pernah merencanakannya. Dan begitulah, kehidupanku jadi banyak liku - likunya. Liku - liku yang indah
an dulu n
a pada saat Mama berusia 22 tahun dan Papa sudah berusia 41 tahun
baru berumur 9 tahun, P
anya kenapa mereka harus bercerai. Aku hanya menurut saja. Bahwa aku harus i
jungi rumah Mama di kampung yang lumayan jauh dari kotaku. Aku menurut saja, m
menikah lagi dengan seorang gadis yang usianya hanya 10 tahun lebih tua darik
yang masih sangat muda dibawa ke rumah Papa. Wanita yang baru berusia 19 tahun itu Papa
ngi oleh Papa, tidak pernah c
i yang sangat lembut dan baik sekali padaku. Karena itu aku tak punya alasan untuk tidak men
belumnya itu Papa mendapatkan dua orang anak perempuan. Tapi kedua - duanya sudah pada punya suami. Aku hanya pernah berjumpa dua kal
akak seayah yang kedua bernama Nindie. Karena aku oran
ku menasehatiku agar jangan nakal, karena aku tidak tinggal bersama ibu kan
anjakan olehnya, baik dalam membelikan pakaian mau pun membelikan coklat atau permen buatku. Ketika Ma
" sahutku
erti itu. Setiap kali Papa bertugas ke luar kota dan terkadang menginap sampai 3 - 4 malam di luar kota, Mam
aik Pap,
ri padanya ya Chep. Jangan nakal dan tur
a P
ku. Jadi, tidak ada hal yang
Bahkan pada saat aku berulang tahun yang ketujuhbelas, Mamie menghadiahkan sebuah motor bebek baru. Dengan pesan c
gak suka kebut - kebutan. O
nyantai bisa kan ny
nyetirin mobil Papa. Tapi belum puny
SIM A. untuk biayanya sih nanti mam
ap
m perusahaan itu tidak boleh ada dua orang atau lebih yang ada pertalian darah.
a Mamielah yang resign, karena kedudukannya lebih rendah daripada Papa. G
g sendiri di rumah. Sehingga banyak ibu - ibu berdatangan ke rumah sebagai rekan bisnis Mamie. Aku tidak tah
uang tamu dijadikan kantornya. Ada dua orang cewek yan
tempo singkat Mamie bisa membeli sebuah sedan ya
gesit dan lincahnya M
di dalam hati. Kagum pada kecantikan Mamie ya
stri Papa, tapi tidak hamil - hamil juga. Apakah Mamie wanita
lu "rajin" mencuri - curi pandang pada keelokannya. Bahwa Mamie berper
ekah. Dan yang paling kukagumi adalah giginya itu. Putih dan rapi sekali, seolah sudah diatur semuanya. Ma
tap kurahasiakan di dalam hati. Karena aku pun sad
n berputar terus dengan cepatnya. Tanpa terasa nanti t
, karena Pazpa menikah dengan Mama waktu berusia 41 tahuyn dan katika aku lahir usianya sudah menjadi 42 t
tahun, aku boleh menemui Mama di kampungnya yang masih kuingat jalannya. Bahkan bentuk rumahnya pun ma
t melek sampai jam 22.00, kemudian mengganti pakaianku dengan kaus oblong dan celana pendek serba putih, lalu terlelap
ambu