghunus menuju hati Renata yang paling dalam. Ditatapnya kedua
lah; cantik. Dia tidak bisa menolak mengakuinya, kalau Renata
lirih Re
uk memandangi penampilan Renata. Matanya mulai menjelajahi s
jolak meskipun Renata mengenakan chef jacket, namun sialnya, chef jacket yang dikenakan wanita itu terlihat terla
kotornya jauh-jauh. "Kamu tahu alasan
sejak tadi tertunduk keta
enggemaskan ketika sedang k
isa bertanggungjawab pada resep di dapur kita." Renata terdiam, tidak berani membuka mulu
ucap Renata lagi, kali
ngsung saja membuat Renata membalikkan ba
ya tergila-gil
☆
ali bekerja sebagai mestinya. Dia tidak ingin di hari pertama bekerja, sudah membu
rteriak, padahal jarak mereka cuk
sekilas, lalu kembali memfokuskan dir
ep adonan p
nyodorkan catatan kecil
i Pak Ar
at Arjuna sudah memasuki dapur. Suasana
ng yang bekerja. Kadang juga mencicipi masa
elah mencicipi masakan dari
yang sedang meracik bahan untuk membuat adona
ang membuatnya disegani oleh para pekerja yang lainnya. Kemudian, Arjuna terus saja memantau kin
a dia menyenggol siku kanan wanita itu, sehingga te
at menghampiri wanita itu. "Tangan lo nggak
mbawanya menuju pancuran air mengalir di wastafel. Telihat sekali kalau wajahnya terkses
entuh dan digenggam oleh Arjuna, jantungnya berdebar sangat kencang. Ras
juna yang masih ber
keras ingin melepaskan genggaman itu.
ucapnya kemudian, sembari mematikan p
pria itu. Bahkan raut wajahnya ju
Renata seraya menarik tangannya.
nuh arti. Pada detik selanjutnya, lengkungan senyum di bibirnya akhirnya terbit. Dan
nata semakin penasaran dengan sosok Arjuna. Arjuna yang terlihat lebih tampan dan seksi saat tersenyum. Arjuna y