mian. Meskipun tak membacanya dengan cermat, tapi sekilas
sekarang sudah ad
at meraih ponselnya kembali, se
Tidak bisa seperti ini, ia harus segera menyembunyi
u. Bolehkah aku langsung masuk? Atau kau yang akan membuka
an di dalam sini, di kamarnya, masih a
Shada. Yang lebih beratnya lagi, hal ini tidak boleh sampai menggagalkan renca
keluar," balas cepat Shada bingu
yembunyikannya sementara? Yang jelas kedua pili
g di hadapinya sekarang. Jangan-jangan ia dan Max la
Max terkekeh di seberang teleponnya. Max sempat melirik ke arah balkon kamar Shada ya
inya. Ia kesal dengan Max, yang ia pikir sengaja mengulur waktunya. Padahal Sha
u baru saja selesai mandi," dustanya
ang hati aku bisa masuk langsung ke rumah, Sayang,
akan mempercepatnya. Bye, Max." S
ak sengaja melihat kilatan amarah di mata hitam tajam pria tersebut. Shada segera menga
?" pinta Shada, sekarang ia sangat ketakutan. Ia
suara berat Demi
mungkin, ia harus membereskan ini kurang
Demian. Kau tahu kan k
" Demian memotong cepat ura
elajahi guratan rasa kecewa di paras Demian. S
menyatukan kedua telapak tangannya di hadapan Demian. Ia sangat takut dibunuh
u?" Demian terkekeh, ia
terlihat tampan namun mengerikan. Sayang sekali, sekarang buka
samu," decit Demian dengan tatapan yang kembali menghunjam. Ia lalu berjalan sangat cepat, lebih dari kat
gan apa yang dilihatnya barusan. Ternyata, Demian sama sek
tuk menghangatkan tubuhnya, karena saat ini dir
anak tangga, berderap ke depa
ada begitu melihat
genakan kaos polo navy, yang cocok dan menempel
angat merindukanmu," ujar Max lalu mera
ria lingkarkan itu. Ia tersenyum
ini. Meskipun mereka setiap hari bertemu, nyatanya Max selalu disibukkan ol
ni untuk memeriksanya? Apa maksudnya itu? Muncul ke
da bergidik oleh angin yang menyapu lembut dirinya. Ia memeluk tubuhnya
ax lalu mendudukkan dirinya di sofa, matanya dengan lamat menjelajahi tiap sudut ruangan Sha
tu lebih untuk Shada. Ia tak mau wanitanya itu terl
" tawar Shada, melepaska
un ketika berjalan dan tidak hati-hati, kaki S
ngkas Max menarik Shada ke pelukannya. Kejadian itu
buru seirama degup di dalam dadanya. Begitu juga M
ngan kemana-mana," pinta Max
ngan yang lain. Tubuh Shada bertumpu
ncium bibir merah mudanya. Mereka salin
erlihat bertambah memburu. Lalu kedua tangan
n pasti semakin membelai ke atas. Tangannya masuk ke dal
erusaha menyentuh kedua dada Shada. Tiba-tiba Max ingin
sadar sepasang mata tengah mengawasi merek
rsam