pukau dengan keindahan yang sedang disaksikannya. Seumur hidup, ia tak p
, bahkan lebih putih dari batu pualam marmer yang murni. Rambutnya hitam le
pertama kali melihatnya. Ia tak tahu kenapa. Apakah mungkin ia mengagumi keindahannya?
Kau sia
namun nyatanya tercekat d
ng dilihatnya cuma diam,
ada
adapannya sekarang sudah tahu namanya. Ia ingin sekali
uara berat dan lembutnya
kurang tentunya. Bagaimana bisa ia tak takut, sementara pria yang di depannya in
ar mengembuskannya, berusaha mengendalikan diri aga
" Shada bergumam pelan, nyaris s
khirnya Shada berhasil mengumpulkan keberan
enganku, Shada?" sanggahnya le
pinya dengan pria itu. Dan parahnya, ia menyukainya. Bagaima
pertanyaannya kurang tepat, lalu meralatnya,
ikit jawaban atas kejanggalan di sana. Demian memb
ikit bergetar. Ia seperti menertawakan dirinya send
ha membela diri. Demian menatapnya senang
percaya. Ia menyelidiki penuh ekspres
dur bersama," cicitnya segera memat
gat. Kau ingin tidur?" Suara l
enar bertemu dengan sosok di mimpinya. Ketampanannya tidak nyata. Tapi, ia
apa?" sanggah Shada tak m
emian bungkam dengan pandangan yang tetap
," desis Demian lalu menghil
emian. Ia berdecak kesal lalu kemb
♡
depan cermin. Terdapat lingkaran hitam tepat di garis bawah kedua matanya. Ini pasti karena semalam
a, lalu ia bubuhkan pada garis bawah kedua matanya
, disusul oleh bunyi singkat ponsel Shada. Ia lalu memeriksa
rumah. Hari ini kau
umam Shada senang lalu
obil mewah Max. Ia memand
ca mata hitam yang sedari bertengger di kedua matanya. Aroma
i ini ia terpesona sepenuhnya pada Max. Ia
idaratkan oleh Shada. Namun, karena kecupan Shada terlalu singkat, maka ia dengan lincah menepikan mobilnya dan berhenti. I
pa pasang mata melihat mereka berdua. Tak ter
endudukkan dirinya di sana. Sedangkan Max terus berjala
sumringah. Baginya, sehari saja Shada libur sudah membuat
berangkat bersama Max?" Ruth
ahku." balas Shada tak kalah bungah. Membayangkan ciumannya de
Raut wajah Ruth kini berubah menjadi khawatir. Ia tamati wajah Shada namun menemu
depannya untuk melihat riasan wajahnya. Padahal ia yaki
Sampai akhirnya aku tidak bisa tidur sama sekali." Shada mel
ya mendekat kepada Shada, tangannya menepuk pelan bahu kiri Shada. Ia
rik napas
Namanya Demian, dan dia bukan manusia." Tiba-tiba suaranya tercekat
lu dengan sadar segera menutup mulutnya, ta
dia nyata." jelas Shada sambil memandang lekat wajah sahabatnya itu
rsam