Neysa seraya ban
enerpa wajahnya. Tentu dia sangat kesal sek
ih!" kesal N
Alby. "Liat jam
ar kesalahannya karena lama bangun. Lantas dia hanya dia
pa di sini?" tanya Al
a t
angan sinis ke arah Neysa. Seolah men
apin semua hal. Pakaian gue, dasi gue, sepatu gue. Dan sarapan bareng keluarga di bawa. Dan lo se
e
sakit di dadanya. Dia memang tak bisa mendengar neneknya dihina ol
at meja dan melemparkan ke arah Alby, hingga
ysa saja. Dia masih duduk di tempat tidu
k gue. Dia nggak bersala
i, lalu ikut sarapan dengan keluarga di bawah. Terus k
a sedihnya. Air mata yang hendak jatuh tertahan di kelopa
? Kata-kata apa lagi ya
ingin menghina wanita di depannya. Lalu d
gue, lo nggak lebih dari
rlontar dari mulut Alby. "Kamu benar-benar keterlaluan, Alby. Nggak sepa
epaskan tangannya dari rahang istrinya. Dia t
dapatkan sebut
ak
. Cukup keras tamparan itu terasa di pipi Al
a sekasar itu pada istrimu. Bahkan ibumu di surga merasa se
angsung tersentuh dan merasa sedih. Namun, dia tidak ingin memper
lah karena pertengkaran itu membuat Alb
rapan bersama. Tradisi itu tidak boleh dilewatkan oleh setiap anggota keluarga. Sesibuk ap
dan harus digantikan oleh Maura. Mereka seolah kehilang kasih sayang dan perhatian seorang ibu. Sungguh, Alby pria
n kepada wanita sekalipun. Penuturan nenek Zainab semakin me
akan berjuang nek untuk membuatnya berubah seperti dulu.
Neysa dengan penuh kasih sayang. Dia benar-benar m
irnya nenek menemukan wanita yang selama ini hilang dalam hidup nenek. Terima kasih ya, Neysa. Kamu u
ak tadi tertahan, kini tumpah sepuas-puasnya karena te
aku. Semoga aku bisa mengemban tugas yang nenek berikan padaku. Aku ja
dengan cepat tangan nenek Zainab mengh
ngguh mahal, Neysa. Pokoknya, urusan Al
ucap Neysa pe
rus mengikuti tradisi keluarga yaitu sarapan bersama.
ak nyaman ke arah Neysa. Namun, wanita itu sama sekali tidak peduli dengan tatapan it
ang bagus untuk membuat Dea dekat dengan Neysa. Apalagi
aku mau menyampaikan sa
nasaran dengan pengumuman itu. Mereka semua me
nenek sita. Dea akan ke kampus b
n ini. Oh my god. Nenek
Ini keputusan nenek. Nggak ada yang bisa menolak apalagi membantah peri
ya
andang ke arah Neysa. Mereka semua be
berlebihan?" tanya
tapannya sinis. Karena memang sejak lama, dia tidak t
"Apa selama ini kamu becus menjadi seorang ibu untuk Dea dan Alby? Apa kamu punya rasa
protes dari Maura. Hingga membuat
riku soal cara mendidik a
Tidak ada hal istimewa dari acara sarapan bersama ini. Me
neknya dan makanan yang sederhana. Namun, dia bisa merasakan kebahagiaan dan keakraban satu sama lain. Berbeda di
ini," gumam Neysa, dalam hati. "Meja makan harusnya menjadi tempat bercerita,
fitas mereka. Di ruang keluarga ada Ajeng, Maura dan Dea
ang di meja makan. Keduanya terlihat sangat ak
ratan kan bareng Dea?
jadi nggak enak sama yang lain. Mereka pasti ngira
an hal itu. Anggap aja mereka angin lalu. Siapa
patkan intimidasi dari Maura maupun Ajeng. Untungnya, men
untuk berangkat ke kampus. Tentu saja Dea su
" ajak
ang nyetir,
ue telepon nenek, dan laporin lo," ancam
erani ng
. Keduanya masuk ke mobil, lalu bergegas berangkat ke kampus. Sep
rbincangan. Dia juga bosan haru
pacar?" ta
epo? Mau lapo
wok mana yang bisa taklukin cew
s ya. Gue punya
usah diajak berbincang. Meski cara menjawabnya cukup
tanya Neysa lagi. Dia sengaja
o banget. Mau lo a
nggak dibalas," tebak Neysa. Sengaja dia me
nggak mau ngomong sama lo. Jadi, berhe
ea bergegas turun dari mobil itu. Dia merasa repotasinya tu
ya, dia melihat pria yang menyambu
a terkejut sekali.
*