arkan Papa ke bandara menghilang dari pand
erkata, "Mamie ingin nyobain dibawa olehmu dengan mobil baru itu. Tapi nant
lihat Mamie rasanya rindu banget," sahutku sambil m
il menciumi sepasang pipiku. "Mami
ya dengan tenang ya Mam. Tanpa
uan sama Caca juga. Nanti dia
- wanti bahwa kita harus merahasiakan. Teh S
uatu yang memalukan, mungkin. Tapi biar bagaimana hal itu sudah tergores di dalam history
Mamie sedang berada di kampung Mamie. Katanya
kuliah aku memanggil Bi C
bisa Den," sahut Bi Caca, "M
egel - pegel kaki
ijitin. Mau cuci t
nggu di ka
Den
baju dan celana yang kupakai kuliah tadi. Dan dalam kea
uk ke dalam kamarku. "Mau pak
rminyak - minyak dan panas. Pakai tanga
urut bi
mbil pijit - pijit. Biar p
ki dan jari -jarinya. Dilanjutkan deng
Bi... pinter juga
disuruh mijit ya Den. Hihihiii..."
tu. Apa maksudnya? Apakah dia menyin
ah dipijitin
mang sangat baik ya sama Den
baik g
hin... hihihihiii... "Bi
dia sudah tahu kalau ak
ak berani menanggapinya, karena takut
gossip ke pembantu tetangga yang s
am nsegala kemungkinan b
k pembicaraan. "Bi Caca ini status
pi ketemunya juga cu
kok b
angan ini saya dengar kabar bahwa dia sudah nikah lagi, dengan TKW yang kerja di Arab juga. Gak taulah.
l membalikkan badan jadi celentang
a D
ku nanya puny
Den baru usi
jati betis dan pahaku, sementara aku melihat sesuatu yang luar biasa lewat belahan daster bagian dad
bahan kaus putih ini. Sambil membayangkan seperti apa bentuknya kalau Bi Caca telanjang di dep
n lagi. Sehingga akhirnya kusembulkan batang kemaluanku dari sela celana dalamku. Sambil memegang batan
ah menunjuk ke langit - langit kamarku. "Waaaauuuu
egini musti diapain biar lemas lag
t - emutan. Punya suami saya ju
? Harus dientotin ke
ang batang kontolku dengan tangan gemetaran. "
ng kontolku bisa lemas lagi. Ka
anya seperti belum y
"Ya sekarang lah. Kan ng
a harus tela
as semuanya. Bi Caca
di zaman dahulu. Pembokat zaman sekarang seperti Bi Caca itu, rambut pun dica
itam manis. Tubuhnya tinggi montok, terutama montok di toket dan bokongnya i
l melemparkan celana dalamku ke lantai, karena nanti akan
beha dan celana dalam yang sama - sama berwarna merah. Lalu kulihat ia sudah menanggal
halang seutas benang pun lagi. Setelah melihat bentuk memeknya yang tercukur bersih itu, hatiku berkata, "Dia benar -
ambu