ysa merasa curiga dengan gelagat yang ditunjukk
awab pertanyaan Neysa terlebih dahulu. Tentu saja, Neysa m
Lalu wanita bermata indah itu lan
h?" tanya
n sama cowok lain. Iya jelas
, atau pamannya
iya, harusnya dia hadir di pernik
ng cocok. Linda akan menyiapkan pakaian yang bagus untuk menyambut pria y
i aja, bagus ngg
uning. "Mending merah ini deh, Lin. Lebih menggoda dan memikat.
. Bungkus,"
i suara terbanyak. Dalam hal apapun. Dia
bung
adalah minum kopi. Itu merupakan hobi ketiganya. Karena kopi
etiganya bersiap memesan jenis kopi kesukaan mereka. Meski
no," sah
"Americano, untuk seseorang
ekarang. Si barista yang sudah hafal kesukaan wanita itu la
a, hidup selayaknya
disadari oleh sang barista, kalau Neysa mengal
benar, gue emang h
bir Neysa. Membuat sang barista meras
napa?" tanya
a, Mas. Sorry
ofa yang kosong. Tidak lama kemudian, Linda dan Serly m
kunjungi, mengingatkan gue sama dia. Termasuk tentang
atnya sedang bersedih dan rapuh. Kenangan-kenangan tentang Exel memang tak m
Let's flow, Ney. Gue yakin, seiring berjalannya waktu. Lo akan nemuin kebahagiaan
. Pelan-pelan aja lo berdamai dengan
habatan mereka memang tidak bisa ditandingi. Ketiga sudah seperti satu tubuh.
ang baik ngirim kalian ke hidup gue. Seperti
elukannya. Lalu menatap Neys
mukan dalam keadaan yang sama, kit
sahabat selamanya
si dari dua sahabatnya yang begitu setia. Neysa tak hent
mengantar pesanan mereka dan menya
Yang pesan americano siap
apa ya?" tanya
ta itu." Si pramusaji mema
tempat itu. Linda dan Neysa langsung meledeki
ngsung membuka kertas i
terseny
k senang melihat sahabatnya bahagia. Tiba-tiba saja, sebuah telepon m
mu!" seru pria di
erdiri di belakangnya. Canda dan tawa yang s
angsung t
, Al
ah, malah keluyuran
nemenin Linda tadi. Lagipul
ulang. Bukan keluyuran
Alby kepada Neysa, tampak kesal. Namun, m
ma menit lagi
berhasil menghancurkan moodnya yang sempat membaik
u bukan, gue udah patahin le
eysa itu robot ya. Emang keluar sebentar
g istri, dia selayaknya menuruti permintaan suaminya. Apapun itu, dia
nggak usah mikir yang nggak-nggak. Meski dia galak, sebena
bela suaminya di depan siapapun. Sikap bijaknya i
ng langka, Ney. Lo layak
kan pernah main tangan. Kalau sampai main tangan. Lapor ke komisi perli
lby nggak seburuk itu." Neysa
kan separuh di dalam gelas. Itulah yang sering d
at itu. Linda yang menyadari sikap N
ya pelan seraya tersenyum. "Semoga lo baha
esan masuk ke ponsel Neysa. Di
lu. Gue masih ada
keras kepala. Dia khawatir kalau Bobby
salah. Kenapa gue harus terjebak dalam keluarga ini," keluh Neysa. "Tapi gue nggak boleh nyesel.
eh di radio mobilnya. Setidaknya, suara itulah yang menemaninya sepanjang pe
nangan-kenagannya bersama Exel, s
gue harus berdamai dengan waktu. Dengan
t. Di ujung zebra cross terlihat seorang ibu-ibu tua ingin menyebrang ja
ong wanita tua itu. Ternyata Alby juga berada di tempat itu. Sun
mang ahli mencari muka di depan umum. Pantas aja nenek ampe
itu. Bergegas kembali ke mobilnya. Karena dia tidak ingin membu
memacu mobilnya menuju ke rumah. Dia harus mencari alasan
pintu utama. Dia berharap tidak bertemu dengan nenek Zainab. Di d
sini. Gue udah malas be
ng. Tampaknya kegiatannya hari ini cukup melelahkan. Namun, dia
. Bisa-bisa dia ngira gue benar-benar selingkuh. Tahu s
uk ke kamarnya. Tampaknya wanita itu ingin membuat perhitungan dengannya. Neysa ba
? Mau jelasin yang
. Gue cuma nggak mau lo g
a tersenyum sini
kat ke arah Neysa. Kini mereka berjarak dua langkah s
i kalau ko berani macam-macam
tanya Alby yang baru
e
*