Arlando, begitu juga dengan Qeiza. "Apa? Calon istr
mbali tersadar dari rasa terkejutnya. "Dia kekasihku! Ber
caya, tanya sendiri pada orangnya." Arlando menggeser tubuh agar bisa berdiri berdampingan den
jawaban meluncur begitu sa
sendiri bukan, apa jawaban dari kekasihku." Arlando tanpa ragu mengecup lemb
a, segala macam amarah sudah sampai diubun-ubun. "Jelaskan padaku! Siapa laki-laki in
n waspada menghadapi Damar yang m
entak Damar mendorong tubuh Arlando ke bel
do telah terlebih dahulu waspada, tangan Damar yang
ayani kau!" Arlando menjatuhkan tubuh Da
r ke belakang sementara tubuhnya telungkup di atas meja yang
AA
AA
tara Qeiza segera menghindar dengan wajah ketakutan.
kelahian Damar dan Arlando yang tentunya pasti akan berujung s
tangan sahabatnya agar menjauh
ak cepat, sorot matanya begitu tajam menatap wajah Damar yang dipeg
pinta Qeiza dengan suara rendah sam
saha melepaskan diri dari pegangan dua pelayan, emosi
ari sini," bisik Qeiza. "Jangan
in tertawa begitu mendengar apa yan
ar yang menanggungnya." Qeiza menarik tangan Arlando setelah bicara sebentar pada pelayan dan
jalan beberapa meter menjauh dari cafe. "Ar
ndo. "Dia tadi mengaku, kamu kekas
knya. Ingatannya kembali terbayang wajah Damar dan Ririn yang te
ku siap mendengarkan, tapi aku tidak suka melihat wajah jelekmu itu jadi bertamba
an Arlando. "Apa s
a meledek sahabatnya itu agar tidak bersedih lagi.
i baru putus kemarin. Mungkin, Damar belum bisa menerima kenyataan kalau
Arlando. "Itu sangat jelas terlihat di
terlihat matanya berkaca-kaca. "Jika dia
tubuh mungil Qeiza ke dalam pelukannya. "Aku tidak akan membiarkan siapapun
ando sangat jelas terdengar di telinga bagaikan irama musik instrumen. Perasaan hangat, nyaman dan tentram langsung masuk me
ggak ada tempat lain," terd
tahu malu," jawab pejalan kaki yang lain. "
paskan pelukan, wajah keduanya
duk lemas dengan wajah kusut dikelili
emua kerusakannya akan anda
u, pak?!" Protes Damar tidak terima. "Mereka berdua
auan pada pelanggan kami," jawab pemilik cafe. "Apa anda t