erja saja belum ta
o seolah menusuk tajam bak har
anya. Terlihat sekali dari sikap wanita it
a menanggapi pemecatan sepihak yang
ti nd
ka ke arah Pak Sutiyoso, lalu dengan
ata krama!!" Tubuhku dido
jalang? Kurang ajar s
membalas tatapa
lang! Saya Cuma sekretaris suami Anda! Gayanya aja so
asuki, hingga begitu beraninya me
menghinaku. Kalau pun ada, aku tak akan tin
ah, giginya gemeletuk, bibirnya y
angkat hendak menampar pipiku, nam
lanjaan melihat ke arah kami. P
hempaskan tanga
dikku sambil mencengkram kuat lengan i
itu. Kedua mata Ratna Ayu melotot, wajahnya memer
Sengaja kuucapkan kalimat itu tepat di depan wajah wanita sombong macam Ratna Ay
mbut, lembek, begitulah nada suara si Bandot
engepal. Namun aku tak peduli, melenggang
egitu saja. Tanpa ada pembelaan at
*
kontrakan duduk di depan teras rumah. Aku yang baru saja ti
aik taksi?" Si Yeni bertany
abku ketus. Melen
padaku. Suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek online kerap kali menawarkan tu
*
tuh lama bagiku untuk mengenal karakte
sur lipat. Menatap nanar ke atas plafon. Bay
pernah meludahi Ambu karena tak terima dengan perlawanan
saat itu hanya mampu menangi
ngaja belum dilunasi. Biar nanti a
lembar uang yang kusimpan di bawah pakaian. Esok
*
ekerja. Bang Sur menyambutku dengan suka ci
ang cari kamu." Seloroh
pa,
a temuin. Jangan lupa m
enjadi hakku sepenuhnya, tapi Bang Sur selalu mendapat b
Yang lain jarang sekali membagi hasi
ju ruang karaoke, di mana
aki-laki seumuran Pak Sutiyoso. T
wa. Dia menggeser tempat duduk. Tak per
uta, gak boleh kurang, boleh lebih." K
m pasti
yelipkan tangan kanan ke lengan Pak
kan?" Aku malas mendengar nama itu. Merapikan rok yang sempat tersingkap
. Kena
. Mungkin untuk dua atau tiga hari ke
g ngarepin laki tua bangk
er
ntor tapi di kantor saya. Sebelumnya maaf, Nanti sambil kerja, u
wajahku berbinar. Sontak kupeluk laki-laki yang sedang mengh
n kekar Pak Dewa berusa
Nanti biar asisten saya yang
akan sia-siain kesempatan i
ngan sia-siain kesempatan emas. Ini uang yang Wulan minta. Gak kurang, mungkin sedikit lebih." Aku
menghitung uang, Pak Dewa s
ki yang lupa umur. Sikap dan bicaranya kayak anak ABG, alay! Padahal aku ta