img Camelia Sinesis  /  Bab 6 Hari Baru | 6.98%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Hari Baru

Jumlah Kata:1343    |    Dirilis Pada: 01/11/2023

at bersinar keemasan menerobos melalui sela-sela jendela yang tidak tertutupi dengan benar oleh tirai. Cahaya tersebut membias membuat selarik sin

idengarkan makin mirip dengan suara ayunan kapak yang sedang digunakan untuk membelah kayu-kayu gelondongan. Suara itu jelas bukan jenis suara yang

n J

bangkit dari ranjang dengan senyuman manis yang terukir dibibirny

kasih

untuk menatap lurus kearah pria yang tengah membelah kayu di ujung halaman. Tumpukan kayu tersebut telah dibe

t andalannya sajal, sungguh makin dilihat secara seksama memang benar rupanya

ngnya yang pucat. Perutnya yang rata dipadu dengan sepasang lengan yang kuat lagi kencang juga tampak berpeluh ketika dia menaruh kayu gelondongan di atas tungg

endela dan berjalan menuju kearah pintu belakang. Jean menoleh saat mendeng

Camelia,"

dak pernah menyuruh kamu untuk melakukan ini. Kamu belum resmi bertanggung jawab atas ini," sambung Nyai Camelia terlihat menyesal menatap kear

aya karena Nyai Camelia membiarkan saya sudah

ana cara kerja hubungan kita. Sampai saat itu tiba, tolong ja

terusan berwarna biru laut sebatas mata kaki yang memperlihatkan jelas bentuk perutnya. Rambut hitamnya te

el si batita menggemaskan adalah putranya, begitu pula dengan bayi yang masih berada dikandungan Camelia adalah darah dagingnya.

tasi mengenai hal yang mustahil terjadi. Banyak hal besar di dalam hidup yang dia lewati begitu

h siapa-sia

luruh hal yang mengganggu isi kepal

dahulu. Setelah itu baru kita bicara," sahut Jean yang me

kasih sudah membantu meringank

a. Benda itu cukup berat dan sedikit tajam sehingga menggores permukaan kulitnya yang tidak tertutup apa-apa. Anehnya dia merasa senang dan lega ketika merasakan rasa sakit dan perih yang mengiris kulitnya. Pa

ibuat diatas tungku perapian. Entah sudah berapa kali dia bolak-balik, tapi yang pasti dia merasa

res oleh kayu. "Sekarang kamu tidak perlu kerepotan untuk sementara waktu karena saya sudah membantu sedikit dan

entara kedua tangannya cukup sibuk menyatukan helaian rambut hitam panjangnya menjadi sebuah kepangan. Gerakan tersebut sedikit membuat pakaiannya terangkat dan menyingkap bagian atasan paka

ang kamu liha

an reaksinya sendiri ketika berhadapan dengan Nyai Camelia. Ketika dia pura-pura sibuk dan mulai mengorek-ngorek perapian untuk membesarkan nyala api, tetap saja pikirannya tidak bisa mengenyahk

an? Wanita itu sedang hamil dan buncit seper

ia seraya sibuk mengiris d

Nya

tolong untuk mem

rah s

sejak dia tidak tertawa selepas ini. "Saya sudah bilang semalam kalau Madam itu nama sapi betina saya. Memangnya kamu k

kekeh. Agak malu dengan pikirannya yang agak kotor, karen

h Madam dan dia tidak akan menanggapi kalau dipanggil dengan sebutan lain," terang Camelia d

kah- "... Madam." Jean terbatuk sedikit dan mendengus p

us yang pernah Camelia lihat. Begitu indah ketika tersenyum dan menghilangkan garis keras dan kaku dari wajahnya yang memang sudah tampan. "Wah, wah ... apa yang saya l

berapa detik mereka saling bertatapan saat itu pula Jean berdehem membersihkan tenggorokannya yang mendadak jadi kering. Dia cepat-cepat pergi

man menuju ke kandang tempat dia tidur s

an!" pan

, N

img

Konten

Bab 1 Kesan Pertama Bab 2 Fakta Bab 3 Penuh Syukur Bab 4 Tidak Suka Dikasihani Bab 5 Pengharapan Bab 6 Hari Baru Bab 7 Kasual Bab 8 Pengenalan Bab 9 Wanita Penggoda Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia Bab 11 Sesuatu yang Berbeda
Bab 12 Insiden
Bab 13 Kehangatan
Bab 14 Sampai Besok
Bab 15 Perubahan Baik
Bab 16 Pria Idaman yang Nyaris Punah
Bab 17 Perempuan Binal
Bab 18 Rayuan Perempuan Jalang
Bab 19 Wanita Liar
Bab 20 Pria yang Mencintai Kehangatan
Bab 21 Flashback Tentang Nyai Camelia
Bab 22 Kegelisahan Nyai Camila
Bab 23 Merindumu
Bab 24 Semakin Dekat
Bab 25 Jatuh Hati
Bab 26 Salah Paham Lagi
Bab 27 Perbedaan Pandangan
Bab 28 Apakah Ini Akhir Kita
Bab 29 Jean & Abel
Bab 30 Melamar
Bab 31 Kita Nikah Besok
Bab 32 Gak Bisa Tidur
Bab 33 Hari Pernikahan
Bab 34 Kejutan
Bab 35 Keluar Untuk Pertama Kali
Bab 36 Pusat Kota
Bab 37 Cincin Kawin
Bab 38 Hakim Adam
Bab 39 Sah
Bab 40 Papa Baru
Bab 41 Bioskop
Bab 42 Menginginkan Lebih
Bab 43 Ciuman Selamat Malam
Bab 44 Seranjang Berdua
Bab 45 Mengenalmu Lebih Dalam
Bab 46 Kisah Masa Lalu Jean
Bab 47 Dikhianati
Bab 48 Imaji Kurang Ajar
Bab 49 Caraku Memandangmu
Bab 50 Pagi yang Seru
Bab 51 Kegiatan Jean Sebagai Kepala Keluarga
Bab 52 Filosofis
Bab 53 Pillow Talk
Bab 54 What a Shame
Bab 55 Wanita yang Patah Hati
Bab 56 Sahabat Baru
Bab 57 Rumah
Bab 58 Mendebarkan
Bab 59 Bercumbu Ria
Bab 60 Badai
Bab 61 Mimpi Basah
Bab 62 Pengungkapan Jean
Bab 63 Enak
Bab 64 Pulang Mabuk
Bab 65 Penebusan Kesalahan
Bab 66 Marah
Bab 67 Retak
Bab 68 Perang Dingin
Bab 69 Akal Bulus
Bab 70 Bingung
Bab 71 Tabir yang Terbuka
Bab 72 Berbaikan
Bab 73 Krisis
Bab 74 Moment Melahirkan
Bab 75 Kelahiran Sang Putri
Bab 76 Invasi
Bab 77 Nyonya Limah
Bab 78 Surat Panggilan
Bab 79 Menghabiskan Waktu Bersama
Bab 80 Ulangtahun Pertama dan Terakhir
Bab 81 Moment Bersama yang Terkasih
Bab 82 Panas Membara
Bab 83 Sisa Waktu
Bab 84 Goodbye Days
Bab 85 Permintaan
Bab 86 Akhir
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY