img Camelia Sinesis  /  Bab 3 Penuh Syukur | 3.49%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Penuh Syukur

Jumlah Kata:1095    |    Dirilis Pada: 01/11/2023

an sedih dan kecewa," kata Camelia mencoba sekali lagi untuk menetralisir suasana yang terlanjur canggung beberapa saat yang lalu sambil

kung indah sehingga menampakan lesung di pipi kanannya. Senyuman yang mampu

yang dulu menjilat sepatunya mengumbar kata sayang dan cinta bersedia memberinya kesempatan. Para pria maupun wanita

gan wanita dihadap

erhati bersih tak tercela. Wanita yang lahir dari negeri jajahan bangsanya itu sama sekali tidak menghakimi ke

ketika bercanda dengan putranya, kedua tangannya cekatan mengurus beberapa hal dalam satu waktu. Memas

r Jean langsung tahu bahwa Abel adalah anak yang paling beruntung dan

ini dapat memiliki aroma harum yang menimbulkan gelenyar hangat dihatinya.

ya dilihat saja, karena saya me

an rebus singkong yang berterbangan ke segala arah dan juga ceceran sup jagung yang tumpah kemana-mana. Wanita itu nampak sudah sangat terbiasa dengan keadaan ini, sebab Jean tidak menemukan adanya keluhan yang biasa akan keluar dari mulut orangtua yang

irinya. Dan benar saja ketika pria itu menyendokan sup jagung itu kemulut rasanya senikmat aromanya. Dia yakin, bila dia masih hidup hingga tiga ratus tahun lagi pun dia tidak akan pernah melupakan rasa masakan ini. Belum lagi ketika dia mengkombinasikan sup jagung tersebut dengan re

oh yang tidak pernah lepas dari air muka pria itu. Sipir sialan itu selalu menyuruhnya untuk menggonggong lebih dulu layaknya seekor anjing setiap kali jam makan tiba. Setelah puas menghinanya barulah dia akan memberinya upah dengan cara memberi jatah makan di at

an memberikan atensi berlebih kepadanya lagi. Jean telah menandaskan hidangan sederhananya, namun Camelia justru menemukan bagaimana netra abu-a

besar berisi air di atas tungku kayu yang masih menyala. Jean menatap tak percaya pada apa yang sedang wanita itu lakukan terlebih ketika di

putih yang Camelia berikan dengan tangan sedikit gemetar sebelum membawa benda itu ke pipinya. Handuk itu begitu putih, lembut, bersih

handuk kumal berbau sangat apek sebagai lap badan yang bahkan belum

dan membasuhkannya ke wajah juga ke rambutnya. Sungguh betapa dia sangat meresapi semua kemewahan ini. Kepala pria itu tertunduk sehingga bulir-bulir air hangat kembali jatuh dan menetes ke dalam baskom dari helaian rambut sewarna emasnya. Erangan lembut keluar dar

lnya hampir sepanjang umurnya hanyalah air dingin. Entah itu dari sungai, danau, atau pa

hal seperti ini, baunya begitu harum dan berbau udara segar. Alasan mengapa Jean berspekulasi demikian adalah karena seringkali

img

Konten

Bab 1 Kesan Pertama Bab 2 Fakta Bab 3 Penuh Syukur Bab 4 Tidak Suka Dikasihani Bab 5 Pengharapan Bab 6 Hari Baru Bab 7 Kasual Bab 8 Pengenalan Bab 9 Wanita Penggoda Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia Bab 11 Sesuatu yang Berbeda
Bab 12 Insiden
Bab 13 Kehangatan
Bab 14 Sampai Besok
Bab 15 Perubahan Baik
Bab 16 Pria Idaman yang Nyaris Punah
Bab 17 Perempuan Binal
Bab 18 Rayuan Perempuan Jalang
Bab 19 Wanita Liar
Bab 20 Pria yang Mencintai Kehangatan
Bab 21 Flashback Tentang Nyai Camelia
Bab 22 Kegelisahan Nyai Camila
Bab 23 Merindumu
Bab 24 Semakin Dekat
Bab 25 Jatuh Hati
Bab 26 Salah Paham Lagi
Bab 27 Perbedaan Pandangan
Bab 28 Apakah Ini Akhir Kita
Bab 29 Jean & Abel
Bab 30 Melamar
Bab 31 Kita Nikah Besok
Bab 32 Gak Bisa Tidur
Bab 33 Hari Pernikahan
Bab 34 Kejutan
Bab 35 Keluar Untuk Pertama Kali
Bab 36 Pusat Kota
Bab 37 Cincin Kawin
Bab 38 Hakim Adam
Bab 39 Sah
Bab 40 Papa Baru
Bab 41 Bioskop
Bab 42 Menginginkan Lebih
Bab 43 Ciuman Selamat Malam
Bab 44 Seranjang Berdua
Bab 45 Mengenalmu Lebih Dalam
Bab 46 Kisah Masa Lalu Jean
Bab 47 Dikhianati
Bab 48 Imaji Kurang Ajar
Bab 49 Caraku Memandangmu
Bab 50 Pagi yang Seru
Bab 51 Kegiatan Jean Sebagai Kepala Keluarga
Bab 52 Filosofis
Bab 53 Pillow Talk
Bab 54 What a Shame
Bab 55 Wanita yang Patah Hati
Bab 56 Sahabat Baru
Bab 57 Rumah
Bab 58 Mendebarkan
Bab 59 Bercumbu Ria
Bab 60 Badai
Bab 61 Mimpi Basah
Bab 62 Pengungkapan Jean
Bab 63 Enak
Bab 64 Pulang Mabuk
Bab 65 Penebusan Kesalahan
Bab 66 Marah
Bab 67 Retak
Bab 68 Perang Dingin
Bab 69 Akal Bulus
Bab 70 Bingung
Bab 71 Tabir yang Terbuka
Bab 72 Berbaikan
Bab 73 Krisis
Bab 74 Moment Melahirkan
Bab 75 Kelahiran Sang Putri
Bab 76 Invasi
Bab 77 Nyonya Limah
Bab 78 Surat Panggilan
Bab 79 Menghabiskan Waktu Bersama
Bab 80 Ulangtahun Pertama dan Terakhir
Bab 81 Moment Bersama yang Terkasih
Bab 82 Panas Membara
Bab 83 Sisa Waktu
Bab 84 Goodbye Days
Bab 85 Permintaan
Bab 86 Akhir
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY