img Malam Jahanam  /  Bab 9 Part 9 | 10.34%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 Part 9

Jumlah Kata:1057    |    Dirilis Pada: 21/10/2022

arkan Papa ke bandara menghilang dari pand

erkata, "Mamie ingin nyobain dibawa olehmu dengan mobil baru itu. Tapi nant

lihat Mamie rasanya rindu banget," sahutku sambil m

il menciumi sepasang pipiku. "Mami

ya dengan tenang ya Mam. Tanpa

uan sama Caca juga. Nanti dia

- wanti bahwa kita harus merahasiakan. Teh S

uatu yang memalukan, mungkin. Tapi biar bagaimana hal itu sudah tergores di dalam history

Mamie sedang berada di kampung Mamie. Katanya

kuliah aku memanggil Bi C

bisa Den," sahut Bi Caca, "M

egel - pegel kaki

ijitin. Mau cuci t

nggu di ka

Den

baju dan celana yang kupakai kuliah tadi. Dan dalam kea

uk ke dalam kamarku. "Mau pak

rminyak - minyak dan panas. Pakai tanga

urut bi

mbil pijit - pijit. Biar p

ki dan jari -jarinya. Dilanjutkan deng

Bi... pinter juga

disuruh mijit ya Den. Hihihiii..."

tu. Apa maksudnya? Apakah dia menyin

ah dipijitin

mang sangat baik ya sama Den

baik g

hin... hihihihiii... "Bi

dia sudah tahu kalau ak

ak berani menanggapinya, karena takut

gossip ke pembantu tetangga yang s

am nsegala kemungkinan b

k pembicaraan. "Bi Caca ini status

pi ketemunya juga cu

kok b

angan ini saya dengar kabar bahwa dia sudah nikah lagi, dengan TKW yang kerja di Arab juga. Gak taulah.

l membalikkan badan jadi celentang

a D

ku nanya puny

Den baru usi

jati betis dan pahaku, sementara aku melihat sesuatu yang luar biasa lewat belahan daster bagian dad

bahan kaus putih ini. Sambil membayangkan seperti apa bentuknya kalau Bi Caca telanjang di dep

n lagi. Sehingga akhirnya kusembulkan batang kemaluanku dari sela celana dalamku. Sambil memegang batan

ah menunjuk ke langit - langit kamarku. "Waaaauuuu

egini musti diapain biar lemas lag

t - emutan. Punya suami saya ju

? Harus dientotin ke

ang batang kontolku dengan tangan gemetaran. "

ng kontolku bisa lemas lagi. Ka

anya seperti belum y

"Ya sekarang lah. Kan ng

a harus tela

as semuanya. Bi Caca

di zaman dahulu. Pembokat zaman sekarang seperti Bi Caca itu, rambut pun dica

itam manis. Tubuhnya tinggi montok, terutama montok di toket dan bokongnya i

l melemparkan celana dalamku ke lantai, karena nanti akan

beha dan celana dalam yang sama - sama berwarna merah. Lalu kulihat ia sudah menanggal

halang seutas benang pun lagi. Setelah melihat bentuk memeknya yang tercukur bersih itu, hatiku berkata, "Dia benar -

ambu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY