/0/16645/coverbig.jpg?v=ef346df3b63e19bf964828ca82a1a7a0)
Sinopsis : "Menikah denganmu?!" Qeiza Noura syok. Setelah putus dari pacarnya, Arlando sang sahabat masa kecil tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan. Periodenya hanya satu tahun dan keduanya boleh mencari cinta sejati dimasa itu. Lantas, mungkinkah, pernikahan yang berlandaskan perjanjian akan berakhir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau justru benih-benih cinta mulai muncul di hati keduanya?
"Aku harus bagaimana?!" keluh Arlando Meshach tanpa sadar.
Meski sudah umur 27 tahun, pria tampan itu tidak pernah tahu rasanya berpacaran.
Sayangnya, kedua orangtuanya sudah mengultimatum agar secepatnya menikah kalau tidak ingin semua fasilitas kemewahan yang selama ini dinikmatinya dicabut sang Papi yang tak lain adalah pemilik perusahaan yang selama ini dipimpinnya, Gold Star corp.
"Pokoknya, Papi dan Mami tidak mau tahu! Dalam waktu tiga bulan ke depan, kamu harus membawa calon istrimu ke rumah! Titik!" ucap sang Papi tegas menatap tajam wajah Arlando yang terduduk lemas.
"Tapi Papi, bagaimana mungkin, aku bisa membawa calon istri kalau pacar saja aku tidak punya!" jawab Arlando kesal. "Papi pikir, mencari istri itu gampang seperti memungut sampah di jalan?!"
Mami hanya bisa geleng-geleng kepala. "Kalian ini seperti air dan minyak, tidak bisa bersatu. Heran deh, apa tidak bisa dibicarakan dengan baik-baik dan kepala dingin?!"
"Anakmu ini dari tadi terus saja membantah ucapan Papi. Cuma diminta cari istri, susahnya minta ampun! Percuma punya wajah ganteng, cari satu biji wanita saja tidak bisa!" ledek Papi.
"Papi pikir, mencari satu biji wanita bisa dengan mudah didapatkan seperti menjentikkan jari?! " ucap Arlando mendelik. "Papi ini kekanakan banget!"
"Eh! Kamu yang kekanakan, masa mencari satu biji wanita saja, Papi harus turun tangan! Memimpin perusahaan besar saja bisa, tapi cari satu biji wanita tidak bisa!" Papi semakin meledek.
Arlando mendengus kesal melihat pria yang sangat dihormati dan disegani dirumahnya ini. "Bicara itu gampang, tapi prakteknya sulit!"
"Mau gampang, mau sulit, pokoknya Papi tidak mau tahu, kalau dalam waktu tiga bulan kamu tidak bisa membawa calon mantu buat Papi dan Mami," Papi menjeda kalimatnya, menatap tajam pada putranya. "Semua fasilitas kemewahan yang kamu dapatkan selama ini akan Papi cabut. Titik!"
"Papi tidak adil! Masa hanya gara-gara satu biji wanita, aku yang jadi korban?!" Protes Arlando tidak terima.
"Satu biji wanita, satu biji wanita!" celetuk Mami memotong perdebatan suami dan putranya. "Ganti dong jangan biji! Tidak enak didengar! Dari jaman dahulu kala yang punya biji itu hanya kaum adam, bukan kaum hawa!"
Papi dan Arlando langsung melihat wanita yang duduk di antara mereka berdua. "Kalau bukan biji lalu apa?!" tanya keduanya bersamaan.
"Pikir sendiri! Biji, biji! Pokoknya yang punya biji itu kalian, kaum adam bukan kaum hawa," jawab Mami bangun dari duduk kemudian langsung pergi. "Lama-lama kepalaku pusing mendengar perdebatan kalian berdua yang tidak ada ujungnya."
Tak lama Papi juga bangun dari duduk. "Pokoknya, ingat apa yang Papi katakan tadi! Kamu hanya punya waktu 3 bulan untuk membawa calon mantu ke rumah ini! Kalau tidak bisa, nanti Papi akan menjodohkan kamu dengan putri teman Papi!" Selesai bicara, Papi pergi menyusul Mami ke kamar.
"Hah! Apa?!" Arlando langsung berdiri. "Aku tidak mau dijodohkan! Tuan besar Theo, ini bukan jaman Siti Nurbaya!" teriak Arlando menatap punggung Papi semakin pergi menjauh.
Tok tok tok!
Kilasan kejadian kemarin malam yang ada dalam memori Arlando langsung buyar begitu pendengarannya menangkap daun pintu kamarnya diketuk dan namanya dipanggil.
"Masuk Bi!" jawab Arlando sudah sangat hapal dengan suara asisten rumah tangganya.
Bibi masuk dengan membawa nampan berisi segelas air putih dingin dan beberapa camilan kue basah. "Tuan muda, ini ada kue basah."
"Taruh saja di atas meja Bi," Arlando tidak bersemangat langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa.
"Kenapa? Apa tuan muda sakit?!" tanya bibi heran melihat putra semata wayang majikannya terlihat kusut dan tidak bersemangat.
Tatapan Arlando jauh menatap langit-langit kamarnya. "Bi, apa bibi bisa bantu aku?!"
"Bantu apa?" tanya Bibi langsung berdiri di depan Arlando.
"Apa Bibi mau menikah denganku?!" tanya Arlando tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit kamar.
"Hah! Apa tuan muda?!" tanya Bibi kaget, mimpi apa semalam sampai tuan muda mengajaknya menikah.
Arlando melihat wajah asisten rumah tangganya yang nampak kebingungan. "Bibi tidak mau menikah denganku?!"
"Tuan muda sehat-sehat sajakan?" tanya Bibi langsung memegang kening Arlando.
"Aku sehat Bi, tubuhku sangat sehat," jawab Arlando. "Hanya hatiku yang tidak sehat," sambungnya dengan nada sendu.
Bibi tersenyum. "Apa sakitnya tuan muda ini, ada hubungannya dengan permintaan tuan besar yang semalam?!"
"Bi, di mana aku harus mencari satu biji wanita?!" ucap Arlando dengan suara dan wajah memelas.
Bibi terkikik melihat wajah anak asuhnya yang sedih. "Hi-hi-hi."
"Bukannya bantu malah tertawa!" gerutu Arlando. "Bibi tertawa di atas penderitaan ku! Ya Tuhan, malang sekali nasibku! Di mana aku harus mencari satu biji wanita?!" Arlando semakin mendramatisir keadaan.
"Biji wanita itu harus dicari Tuan muda!" ucap Bibi. "Pergilah ke luar! Jalan-jalan di mall seperti anak muda yang lain atau nongkrong di cafe-cafe yang banyak dikunjungi gadis-gadis muda dan cantik!" Bibi begitu bersemangat memberi saran.
Arlando menatap bibi begitu intens. "Apa yang dikatakan si Bibi ini ada betulnya juga," ucap Arlando dalam hati. "Yes! Tidak ada salahnya, aku mencoba. Cafe? Rasanya, aku sudah lama tidak pernah ke cafe."
Melihat putra majikannya hanya diam tidak bicara apa-apa, tapi menatap begitu intens membuat si Bibi jadi ketakutan. "Tuan, tuan muda," panggil bibi. "Eh, kenapa dia? Kesambetkah?! Hih,,," Bibi bergidik takut lalu bergegas pergi meninggalkan putra majikannya.
......
Di sisi lain, air mata berjatuhan di pipi Qeiza.
Suaranya tercekat di antara tangis dan emosi yang tertahan menatap kekasihnya. "Keterlaluan kamu, Damar!"
"Kumohon! Dengarkan aku sebentar saja, Qeiza!" ucap Damar dengan wajah memelas.
Namun, Qeiza menepiskan tangan besar yang menahannya pergi. "Jangan sentuh aku! Kamu tidak punya hati. Kenapa kamu mengkhianati aku?!"
"Aku tidak mengkhianati kamu," jawab Damar membela diri. "Apa yang kamu dengar dari temanmu itu, semuanya bohong!"
Qeiza menatap tajam iris mata hitam kelam milik Damar. "Bohong?! Lalu, bagaimana dengan bukti video itu?!" tanyanya dengan suara serak.
"Video?" Damar menatap bingung wajah Qeiza.
"Kamu cek saja videomu itu nanti. Yang jelas, aku ingin putus." Selesai bicara, Qeiza langsung berlari pergi membawa hati yang telah hancur.
Damar sontak berlari mengejarnya.
"Apa maksud kamu, Qei?! Jangan mengambil keputusan dalam keadaan emosi, itu tidak baik!" Damar mencoba menenangkan dengan meraih tangan Qeiza.
Sayangnya, Qeiza lagi-lagi menepis tangan pria itu. "Minggir! Aku tidak mau melihatmu lagi!"
Damar mengangkat kedua tangan sebagai tanda tidak akan menyentuh lagi. "Ok! Ok! Tapi dengarkan dulu semua penjelasanku sebentar saja."
"Menjelaskan kamu telah tidur dengan wanita lain?! Iya, Damar Bramantio!" ucap Qeiza galak. "Bagiku, apa yang telah aku lihat sudah cukup untuk bisa menilai betapa rendahnya kamu dihadapanku."
Damar mengernyitkan alisnya, tidak mengerti dengan apa yang Qeiza katakan. "Apa maksudmu?!"
Qeiza tersenyum sinis. "Lihatlah, siapa yang ada di belakangmu itu?! Gadis yang telah membuatmu berpaling dariku."
Damar langsung membalikkan tubuh untuk melihat siapa orang yang Qeiza maksud. Seketika wajahnya langsung memucat. "Ririn?"
Cantika tidak pernah menduga, pertemuannya dengan Jaden akan membawanya pada kehidupan yang berbeda. "Jika aku tidak bisa memiliki kamu, maka siapapun yang ada di dunia ini, tidak bisa memiliki kamu!" Ultimatum keras yang dilontarkan Jaden telah membelenggu Cantika pada kehidupan yang tidak pernah sedikitpun dibayangkannya. Akankah, Cantika bisa keluar dari belenggu Jaden yang begitu terobsesi pada dirinya atau justru Cantika yang malah terjebak oleh perasaannya sendiri setelah mengetahui siapa Jaden yang sesungguhnya. Simak, ikuti terus jalan ceritanya sampai akhir!
Pertemuan singkat dengan pria blasteran berwajah rupawan Gideon Bastian telah membuat hari-hari Arlyna Aira tidak tenang. Apalagi ketika mengetahui pria yang selalu ada dalam pikirannya bukanlah orang biasa. "Menyerah? Kamu menyerah?! Hanya karena keadaan, kamu menyerah? Sebesar itukah cintamu padaku?!" Gideon Bastian, pewaris tunggal dari keluarga terpandang mencintai Arlyna dari sejak pertama bertemu, tapi cerita rumit mewarnai setiap langkah dalam kisah kasih cinta yang mereka lalui. Akankah, Arlyna Aira dan Gideon Bastian bisa bertahan dengan cinta mereka? Ikuti yuuuks ,,, kisahnya bersama author. Cerita ini murni dari hasil imajinasi author sendiri untuk seseorang yang sangat spesial dalam hidup author sebagai kado istimewa di hari teristimewa nya ,,,, March01 ~ TianArlyn.
Ketika cinta diabaikan, Ketika cinta tidak dihargai, Ketika cinta dikhianati, Semuanya akan hilang, ketika cinta tidak lagi bermain dengan perasaan. Semuanya akan lenyap, ketika cinta telah kalah oleh logika. Semuanya akan musnah, ketika cinta sudah habis kesabaran. "Aku membencimu! Aku sangat membencimu! Hati istri mana yang tidak tersakiti, jika suami yang telah bersumpah untuk menjaga istrinya di depan Tuhan, lebih mempercayai ucapan orang lain dibandingkan dengan ucapan istrinya sendiri!" "Lalu, aku harus bagaimana?!" Dengan amarah yang tak tertahan serta air mata menggenangi kelopak mata, Adeline menatap tajam wajah suaminya. "Hanya sebesar itukah, kamu percaya padaku?!" "Jangan membuatku berada diposisi yang sulit Adeline!" "Posisi yang sulit?!" Adeline tersenyum kecut. "Ok! Baik, baiklah. Aku akan mempermudah posisimu! Aku akan membebaskan dirimu, hidupmu dan keluargamu! Bayangan dirimu sekalipun, akan aku bebaskan!" "Adeline Shabira! Apa maksudmu?!" Penyesalan selalu datang terlambat, setelah badai besar yang terjadi dalam ikatan pernikahan mereka. Kebenaran mulai muncul satu per satu, tapi semuanya sudah terlambat. Cinta dan kepercayaan telah menguap bersama angin. Hati yang telah mengeras, akankah bisa mencair kembali? Hati yang telah terluka, akankah bisa memaafkan kembali? Hati yang telah kosong, akankah bisa terisi kembali? Note : Bijaklah dalam membaca 18+ Karya ini murni dari hasil imajinasi author sendiri tanpa ada maksud untuk menyinggung unsur manapun atau pihak manapun.
Virgolin Asteria, Dokter ahli bedah kecantikan diculik pria asing dari dunia yang berbeda. Dibawah tekanan dan ancaman agar bisa menyembuhkan Ratu yang terluka, Virgolin mengerahkan semua kemampuannya untuk menyembuhkan Ratu demi mempertahankan nyawanya yang di ujung tanduk. Di ujung ketidakpastian hidupnya, muncul secercah harapan. Pintu yang memisahkan antara dunianya dan dunia yang sekarang ditempatinya terbuka, tapi Dokter Virgolin malah terhimpit dilema karena hatinya telah terpaut pada sang penculik, Pangeran Pisceso Helios. Akankah Dokter Virgolin pulang ke tempat asalnya di mana keluarga besarnya tinggal atau tetap bertahan bersama cintanya di tempat yang benar-benar asing baginya.
Love is true, Do you believe that? Only people who have a heart, who know what true love means. "Jika kamu terlahir kembali ke dunia fana ini, apa yang paling kamu inginkan?" tanya seorang pria tersenyum manis menatap lekat wajah gadis berponi yang ada di depannya. "Aku?" "Iya. Apa yang kamu inginkan Arlyn?" Dengan tersenyum manis, Arlyn mengelus lembut pipi kekasih yang sangat dicintainya. "Hanya satu keinginanku." "Apa?" "Jika terlahir kembali, aku hanya menginginkan jatuh cinta kepadamu lagi, lagi dan lagi," jawab Arlyn tersipu malu. Cinta yang begitu indah, Cinta yang begitu sempurna, Cinta yang begitu menggelora, Mampukah seorang Bastian Pisceso dan Arlyna Virgolin menghadapi setiap badai dalam mengarungi kisah cinta mereka? Karena Cinta tidak seindah yang kita bayangkan. Karena Cinta tidak selalu mudah untuk didapatkan.
Pertemuan yang tanpa disengaja antara Melodi Celena Wijaya, gadis muda 21 tahun dengan Cleon Helios Lewis 30 tahun, pria berhati dingin pewaris tunggal perusahaan besar telah membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. "Jangan mendekat! Cleon! Stop!" teriak Melodi ketakutan, gadis berlesung pipi wajah oriental menatap tajam pria blasteran yang terus berjalan mendekatinya. "Kenapa? Aku kekasihmu! Apa aku salah jika ingin menyentuhmu?!" "Mimpi! Kamu bukan kekasihku! Kamu, pria gila yang hanya menginginkan tubuhku! Pergi! Jangan menyentuhku!" teriak Melodi. Jarak, ruang dan waktu. Amarah, benci dan cinta. Alunan simphoni kehidupan yang terlantun indah dalam mengiringi alur hidup setiap insan dimuka bumi ini. Bagai bulan dan matahari, Bagai siang dan malam, Perbedaan yang menyatukan, bagai simponi indah dalam ikatan yang mewarnai setiap insan di dunia ini menjadi selaras, seiya dan sekata.
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"