Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Pacarku Sagapung
Pacarku Sagapung

Pacarku Sagapung

5.0
76 Bab
9.1K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

WARNING MATURE CONTENT! AREA 21+ Pembaca di bawah umur dilarang mampir, harap menepi dan lebih bijak mencari bacaan lain. Jeff seorang Playboy jatuh cinta pada pandangan pertama saat pesta topeng di kafe-nya. Hubungan keduanya terjalin setelah mereka terlibat situasi panas dan menjadi sepasang kekasih pada akhirnya. Namun Anna rupanya tidak cukup waspada terhadap Jeff, sebab pria itu sudah menyiapkan serangkaian daftar hal yang akan mereka lakukan sebagai sepasang kekasih yang tentunya akan menyalakan gairah satu sama lain di setiap kesempatan yang tidak pernah Anna duga.

Bab 1 Kali Pertama Kita Berjumpa

Kafe miliknya disulap menjadi sebuah ruangan gelap, dramatis, dan seksi dimana menurut Jeff 'apapun bisa terjadi disini'. Ide tersebut tercipta dari gagasan asalnya membuat sebuah pesta topeng ketika Hallowen di kafe yang dikelola oleh keluarganya.

Jeff biasanya bukan tipe orang yang suka menutupi wajahnya, sebab dia lebih suka dipuja oleh para perempuan karena ketampanannya. Tetapi pesta dengan topeng sepertinya akan menarik, sebab dia mungkin akan bertemu dengan seorang perempuan yang penuh kejutan dibalik topeng yang dia kenakan. Setelah pertimbangan cukup lama, akhirnya Jeff memilih sebuah topeng yang hanya menutupi matanya saja, sehingga garis rahangnya yang tegas bisa tetap terlihat dengan baik. Dan sejujurnya Jeff bertaruh orang-orang bakal mengenal dia meski matanya tertutup oleh topeng. Untuk kostum sendiri, Jeff memilih tuksedo tanpa ekor dan dasi yang ditata sempurna dibalik kerah kemejanya. Setelan gelapnya diimbangi dengan topeng phantomesque. Dia senang dengan tampilan perdananya yang kelihatan misterius tapi tetap menawan.

Hal pertama yang dia lakukan adalah bersandar di dekat meja minuman sambil mengamati satu persatu para perempuan yang datang ke kafe tersebut. Semua orang cukup antusias dengan penampilan masing-masing, tetapi meski menarik Jeff belum menemukan satu yang menarik perhatian dan rasa tergugah untuk memburu salah satu dari mereka.

"Tuan," sapa seseorang dan Jeff bisa mendengar jelas suara halus tersebut dari arah belakang punggungnya. Dia melihat sosok seorang perempuan yang mengenakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah dia perkirakan akan dia saksikan seumur hidupnya. Perempuan itu mengenakan gaun bertali ramping dengan garis leher yang menjuntai, dan bahkan lebih dalam lagi di bagian leher yang memamerkan kulit pualam menawan di beberapa tempat. Belum pernah Jack melihat ada orang yang cukup berani berpenampilan seperti itu sepanjang dia menilik satu persatu tamu yang datang ke kafenya. Gaun tersebut berpotongan slim-fit hingga ke lantai, dengan pinggiran yang menutupi bagian bawah tumit. Roknya juga memiliki celah yang panjang hingga mencapai paha kanan atas, memperlihatkan kaki jenjang mulus yang begitu indah dipandang mata.

Penampilan perempuan itu dilengkapi dengan topeng merah menyala yang berkilauan yang menutupi sebelah matanya, memberikan sebuah kualitas mempesona diatas wajar yang membuat Jeff merasa tenggelam di dalamnya.

Pria itu menelan ludah dengan susah payah, mengamati tubuh perempuan itu lebih lama dari yang seharusnya. Dia bahkan berupaya cukup keras untuk menyadarkan dirinya sendiri dari lamunan nakal yang mampir ke otaknya, ketika menatap wajah perempuan itu sekali lagi dan mendapatinya memberikan senyuman manis kepada Jeff.

"Menemukan sesuatu yang kau suka?" katanya sambil menggoda.

Begitulah awal pertama hubungan mereka, pertemuan dengan cara yang tidak terduga tetapi menghasilkan relasi romansa yang lekat hingga sekarang. Jeff jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap perempuan itu. Perempuan dengan topeng merah menyala yang menjadi bakal kekasihnya dimasa depan. Anna.

"Aku melihat banyak hal yang aku suka," katanya setelah dia menemukan suaranya kembali. Dia membalas senyuman kelewat manis tersebut dengan seringai nakal. "Bukankah ada aturan dimana hanya memperlihatkan kulit di satu tempat?"

"Peraturan itu tidak berlaku untukku, karena bagiku aturan ada untuk dilanggar Tuan, jika kau mengenal kalima itu kurasa aku yakin kau tahu siapa aku."

"Ah ya, aku suka perempuan yang pandai berteka-teki," sahut Jeff. Dia sebenarnya tidak tahu siapa perempuan yang sedang dia hadapi sekarang. Namun Jeff haruslah pandai dan menawan seperti playboy pada umumnya, dia harus mengembalikan pola dan tidak boleh kalah dari si perempuan misterius yang sedang menggodanya. Dia kemudian menyadari musik mulai di putar, dan alunan jazz yang lembut memberikannya sebuah ide untuk melancarkan sebuah aksi. "Mau menari, Nona?" tawarnya sambil menyeringai dan menawarkan uluran tangan yang tanpa dia duga disambut dengan mudah. Membuat Jeff segera menuntut mangsanya menuju ke lantai dansa bersama para pasangan lainnya.

Jeff menariknya sedekat yang dia bisa, tetapi ada batas yang dia sisakan agar perempuan itu agak penasaran. Dia merentangkan satu tangan ke punggung bawah si gadis yang telanjang dan memegang tangannya yang lain. Dengan mudah, Jeff berhasil membimbing mereka berdua ke dalam sebuah lingkaran kecil dan lamat laun tubuh mereka semakin merapat satu sama lain. Kelembutan yang dia dapatkan amat dia nikmati, dan dia mulai tenggelam dalam fantasinya sendiri. Dia melepaskan jemarinya untuk menelusuri punggung halus perempuan di dekapannya dengan lembut untuk menarik perhatian dan menerangkan pada gadis itu bahwa Jeff cukup tertarik untuk mengenalnya lebih dalam.

"Kau terlihat sangat seksi dan menggairahkan," ungkap Jeff. Suaranya serak dan dia tahu bahwa itu cukup mengkhianti prestasinya sebagai sang cassanova, tetapi anehnya disaat yang sama dia tidak peduli meski perempuan ini berhasil menurunkan pamornya. Dia punya banyak versi seksi dari seorang wanita di kepalanya, dan menurut Jeff perempuan misterius ini salah satu yang terbaik dari yang pernah dia lihat. Karena itulah Jeff ingin perempuan itu tahu bahwa dia adalah mahluk tuhan yang paling seksi.

Gadis itu agak menggigil di bawah sentuhan dan tatapan mata yang dia dapati dari Jeff. Mulutnya yang sedikit terbuka untuk menarik napas lebih dalam agar dia tidak tenggelam di dalam aroma memabukan yang pria itu miliki. Gadis itu sendiri hanya menyaksikan bagaimana sang pria mulai terlihat takluk terhadap pesonanya, kulitnya terasa kesemutan karena sentuhan yang diberikan pria itu di punggung telanjangnya. Cara pria itu menggodanya terlalu membuai, dan dia sedikit takut akan kehilangan dirinya sendiri pula.

"Kau juga tidak terlihat seburuk itu," jawabnya halus, mencoba menutupi reaksi atas tubuhnya dengan bertingkah tidak begitu peduli dengan apa yang Jeff baru saja katakan kepadanya. "Aku selalu berpendapat bahwa semua lelaki sama saja, tidak ada yang istimewa kecuali mereka sedang menginginkan sesuatu." Sekali lagi dia memperhatikan jakun sip ria yang naik turun ketika menelan saliva, sebelum tiba-tiba saja dia menundukan kepala sehingga bibir pria itu tepat berada di samping telinganya.

"Aku juga berpikir sama pada awalnya, tapi berkatmu kurasa aku punya pandangan berbeda," bisiknya dengan cara yang berbahaya. Sejujurnya gadis itu merasakan adanya gelombang yang penuh gairah yang mengalir melalui suara dan hela napas pria itu ditelinganya.

"Kau ingin keluar dari sini sekarang?" tiba-tiba dia menemukan suaranya yang bertanya dengan suara yang sedikit gemetaran.

Jeff tidak memberikannya jawaban apa-apa. Pria itu malah bergerak tanpa komando dan menariknya bersama. Menjauh dari keramaian di dalam kebisuan yang menyiksa dan penuh tanda tanya. Membimbing mereka berdua menjauh dari kerumuman orang-orang tidak dikenal di dalam kegelapan dan desakan. Tangan Jeff masih bercokol menggenggam jemarinya, bahkan semakin erat untuk memastikan mereka tetap bertaut dan tidak kehilangan satu sama lain.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 76 Akhir Kisah Kita   08-05 16:38
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY