Ketika cinta diabaikan, Ketika cinta tidak dihargai, Ketika cinta dikhianati, Semuanya akan hilang, ketika cinta tidak lagi bermain dengan perasaan. Semuanya akan lenyap, ketika cinta telah kalah oleh logika. Semuanya akan musnah, ketika cinta sudah habis kesabaran. "Aku membencimu! Aku sangat membencimu! Hati istri mana yang tidak tersakiti, jika suami yang telah bersumpah untuk menjaga istrinya di depan Tuhan, lebih mempercayai ucapan orang lain dibandingkan dengan ucapan istrinya sendiri!" "Lalu, aku harus bagaimana?!" Dengan amarah yang tak tertahan serta air mata menggenangi kelopak mata, Adeline menatap tajam wajah suaminya. "Hanya sebesar itukah, kamu percaya padaku?!" "Jangan membuatku berada diposisi yang sulit Adeline!" "Posisi yang sulit?!" Adeline tersenyum kecut. "Ok! Baik, baiklah. Aku akan mempermudah posisimu! Aku akan membebaskan dirimu, hidupmu dan keluargamu! Bayangan dirimu sekalipun, akan aku bebaskan!" "Adeline Shabira! Apa maksudmu?!" Penyesalan selalu datang terlambat, setelah badai besar yang terjadi dalam ikatan pernikahan mereka. Kebenaran mulai muncul satu per satu, tapi semuanya sudah terlambat. Cinta dan kepercayaan telah menguap bersama angin. Hati yang telah mengeras, akankah bisa mencair kembali? Hati yang telah terluka, akankah bisa memaafkan kembali? Hati yang telah kosong, akankah bisa terisi kembali? Note : Bijaklah dalam membaca 18+ Karya ini murni dari hasil imajinasi author sendiri tanpa ada maksud untuk menyinggung unsur manapun atau pihak manapun.
Tidak ada yang bersuara, yang terdengar hanyalah suara sendok dan garpu beradu dengan piring di atas sebuah meja makan bundar terbuat dari ukiran kayu jati.
"Mas, mau tambah nasinya?" Tanya seorang wanita berparas cantik berkulit putih dengan mata teduhnya.
"Tidak, aku sudah kenyang. Ini sudah cukup."
"Mama, mau tambah nasinya?" Tanyanya lagi pada wanita yang rambutnya sudah didominasi warna putih.
"Tidak," jawabnya singkat.
"Aku mau kak," terdengar suara cempreng dari gadis imut yang duduk disebelahnya.
"Mana piringmu?"
"Jangan terlalu banyak nasinya kak," gadis imut tersebut memberikan piring kosongnya.
"Iya."
"Sudah kak, cukup! Jangan terlalu banyak!"
"Mau tambah apa lagi?"
"Telor ceplok."
"Pamela, jangan terlalu banyak sarapannya! Nanti di kelas kamu mengantuk. Bukannya belajar nanti malah tidur!" Tegur Mama.
"Ih, Mama ini cerewet sekali. Tidak mungkin aku tidur. Hari ini ada ulangan matematika, perutku harus terisi penuh biar bisa konsentrasi," jawab gadis imut tersebut.
"Dasar perut gentong! Alasan saja ada ulangan matematika, tiap hari juga sarapanmu banyak!" Ledek gadis muda yang wajahnya terlihat mirip dengan gadis imut tersebut.
"Sirik saja kak Irene!" Jawab Pamela mencibir.
"Cepat habiskan sarapannya kalau mau ikut denganku berangkat ke Sekolah."
"Mas Ronald, jangan buru-buru pergi. Aku belum selesai sarapannya," ucap Pamela.
"Makanya cepat habiskan sarapannya! Dasar perut gentong," ledek Irene sambil membersihkan bibirnya dengan tisu.
"Hush! Irene jangan begitu, dia adikmu!" Tegur Mama kemudian melihat anak laki-lakinya. "Ronald, nanti siang Mama ada arisan."
"Arisan? Bukankah baru minggu kemarin Mama ada arisan?" Tanya wanita cantik.
"Adeline, jangan ikut campur urusan Mama! Kamu istrinya Ronald, tapi bukan berarti kamu bisa ikut campur dengan urusan Mama," ucap Mama dengan kesal menatap tajam wajah menantunya.
Ronald memberikan kode dengan matanya melihat istrinya agar tidak bicara lagi.
"Iya Ma," jawab Adeline pelan menunduk begitu suaminya melihat padanya.
"Nanti Ronald transfer Mama untuk arisan," ucap Ronald.
"Ke rekening yang biasa," jawab Mama. "Kalau bisa kasih lebih, Mama ingin membeli peralatan make up."
"Iya Ma," jawab Ronald.
"Aku juga kak," ucap Irene. "Minta uang tambahan."
"Baru 3 hari yang lalu kakak transfer, masa sudah habis lagi?" Tanya Ronald.
"Habis dong kak! Uang yang kakak kasih tidak ada artinya dibandingkan dengan uang jajan teman-temanku di kampus. Mereka bahkan memakai mobil sendiri pergi ke kampus, sementara aku harus bergantian dengan Pamela."
"Jadi maksudmu ingin pergi kuliah dengan memakai mobil sendiri?" Tanya Pamela.
"Iya dong!"
Pamela mencibir. "Dasar otak sombong. Masih untung dikasih uang jajan sama kak Ronald, kuliah juga kamu tidak ada prestasinya. Datang ke kampus cuma buat ngecengin cowok-cowok."
"Hati-hati ya kamu kalau bicara!" Bentak Irene.
"Memang kenyataanya begitu! Lihat saja penampilanmu sekarang," tunjuk Pamela pada baju Irene. "Ke kampus seperti mau pergi ke diskotik. Seksi bener!"
Wajah Irene memerah dengan napas naik turun melihat tajam adiknya. "Kurang ajar ya kamu!"
"Apa? Kenapa? Aku tidak takut, memang begitu kenyataannya. Kakak ini paling boros dalam urusan uang, kak Ronald itu banting tulang cari uang buat kita setelah Papa meninggal, tapi kakak dengan seenaknya menghambur-hamburkan uang. Apa kakak tidak kasihan dengan kak Ronald!"
"Perusahaan itu juga punya Papa, jadi aku ada hak untuk minta uang!" Jawab Irene galak dengan wajah yang sudah emosi.
"Irene! Pamela! Tutup mulut kalian!" Teriak Mama galak menatap tajam wajah kedua putrinya bergantian. "Apa yang kalian ributkan?"
Irene menatap Pamela dengan marah, begitu juga sebaliknya, Pamela menatap Irene dengan tidak kalah galak.
"Dia yang mulai Ma!"
"Kakak yang mulai!" Jawab Pamela.
Adeline hanya bisa menarik napas melihat kedua adik iparnya yang saling beradu mulut. Jika dirinya ikut campur dan melerai mereka berdua maka sudah bisa dipastikan, dirinya yang nanti akan menjadi pelampiasan kemarahan Irene, karena dibandingkan Pamela, sikap Irene lebih kasar memperlakukan dirinya dibandingkan dengan Pamela yang masih ada sisi baiknya.
"Ada apa dengan kalian ini? Kenapa selalu ribut kalau sedang berkumpul? Kamu juga Irene, tidak bisa apa mengalah sedikit pada adikmu?" Bentak Mama.
Pamela mencibir melihat kakaknya, merasa di atas angin karena Mama membelanya.
"Dan kamu juga Pamela, bicara yang sopan pada kakakmu. Biar bagaimanapun dia adalah kakakmu yang harus kamu hormati."
Giliran Irene yang meledek Pamela dengan menjulurkan lidahnya. "Rasain gentong!"
Ronald hanya bisa menghela napas melihat kedua adiknya yang tidak pernah bisa akur kalau bertemu.
"Kalian ini sudah besar, kenapa seperti anak kecil? Selalu saja bertengkar," ucap Mama kesal. "Apa harus salah satu dari kalian Mama masukin ke asrama?"
"Tidak! Aku tidak mau!" Jawab Irene dengan cepat. "Pamela saja yang masuk asrama."
"Eh, sembarangan! Aku juga tidak mau, kakak saja yang masuk asrama biar ada sedikit pengiritan di rumah ini," jawab Pamela.
Irene hendak menjawab sudah membuka bibirnya, tapi Mama dengan cepat memotong.
"Sudah! Hentikan! Mama masukin kalian berdua ke asrama kalau kalian tidak berhenti!" Teriak Mama kencang.
Adeline yang dari tadi hanya diam, hampir saja meloncat kaget begitu mendengar Mama mertuanya berteriak. Tangannya langsung mengelus dadanya. "Ya Tuhan, aku sampai kaget," ucapnya dalam hati.
Ronald melihat jam tangannya. "Ini sudah siang, aku harus segera berangkat ke kantor. Pagi ini ada meeting penting."
"Ronald, jangan lupa arisan Mama," ucap Mama mengingatkan putranya.
"Iya Ma, tenang saja. Nanti aku akan minta sekretarisku untuk transfer ke rekening Mama."
"Ok, thank you."
"Lalu aku?" Tanya Irene.
"Uang sakumu baru 3 hari yang lalu aku transfer. Tunggu 1 minggu lagi, baru ditransfer," jawab Ronald.
"Tidak bisa begitu kak! 1 minggu itu sangat lama," rengek Irene. "Bagaimana aku bilang pada teman-temanku nanti kalau mereka mengajak aku jalan ke Mall."
"Jalan saja kalau mau ke Mall. Begitu saja repot," jawab Pamela bangun dari duduknya.
"Berisik!"
Pamela mencibir melihat Irene.
"Mas, mau berangkat sekarang?" Tanya Adeline melihat Ronald.
"Iya, ini sudah siang."
Adeline bangun dari duduknya, sudah kebiasaan rutin setiap hari jika suaminya berangkat ke kantor, dirinya akan membawakan tas kerja dan mengantarnya sampai suaminya masuk ke dalam mobil.
"Aku ikut dengan kak Ronald," ucap Pamela.
"Bagus! Aku jadi bebas sendirian di dalam mobil. Tidak satu udara dengan bocah sok tahu," ucap Irene pergi begitu saja melewati kakaknya Ronald yang telah membuatnya kesal karena tidak dikasih uang.
"Irene!" Panggil Mama begitu melihat pakaian yang dipakai anak gadisnya begitu ketat dengan rok mini yang pendek sekali. "Irene!"
"Ada apa?" Tanya Irene menghentikan langkahnya.
"Kamu mau ke kampus, tapi kenapa pakaianmu seperti itu? Cepat ganti!"
"Apa yang salah dengan pakaianku?" Jawab Irene.
"Itu roknya pendek sekali!" Tunjuk Mama geram.
"Ini tidak pendek Ma, biasa saja," jawab Irene melihat roknya sendiri.
"Cepat ganti!"
Pertemuan singkat dengan pria blasteran berwajah rupawan Gideon Bastian telah membuat hari-hari Arlyna Aira tidak tenang. Apalagi ketika mengetahui pria yang selalu ada dalam pikirannya bukanlah orang biasa. "Menyerah? Kamu menyerah?! Hanya karena keadaan, kamu menyerah? Sebesar itukah cintamu padaku?!" Gideon Bastian, pewaris tunggal dari keluarga terpandang mencintai Arlyna dari sejak pertama bertemu, tapi cerita rumit mewarnai setiap langkah dalam kisah kasih cinta yang mereka lalui. Akankah, Arlyna Aira dan Gideon Bastian bisa bertahan dengan cinta mereka? Ikuti yuuuks ,,, kisahnya bersama author. Cerita ini murni dari hasil imajinasi author sendiri untuk seseorang yang sangat spesial dalam hidup author sebagai kado istimewa di hari teristimewa nya ,,,, March01 ~ TianArlyn.
Sinopsis : "Menikah denganmu?!" Qeiza Noura syok. Setelah putus dari pacarnya, Arlando sang sahabat masa kecil tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan. Periodenya hanya satu tahun dan keduanya boleh mencari cinta sejati dimasa itu. Lantas, mungkinkah, pernikahan yang berlandaskan perjanjian akan berakhir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau justru benih-benih cinta mulai muncul di hati keduanya?
Virgolin Asteria, Dokter ahli bedah kecantikan diculik pria asing dari dunia yang berbeda. Dibawah tekanan dan ancaman agar bisa menyembuhkan Ratu yang terluka, Virgolin mengerahkan semua kemampuannya untuk menyembuhkan Ratu demi mempertahankan nyawanya yang di ujung tanduk. Di ujung ketidakpastian hidupnya, muncul secercah harapan. Pintu yang memisahkan antara dunianya dan dunia yang sekarang ditempatinya terbuka, tapi Dokter Virgolin malah terhimpit dilema karena hatinya telah terpaut pada sang penculik, Pangeran Pisceso Helios. Akankah Dokter Virgolin pulang ke tempat asalnya di mana keluarga besarnya tinggal atau tetap bertahan bersama cintanya di tempat yang benar-benar asing baginya.
Love is true, Do you believe that? Only people who have a heart, who know what true love means. "Jika kamu terlahir kembali ke dunia fana ini, apa yang paling kamu inginkan?" tanya seorang pria tersenyum manis menatap lekat wajah gadis berponi yang ada di depannya. "Aku?" "Iya. Apa yang kamu inginkan Arlyn?" Dengan tersenyum manis, Arlyn mengelus lembut pipi kekasih yang sangat dicintainya. "Hanya satu keinginanku." "Apa?" "Jika terlahir kembali, aku hanya menginginkan jatuh cinta kepadamu lagi, lagi dan lagi," jawab Arlyn tersipu malu. Cinta yang begitu indah, Cinta yang begitu sempurna, Cinta yang begitu menggelora, Mampukah seorang Bastian Pisceso dan Arlyna Virgolin menghadapi setiap badai dalam mengarungi kisah cinta mereka? Karena Cinta tidak seindah yang kita bayangkan. Karena Cinta tidak selalu mudah untuk didapatkan.
Pertemuan yang tanpa disengaja antara Melodi Celena Wijaya, gadis muda 21 tahun dengan Cleon Helios Lewis 30 tahun, pria berhati dingin pewaris tunggal perusahaan besar telah membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. "Jangan mendekat! Cleon! Stop!" teriak Melodi ketakutan, gadis berlesung pipi wajah oriental menatap tajam pria blasteran yang terus berjalan mendekatinya. "Kenapa? Aku kekasihmu! Apa aku salah jika ingin menyentuhmu?!" "Mimpi! Kamu bukan kekasihku! Kamu, pria gila yang hanya menginginkan tubuhku! Pergi! Jangan menyentuhku!" teriak Melodi. Jarak, ruang dan waktu. Amarah, benci dan cinta. Alunan simphoni kehidupan yang terlantun indah dalam mengiringi alur hidup setiap insan dimuka bumi ini. Bagai bulan dan matahari, Bagai siang dan malam, Perbedaan yang menyatukan, bagai simponi indah dalam ikatan yang mewarnai setiap insan di dunia ini menjadi selaras, seiya dan sekata.
Dicintai? atau Mencintai? Mana yang akan kalian pilih, ketika cinta datang menyentuh hati kalian. "Kenapa kamu tidak percaya, kalau aku begitu mencintaimu?" "Tuan Kenzo! Sampai kapanpun, aku tidak percaya kamu mencintaiku. Kamu hanya terobsesi dengan kecantikan ku! Kamu hanya terobsesi dengan tubuhku! Kamu hanya terobsesi dengan apa yang ada di dalam diriku! Kamu tidak pernah mencintaiku!" teriak Ratu. "Apa yang harus aku buktikan agar kamu percaya?" "Lepaskan aku! Biarkan aku pergi dengan cintamu itu. Baru aku percaya, kamu memang benar-benar mencintaiku," jawab Ratu. Mencintai tanpa bisa memiliki, itu adalah luka yang sangat dalam dari air mata yang jatuh tanpa mengeluarkan suara, tapi meninggalkan luka di hati yang teramat dalam. Note : (18+) Bijaklah dalam membaca. Karya ini murni hasil dari imajinasi author sendiri tanpa bermaksud untuk menyinggung siapapun atau unsur apapun.
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Dia seperti dewa penjaga dalam hidup nya, selalu ada untuk dirinya baik di saat suka maupun duka, kesan pertama saat mommy nya memperkenalkan laki-laki tersebut sebagai calon Daddy tiri nya dia bahagia, setidaknya ada sosok lain yang akan menjaganya hingga akhir juga melindungi mommy nya dan membuat mereka aman dari gangguan orang-orang disekitar tapi bagaimana jika kebahagiaan setelah pernikahan mommy nya dan laki-laki tersebut berubah karena sebuah tragedi berdarah?. Pada akhirnya dia harus ikut laki-laki tersebut dan tinggal dengan nya dalam jutaan pertimbangan keluarga, dan siapa sangka malaikat berwajah tampan tersebut sangat pandai menjebak nya yang lugu dan polos, dalam rasa ketidak tahuan dari awalnya pelukan, curi-curi ciuman, tidur di kamar dan kasur yang sama hingga tangan-tangan kokoh dan hangat tersebut mulai bergerak nakal menggoda nya dalam rayuan mulut seorang malaikat penjaga. Masa SMA dalam kepolosan nya, dimanfaatkan sang daddy tiri secara halus dan perlahan menjadikan dia satu-satunya gadis yang terus berada di bawah Cengkraman Daddy nya tersebut. Dan hubungan daddy anak tersebut berubah menjadi hubungan terlarang di belakang semua orang.