didominasi oleh warna pastel itu. Ia membelai lembut wajah Shada. Ia pandangi wajah cantiknya kemudian men
splorasi tubuh halus yang ada di bawahnya. Kedua tangannya menelusu
nikmati setiap sentuhan Max
ada di balik bra, bermain
ketat yang dipakai wanita tersebut. Dilihatnya pemandangan mengg
kap bra itu dan membebaskan
terpaku pada objeknya. Shada men
meraba tubuh Shada, lalu berhenti di kedua dadanya, bermain di situ. Sedang ciuman Max menjal
eruak di antara mereka. Mereka menginginkan lebih.
uanya. Namun perasaannya sekarang sudah sangat kecewa.
♡
anya. Matanya kemudian teralihkan kepada seseorang yang ada di sebelahnya. Ia membelala
berat. Perut Shada sekarang sedang menjadi tump
endadak ia ingat Demian. Apakah semalam ia ke sini lagi? Shada menggelengkan kepalanya. Tidak, kenapa ia malah memik
cah tangannya meraih ponsel yang ada di atas nakas. Matanya membulat
ngan menepuk pelan lengan kekar itu. Max menggeliat perlahan, lalu membuka ma
ala melihat seluruh tubuh polos wanita tersebut. Mata
" ungkap Max menatap
angkat agak telat hari ini,
a berencana akan makan bersama di kantin karena un
baru saja menghampiri meja Ruth. Dilihat
ita untuk survey pasar di beberapa superma
al Richard seusia dengan Ruth, tapi sikapnya tak pernah menghargai dan cende
gerutu Ruth kembali, men
ard lempar kepada kita!" Ruth mengomel lagi. Dengan jelas, Ruth bisa melihatnya tadi. Meskipun ia tak t
dulu di kantin lalu berangkat," usul Shada diikuti langkah me
adi Shada tak lupa mengabari Max bahwa ia dan Ruth m
hat Max yang memasukkan mashed potato, chicken pop sekaligus sausnya, juga sal
ndiri-sendiri. Shada dan Ruth lalu meluncur cepat
yang dikendarai Shada kini melesat gesit di jalan besar yang menghubungkan anta
cukup besar. Hanya swalayan tertentu yang telah dimasuki bermacam produk makanan instan dari perusah
Ruth memang sangat membenci kendaraan bermobil, ia tak tahan dengan apapun suasana di dal
mereka hari ini. Shada mengeluarkan buku besarnya dan mencentang salah satu nama super
kan kedua tangannya, mengerjap cepat, lalu me
e masker mata di perjalanan hahaha.." ta
segera keluar. Disusul oleh Shada kemudian. Mereka memasuki
permarket satu, lalu melanjutkan perjalanan men
e. Setelah memarkir mobil, mereka berderap masuk ke supermarket it
kor mata Shada, ia seperti melihat sekelebat seseorang yang familier. Shad
h yang sama. Shada terkesiap menatap Ruth, lal
rlihat kaget, namun bisa s
. Karena kau menoleh di waktu dan arah yang sama," hardik Shada kepada Ruth, nya
. Padahal selama ini, ia sudah cukup mengenal wanita itu dengan baik. Tapi
r cerita Ruth, meskipun wanita itu hanya menceritakan tentang pekerjaan, rekan kerja, ter
apan tajam Shada seakan menghunus dan meruntuhkan per
rsam