apa rupan
agaimana mungkin keyakinannya bahwa Shada akan bertemu dengan orang yang ada di
hada menjawab rasa penasaran Ruth dengan berusaha keras m
nya sekaligus?!" sergah Ruth kesal, ia benar-
!" Bagaimana pun suara Ruth sem
jangan berhenti!" perintah Ruth tegas. Shada melihatnya ng
lengan Ruth yang sedang bersedekap, lalu melanjutkan. "Rambutnya hitam pekat. Dan matanya, eh, sekarang seperti matamu!" Shada hampir tercekat menyelesaikan akhir kal
apkan matanya cepat. Berusaha meyakinkan di
ggah Shada pelan. Ia mengamati manik merah kecoklatan milik Rut
ku lapar," rengek Ruth diikut
ju kantin. Setelah sampai, mereka lalu
ereka. Shada tak sengaja melihat Ruth yang pandangannya terpaku pada sud
ng barusan meluncur di pasa
ilaunchingkan beberapa hari yang lalu oleh perusahaannya tempat ia bekerj
alu mendudukkan diri d
an akan mengadakan rekrutmen karyawan." Ruth memulai berbi
" tanggap pelan Shada yang masi
tukas Ruth yang mulai serius lalu melanjutkan, "R
n yang cantik saja, tapi setidaknya harus berotak," ge
dak menambah beban kita," desis Ruth bers
a?" Shada memutar
ng sarapan dengan
Iya,
terlihat manggut-manggut. Lalu k
n wajahnya sejenak. "Ah, kau sudah lama
ganggu kesibukan Daddy." Shada hampir teriak, ia sad
" potong cepat Shada. Ia memutus sambungan teleponnya se
an ibunya yang meneleponnya lagi, tetapi Max. Wajahnya kembali sumring
." ucapnya
dang di kan
mengernyit dengan brondongan pertanyaan tunangannya itu. S
Kau tidak ingin ber
masih bisa menahan dirinya. Ia sangat kesal dengan ibunya dan Ma
♡
balikan beberapa lembar kertas di dalam map, tak bisa fokus membaca bahkan mempelajarinya. Lantas
gadis itu sejak berusia 11 tahun, dimana Shada pertama kali menginjakkan dirinya di Toronto ini. Lalu mereka memulai berp
ari-hari dimana aksi bertunangan Shada belum mendapat dukungan sepenuhnya dari kedua orang tuanya, meskipun mereka sangat memberikan support baginya untuk bersama Shada. Hal ini dikarenakan, ayahnya ingin Max fokus pada perusahaannya. Tak bisa dipungkiri jika sua
ingin tahu sejauh mana ia telah mempermainkan hubungan ini. Dengan linca
aku but
♡
ak sabar menunggu sosok itu kembali. Ia lalu segera turun dari bednya, ia menyusuri dinginnya la
tor laptopnya. Angin berembus memeluk kulit Shada yang mere
ada
n ini. Demian. Shada terkesiap
ut Demian kembali menghanyutkan Sha
nnya kering seketika. Demian semakin melangkah teg
Shada. Sudah lama ia tak melihat ke dalam rumah Shada. Dan tentu saja, ia akan mencari bukti unt
cm saja. Bahkan, Shada bisa merasakan sapuan napas hangat Demi
uh ke dalam manik mata Shada, ingin melihat bagaimana reaksin
mkan kedua mata, merasakan bagaimana candunya bersatu dengan bibir sosok tidak nyata i
t diraihnya ponsel yang kebetulan berada di dekatnya. Ia mengernyi
sekarang sudah ad
rsam