/0/13329/coverbig.jpg?v=289ec2062270d375543b3a2553796467)
Semuanya dimulai Ketika Pria Yang hanya seorang Pekerja buruh tani ingin Menyatakan Cinta nya, kepada sang Primadona Desa Di tolak mentah-mentah Setiba nya dirumah sang gadis, dan Musibah yang terus berdatangan, Hingga akhir nya Dia menemukan...
Max sedang bersemangat. satu minggu ini dia bekerja keras dari pagi hingga sore kini waktu nya dia menuai sedikit hasil jerih payah nya dan sore ini adalah waktu nya mereka para petani gajian setelah enam hari bekerja di kebun sayur Pak wawan. Max sudah mandi dan lumayan wangi, menurut dirinya sendiri dan dia memakai kaos oblong putih polos berpadu celana hitam
Ia tampil percaya diri dan lebih rapi dari biasanya, karena ingin mengajak seorang wanita idaman nya berkencan, Max juga ingin menyatakan cinta untuk yang pertama kali di dalam hidupnya. Kepada Yona Wilona, si kembang desa di kampung nya
"Tumben banget kamu hari ini, Berpakaian rapi dan wangi gini mau kondangan" Bastian menatap Max dari atas ke bawah, lalu mengendus udara sekitar yang tercemar parfum yang hanya bertahan setengah jam itu. yang dipakai Oleh Teman nya.itu
Max ikut mengamati penampilannya di cermin ,Lumayan katanya "Ini semua demi Yona, aku mau ngajak dia nonton bioskop setelah Gajian dari pak wawan."
"Max.. kamu sadar nggak sih Jika Yona itu terlalu cantik untuk orang seperti kita? Dia anak kuliahan putri tunggal orang terkaya di desa, dan banyak banget penggemarnya. Kamu jangan terlalu optimis bisa dapetin Yona!" Bastian memberi saran yang masuk akal sambil menepuk-nepuk bahu Max. dia kasihan karena belum ada hasil yang signifikan dari pedekate yang dilakukan oleh Max selama satu bulan terakhir.
"Apa salahnya jika aku berusaha sedikit? Kamu harusnya juga sadar jangan kelama-an jomblo, Nanti Jamuran kata-kata bijak Max seakan menusuk relung hati terdalam bastian.
"ah bangsat kamu max di nasehati malah balik ngatain"
"haha.a..
Bastian spontan tertawa terbahak-bahak
, "ingat ya hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha, ucap' Max.
"ngaca dulu Max Kita ini pemuda- pemuda miskin, cuma pekerja serabutan, musiman! Sementara Yona?"ujar bastian bertanya
"Yang penting ada pekerjaan dan selagi halal, itu harus kita syukuri Dan ingat bro kredibilitas kita kerja Legal bukan ilegal!" ujar Max sok bijak.
"Aku hanya mengingatkan mu, jika nanti Yona nolak cinta mu... mending Ubah haluan ke Yana saja. Dia sudah lama suka sama kamu ," ucap Bastian sembari tersenyum.
"Astaga, kamu anggap aku cowok apa-an Yana bukan seleraku, Bas!"
"Kamu nggak bakal mampu bersaing sama Arman buat dapetin Yona. Kamu kalah segalanya, Max! Ibarat kamu bumi dan Arman langit nya!" ledek Bastian tanpa rasa kasihan.
Pemuda bernama Arman yang disebutkan Oleh bastian adalah satu contoh pria muda yang lumayan sukses di desa mereka ini. Usaha peternakan ayamnya paling besar dibanding yang lain. Arman Memiliki mobil, dan rumah,
dan lahan pertanian sayur yang cukup luas. Usianya baru 25 tahun.
Banyak gadis-gadis bermimpi untuk menjadi istri Arman yang tampan dan mapan tersebut Namun, beredar kabar bahwa Arman menyukai kembang desa yang tidak lain dan sudah pasti itu Yona
Max tak Memperdulikan. nasehat Bastian yang menurutnya sangat menyebalkan. Sebagai sahabat, seharusnya bastian memberi dukungan padanya? Bukan malah membandingkannya dengan Arman!
Ia memang tidak tampan, dan juga tidak kaya dirinya hanya anak seorang duda yang berprofesi sebagai orang pintar dia sadar kalau dirinya miskin. Tapi bukan berarti ia tidak memiliki kelebihan. Di usianya yang ke-21 tahun, Max terhitung Anak yang Mandiri.
Meski hanya bekerja serabutan, Max termasuk pekerja yang patut diperhatikan
oleh pak wawan karena dia rajin dan teliti. Tubuhnya yang kuat pun bisa diandalkan untuk pekerjaan yang lumayan berat. Tak jarang ia mendapatkan uang tambahan dari Wawan. Yang jelas, ia mandiri dan tidak menjadi beban ayahnya.
Max menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di depan meja kerja pak Wawan "Permisi pak wawan" sapa max.
lalu pak wawan menoleh,
"Oh kamu Max ... mau ambil Gaji ya?" tanya Wawan basa-basi.
"Iya, Pak;! Lagi ada kebutuhan mendadak, makanya aku ambil agak cepat."
"Cie mau ngapel malam mingguan ya? Yang Mana cewek kamu, Max? Perasaan kamu dan Bastian paling sukses memegang predikat jomblo selama kerja ikut aku!"
"Itu... si kembang desa Pak baru mau nembak, Pak doain ya," jawab Max cengengesan.
wawan hanya menggeleng tak"
percaya, Max berani mendekati "Yona? Bukan-Kah Yona sudah punya pacar?"
"Namanya juga usaha, Pak! Tidak boleh nyerah sebelum Janur kuning melengkung?"
jika sudah melengkung kamu Setrika Saja Max biar Lurus kembali.
Hahaaha...
Pak Wawan tertawa dengan candaan nya sendiri Kemudia Dia mengulurkan tangan untuk Memberi amplop berisi uang Gaji Max
"Musim panen ini sudah selesai. Belum ada kerjaan lagi ya Max, nanti jika sudah masa pembibitan aku hubungi kamu lagi ya!"
"Berarti senin Nanti nggak ada kerjaan sama sekali, pak?" Wajah Max berubah kecewa. Jika tidak ada pekerjaan di sawah pak Wawan artinya Dia kembali jadi pengangguran.
"Belum ada. untuk saat ini Udah kamu tidak usah sedih, paling dua minggu lagi pembibitan dimulai buat lahan sebelah Barat!"
"Jangan lupa hubungin ya,Pak,!Jawab Max dan Amplop ini.
Terima kasih ya pak," kalau begitu saya pulang dulu pak.
Ya-ya Hati-hati, Jawab pak Wawan
Max undur diri sambil mengangkat amplop ke depan wajahnya. lalu Menciumnya penuh syukur.
Ia tidak berbasa-basi lagi pada sahabatnya yang mengantri gaji di belakangnya. Pikiran Max langsung Kesal, tiga minggu tanpa pekerjaan bisa membuat kantongnya benar-benar Kering,
Dengan hati galau,dan gundah Max pergi ke rumah si kembang desa mengendarai motor bututnya. jika diperhatikan, dengan seksama motor itu mungkin usianya tak jauh berbeda dengannya.
Tapi mau bagaimana lagi? Motor itu satu-satunya pengganti kakinya agar tidak kelelahan ketika bepergian. Kondisi motor memang sudah tidak Layak, Namun masih bisa dipaksa berjalan jauh.
Sampai di rumah Kembang desa, tampak Yona sedang duduk di teras membaca Koran sambil minum teh wanita. Itu hanya melirik Max sekilas ketika motor butut Max parkir di halaman rumahnya dia mengerutkan kening nya,
Max mengucap salam, lalu menunggu dipersilahkan masuk oleh sang tuan rumah.
Yona tidak Menyuruh Max masuk ke teras atau ke dalam rumahnya tapi menyapanya sambil berdiri malas-malasan. "Max Mau apa kamu kesini?"
"Aku nggak disuruh masuk dulu?" tanya Max tanpa malu.
"Max aku lagi Tidak mau diganggu!" kata Yona tak peduli. Max bukanlah tipe pemuda yang diimpikan olehnya. Selain usia Max yang lebih muda empat tahun darinya, penampilan pemuda itu terlihat kampungan sekali.
"Kamu lagi bad mood ya? Kita nonton yuk! Ada film bagus lagi tayang, aku dikasih tau bastian tadi kalau ceritanya bagus!"
"Emangnya kamu punya uang berapa berani-beraninya kamu ajak aku nonton? Udah siap duit banyak buat traktir aku makan, beli baju, beli skincare?" jawab ketus yona dengan ekspresi merendahkan.
Max bertanya dengan wajah bodoh, "Kamu minta dibelikan baju sama skincare? Berapa kira-kira harganya?"
"satu juta, ada uangnya? Aku juga tidak mau keluar naik motor butut itu, kalau nggak ada mobil kamu bisa sewa harian! Tapi jangan terlalu memaksakan diri kalau memang nggak mampu, maaf.. aku dilarang dekat dengan pemuda miskin seperti kamu sama ibuku!"
Belum sempat Max menjelaskan, Ibu Yona keluar dari rumah. Wanita paruh baya itu langsung membentak tajam, " Kamu lagi, kamu lagi!"
"Selamat sore Bu Rahma, saya mau minta izin untuk mengajak Yona jalan-jalan Max Berbicara sopan pada calon ibu mertuanya.
"Kemana? Dengar ya anak muda... kamu tidak pantas untuk Yona! dengar ya pesan ku dan sampaikan.kepada ayah mu
kamu hanyalah anak duda miskin dan ingatkan ayahmu jangan mimpi bisa besanan dengan keluarga Tomo susono."
Max menatap wajah bu Rahma marah lalu menoleh ke arah pemuda yang baru keluar dari mobil yang parkir di halaman, setelah itu melihat lagi ke arah ibu nya Yona yang siap memberikan ceramah panjang kali Lebar padanya.
"Yona mau kamu kasih makan apa?
Mau kamu ajak tinggal dimana, rumah aja
cuma kontrakan sepetak! Sebelum jatuh
cinta mending kamu Ngaca dulu....
siapa nama kamu?"
"Max, jawab Max pelan. Harga dirinya benar-benar terinjak sempurna setelah ditertawakan oleh pemuda yang langsung mencium tangan calon ibu mertuanya itu dan menggandeng tangan Yona, Mengajak dia duduk di kursi teras depan.
Ibu Yona mencibir sambil mengibaskan tangan seperti mengusir Kucing yang sering kelayapan. "Jangan pernah datang
kesini lagi ya, Max! Kamu harus tau diri kalau Yona itu cocoknya dengan pemuda kaya seperti Arman! Kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan nak Arman, boro-boro mobil... kerjaan tetap saja kamu tidak punya! Bilang sama bapak kamu. untuk pelihara tuyul, dia kan orang Pintar kok bodoh banget. mau nya miskin terus Benar-benar bukan menantu dan besan idaman kalian itu!"
Max mengangguk, dan menelan saliva seandainya ada lubang saat ini dia benar-benar ingin masuk ke situ, kemudian dia pergi meninggalkan rumah Yona dengan perasaan sesal. Bukan karena cintanya ditolak Yuna yang membuat Max sangat sakit, tadi karena penghinaan ibu yuna dan kehadiran pemuda itu.
(To Be Continued)
Arsyla adalah seorang wanita berumur 23 tahun, dan dia sudah memiliki suami yang bernama Edi. Usia Edi terpaut 3 tahun lebih tua dari Arsyla. Meski pernikahan mreka sudah beranjak 2 tahun, tetapi mereka belum di karuniai seorang anak. Edi maupun Arsyla tidak memusingkan akan hal itu, karna menurut mereka ekonomi keluarga harus bagus terlebih dahulu. Edi yang hanya bekerja sebagai OB di salah satu supermarket, dengan gajih pas-pasan masih harus menanggung kebutuhan sekolah adik adik-nya yang yatim, dan Arsyla pun tidak keberatan dengan keputusan itu. Sore itu Edi baru pulang dari kerja, iya pulang ke kontrakan yang dia tinggali bersama arsyla. Walaupun kontrakannya
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."