Saat itu tahun 1941, untuk pertama kalinya Jean menginjakan kaki di halaman depan rumah seorang janda bekas istri orang Belanda. Untuk pertama kalinya pula, Jean mendapatkan firasat bahwa dia tidak perlu berkelana kemana pun lagi. Sebab wanita Bernama Camila tersebut memberikan dia sebuah kesempatan untuk merasakan kembali menjadi manusia seutuhnya dengan penerimaan yang hangat meskipun Jean telah mengaku bahwa dia adalah seorang mantan narapidana atas kasus pembunuhan. Sayangnya, Camila tidak tahu bahwa orang yang dibunuh oleh Jean adalah suaminya sendiri. Saat dia tahu justru, segalanya sudah serba terlanjur. Jean terlanjur menganggap Camila sebagai rumah yang dia cari dan dia rindukan. Sementara Camila terlanjur menganggap bahwa Jean adalah seorang ayah pengganti yang pantas untuk anak-anaknya
Dicari seorang suami
Membutuhkan seorang pria sehat dengan umur berapa saja.
Bersedia mencari nafkah dan berbagi tempat tinggal.
Temui Camelia, di perkebunan ujung-
Dia melihat catatan yang dia salin. Meski Jean tahu bahwa wanita yang disebut sebagai janda gila itu barangkali belum tentu mau menerimanya. Tapi paling tidak Jean ingin sedikit lebih berusaha untuk membuat kesan yang cukup baik pada pandangan pertama. Setidaknya dia diberi kesempatan untuk dipertimbangkan sebelum langsung dibuang begitu saja seperti sampah tak layak lantaran dirinya hanyalah seorang mantan narapidana.
Dia sudah berada di lokasi yang sesuai dengan salinan catatannya, dan sekarang pria itu malah diam memandangi rumah kecil yang termaram dengan lampu minyak seadanya. Tempat itu, bukan sebuah rumah megah yang dia bayangkan layaknya rumah sang tuan tanah ditempat dimana Jena dulu pernah bekerja. Rumahnya benar-benar sangat berantakan. Kotoran ayam tercecer disembarang tempat, timbunan rongsokan yang berkarat, dan rumput liar yang menjulang tinggi membuat penampilan rumah itu jauh dari kaya layak huni. Bahkan tidak jauh dari sana ada seekor sapi yang sedang mengunyah rumput yang diletakan dibagian beranda belakang rumah. Kandangnya nyaris roboh karena kayu yang lapuk. Apa benar ini tempatnya?
Niatan hatinya untuk melanjutkan ini sedikit gamang, tapi pada akhirnya pria itu memilih untuk menunggu setelah mengetuk sekali.
Tak lama seorang wanita muncul dari balik ambang pintu, dia terlihat menggendong seorang anak berusia dua tahun di pinggulnya tapi yang menarik adalah warna rambut anaknya berwarna pirang dan bermata biru. Tidak seperti si wanita yang benar-benar cantik sederhana seperti wanita pasundan pada umumnya. Wanita itu bertelanjang kaki, mengenakan kain sarung yang sudah memudar dengan kelinan ujungnya yang telah terlepas, kebaya yang dia kenakan sesungguhnya berwarna putih tapi agak kuning di beberapa sisi barangkali karena air yang dia gunakan untuk membasuh. Intinya seluruh penampilannya sama berantakan dengan rumah dan juga pekarangannya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu dengan suara datar dan begitu hati-hati seraya mengamati pria muda tinggi bertopi lusuh yang berdiri di depan pintu rumahnya.
"Saya mencari rumah seorang mantan nyai bernama Camelia."
"Kamu sudah menemukannya."
"Saya datang setelah melihat selebaran yang di tempel di perkampungan."
Wanita berambut hitam tersebut mengangkat bayinya lebih tinggi dipinggul. Dia menyipitkan mata agar semakin jelas melihat kearah Jean. Dari gerak geriknya seperti wanita itu sedang berusaha menjaga jarak dari orang asing yang tiba-tiba mendatangi rumahnya dan itu adalah hal yang wajar sekali.
Lagipula jika dilihat baik-baik penampilan Jean memang jauh dari kata pertimbangan dan mencurigakan. Mengenakan topi lusuh yang dia gunakan menutupi warna rambutnya, dengan kemeja lusuh yang penuh keringat serta celana hitam yang kependekan beberapa inchi sehingga terlihat menggantung di kakinya yang jenjang, di padukan dengan sepatu bot-nya yang sudah koyak.
Kokokan ayam yang melompat mendapat pengabaian. Wanita itu kemudian menaruh bayi yang dia gendong agar berdiri bersembunyi di balik rok sarungnya.
"Kamu berniat melamar saya?" tanya si wanita yang namanya tertulis dikoran sebagai Camelia. Dia terlihat sangat terang-terangan dengan senyuman polos diwajahnya. Dia memang membutuhkan seorang patner untuk bekerja mengurus beberapa hal yang telah kacau semenjak suaminya meninggal, juga menjaga dia dan bayi yang berada di dalam kandungannya. Perkawinan romantis seperti kisah romansa klasik penuh cinta bagi Camelia hanya ada di dalam negeri dongeng.
"Ya, saya rasa begitu."
"Tapi saya mencari seorang seseorang yang siap dan bertanggung jawab penuh."
"Saya siap."
"Disini kami tinggal berdua, dan sebentar lagi akan menjadi bertiga," terang Camelia agak gugup.
"Saya tahu."
"Kamu masih tertarik?" tanya Camelia tidak percaya. "Maksud saya ...." Camelia kehabisan kata-kata dan hanya dapat merentangkan kedua tangannya di udara seolah menunjukan ketidakberdayaannya. Ada banyak kekacauan di rumah itu, seperti sampah yang menggunung dan berterbaran dimanapun juga beberapa kotoran dari hewan ternaknya yang tidak terurus.
Selama ini Camelia memang sudah sangat terbiasa dianggap sebagai aneh dan gila. Dia tidak lagi menaruh harapan tinggi, karena sejak kekayaannya berangsur habis dia mulai terbiasa untuk kecewa dan dikecewakan. Sejak memasang iklan, sudah terhitung banyak orang yang datang kekediamannya hanya sekadar untuk menuntaskan rasa ingin tahu dan penasaran saja. Bukan untuk benar-benar memutuskan menikahinya. Mereka datang hanya untuk mencemooh dan tertawa atas nasib buruk yang harus dia rasakan di usia yang masih muda. Semua orang bilang dia hanyalah seorang janda gila yang kesepian yang membutuhkan belaian bule untuk memuaskan hasrat.
"Saya rasa begitu. Banyak hal yang sepertinya membutuhkan banyak perbaikan ditempat ini," ujar Jean seraya mengangkat bahu.
Sama seperti Camelia, Jean seyogyanya juga tidak mau terlalu banyak berharap. Dia sudah terlanjur dibayangi oleh kata kecewa. Sudah terlalu banyak pengalaman pahit dihidupnya, mungkin akan jadi bertambah dengan dia yang ditolak oleh orang gila. Jadi untuk alasan apapun dia bahkan tidak berani berharap bahwa wanita ini mau menerimanya begitu saja.
"Kalau begitu bisa tolong buka topinya? Saya tidak suka bicara dengan orang yang tidak bisa saya lihat wajahnya dengan jelas."
Sejujurnya Jean tidak suka melepas topinya. Sejak keluar dari penjara dua tahun lalu hanya topi lusuh ini saja yang menjadi penutup dirinya dari dunia luar atas identitas aslinya sebagai orang belanda. Tanpa topi itu, Jean merasa telanjang.
Tapi untuk mendapatkan penilaian terbaik, Jean secara sukarela membuang ketakutannya dan membiarkan wajahnya terekspos bebas oleh si wanita.
Camelia sendiri langsung mengamati wajah Jean dengan lebih seksama. Pria itu... sangat tampan. Fitur wajahnya tidur dengan hidung tinggi yang mancung khas orang Belanda. Rahangnya terlihat tegas dan kokoh. Suaranya tenang dan datar dengan mata biru kelabu agak gelap yang terlihat menyembunyikan sebuah kabut kepahitan akan arti kehidupan. Meski begitu definisi yang tepat untuk kedua mata itu adalah cantik. Bibir tamunya tidak tersenyum, tapi bentuknya terbilang indah melengkung keatas. Anehnya Camelia menyukai kehangatan yang tersembunyi dibaliknya. Surai pirangnya terlihat acak-acakan seperti anjing pengembala, membuat Camelia sedikit gatal ingin mengelus tiap helaiannya.
"Kamu sepertinya harus memotong beberapa bagian dari rambutmu sedikit," komentar Camelia dengan suara yang melembut.
"Iya Nyai..."
"Camelia. Nama saya Camelia. Kamu sendiri sudah lihat di koran bukan?"
"Ya. Dan nama saya Johannes tapi saya lebih suka di panggil Jean."
Camelia tahu bahwa Jean bukan tipe pria yang senang banyak bicara seperti seperti mendiang suaminya dahulu. Karena itu melihat Jean yang tetap diam, akhirnya Camelia kembali memutuskan untuk memulai pembicaraan lagi dengan pemuda itu. "Sudah dua bulan lamanya saya memasang iklan di koran. Dan kamu adalah pemuda yang cukup bodoh untuk menjawab iklan itu. Maaf sebelumnya saya sudah salah mengira bahwa kamu adalah orang yang hendak menghina saya seperti biasa. Karena biasanya memang yang datang selalu pria dan mereka kemari hanya untuk menghina saya saja yang sudah tidak lagi berjaya dan kehilangan suami," jelas Camelia dengan nada pahit yang tidak bisa disembunyikan. "Tapi, saya tidak menyalahkan mereka. Wajar saja bila mereka menganggap saya gila karena saya hancur tepat setelah suami saya meninggal. Sudah resiko saya sebetulnya, sebagai nyai yang ditinggal mati suami situasi saya menjadi ambigu secara hukum dan sosial dan orang men-cap saya sebagai perempuan rendahan. Saya justru heran mengapa kamu belum lari terbirit-birit seperti para tamu saya sebelumnya, Tuan Jean." Seuntai senyum sedih bermain disudut bibir Camelia.
Jean mengamati wajah polos wanita itu lagi. Dia masih muda, dan cantik. Hanya saja kepahitan hidup yang sudah dia jalani membuat wanita itu jadi terlihat lebih tua dari usia aslinya. Anehnya Jean merasa bagian dari dirinya agak tersentuh, sudah lama sekali dia tidak mendengar ada orang memanggilnya dengan sebutan Tuan selayaknya panggilan yang memang diperuntukan untuk para orang Belanda yang hidup menetap di tanah jawa sebagai penguasa.
"Sebenarnya bukan saya yang harus lari terbirit-birit sekarang, Jika kamu tahu tentang siapa saya sebenarnya. Sebetulnya saya adalah seorang mantan narapidana. Saya pernah membunuh orang belanda di rumah bordil dan dipenjara selama sepuluh tahun," terang Jean jujur.
Jadi apa yang akan wanita itu lakukan sekarang?
WARNING MATURE CONTENT!!! Setelah mengalami silent treatment dari pacarnya. Satu waktu Angga diberi kesempatan bertemu. Pemuda itu langsung bersiap all out saat itu juga. Membeli bunga untuk sang kekasih dan juga menyiapkan cincin untuk melamarnya. Namun tidak dia duga, harapan untuk menjadikan sang kekasih sebagai miliknya sirna sudah lantaran dia justru meminta putus. Putus asa dengan kehidupannya, Angga dihubungi oleh Doni sahabat yang usianya sedikit lebih tua. Dia menelepon untuk meminta bantuan. Tapi siapa sangka, bantuan tersebut justru malah menyeret Angga dalam sebuah petualang yang tidak dia pernah sangka. "Pekerjaan ini cocok untuk pria yang sedang patah hati," kata Doni padanya saat pertama kali menawari Angga. "Kau pikir aku gigolo?" "Coba dulu saja, bayarannya menggiurkan. Dengan ini kau bisa punya banyak uang sekaligus kenikmatan. Jadi kita sepakat?"
WARNING!!!! MATURE CONTENT Setiap malam Lucy mengganti identitasnya menjadi Rose sang primadona klub malam di pinggiran kota. Meski dia dicap sebagai pelacur tetapi faktanya, Lucy tidak pernah tidur dengan pria mana pun meski dirinya ditawar dengan harga cukup tinggi. Sementara itu Rookie sang playboy yang tidak pernah ditolak tidur dengan siapa pun merasa tertantang untuk menaklukan sang primadona klub. Tetapi kemudian tidak disangka mereka berdua justru dipaksa untuk menghadapi sebuah kenyataan, pilihan takdir. Melanjutkan kisah lama yang tidak sempat dirajut atau melanjutkan hidup dengan melepaskan perasaan masing-masing.
WARNING MATURE CONTENT! AREA 21+ Pembaca di bawah umur dilarang mampir, harap menepi dan lebih bijak mencari bacaan lain. Jeff seorang Playboy jatuh cinta pada pandangan pertama saat pesta topeng di kafe-nya. Hubungan keduanya terjalin setelah mereka terlibat situasi panas dan menjadi sepasang kekasih pada akhirnya. Namun Anna rupanya tidak cukup waspada terhadap Jeff, sebab pria itu sudah menyiapkan serangkaian daftar hal yang akan mereka lakukan sebagai sepasang kekasih yang tentunya akan menyalakan gairah satu sama lain di setiap kesempatan yang tidak pernah Anna duga.
Warning 21+ (Mature content) Chika adalah seorang gadis yang baru saja direkrut untuk bekerja sebagai asisten untuk seorang penulis novel romantis terkenal bernama Jack Jeagerjaques. Tetapi siapa sangka kesan pertama pertemuan mereka diluar dugaan, karena Chika mendapati bos barunya sedang bercinta dengan seorang wanita di dapur. Kejadian itu menjadi cikal bakal bagi Chika menandai Jack sebagai seorang pria mesum yang haus belaian. Dia terancam akan menjadi mangsa selanjutnya jika saja Chika tidak berhati-hati dan waspada terhadap pesona maskulin yang Jack miliki. To : Chichi My love, My life, My Inspiration.
Tak ada satu pun cara menjadi ibu yang sempurna. Namun ada banyak cara untuk menjadi ibu yang baik. Jika merayumu dapat mengembalikan putraku dan membuat mereka aman, maka aku akan melakukannya tidak peduli resiko seperti apa yang harus aku tanggung. Kamu harus tahu bahwa aku bukanlah seorang perempuan berhati emas yang pantas untuk kau cintai sepenuh hati. Aku hanyalah perempuan egois jika menyangkut kedua anakku. Lagipula bukankah sebelumnya kita memang tidak saling mengenal? Jadi ketika kita kembali asing itu bukanlah masalah. Malah, mungkin lebih baik begini. Melepasku adalah cara terbijak bagimu untuk mencintaiku. Bencilah aku karena aku sudah memperalatmu, dan lupakanlah aku. Kau seorang pemuda yang baik, karena itulah kau pantas bersama dengan gadis yang sama baiknya. Bukan janda beranak dua yang licik sepertiku.
Lizzie adalah tipikal mahasiswi yang sedang berjuang sendiri tanpa dukungan, karena memilih menjadi calon seniman alih-alih menjadi dokter seperti yang ayahnya inginkan. Putus asa lantaran sang ayah menarik dukungan dana untuk biaya kuliah seninya, Lizzie melemparkan dirinya sendiri untuk menghasilkan uang kepada pria asing tampan. Memanfaatkan kekayaan Daxon si Papi gula bisa jadi opsi terbaik, apalagi jika ternyata si Papi gula adalah seorang bujang, bisa sangat diandalkan dan pintar memanjakan.
Andres dikenal sebagai orang yang tidak berperasaan dan kejam sampai dia bertemu Corinna, wanita yang satu tindakan heroiknya mencairkan hatinya yang dingin. Karena tipu muslihat ayah dan ibu tirinya, Corinna hampir kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib campur tangan ketika dia menyelamatkan Andres, pewaris keluarga yang paling berpengaruh di Kota Driyver. Ketika insiden itu mendorong mereka untuk bekerja sama, bantuan timbal balik mereka dengan cepat berkembang menjadi romansa yang tak terduga, membuat seluruh kota tidak percaya. Bagaimana mungkin bujangan yang terkenal menyendiri itu berubah menjadi pria yang dilanda cinta ini?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Kisah Cinta Jimmy Hugo mafia yang sangat berkuasa dengan Graziela yang merupakan puteri dari mendiang sahabatnya! Perbedaan usia yang sangat jauh serta banyaknya musuh di kehidupan Jimmy membuat kisah cinta beda usia itu penuh aksi namun romantis.