ak Sutiyoso. Apa laki-laki tua bangka ini lupa
-laki yang rambutnya sudah memuti
yang aku ajukan sebelumnya." Kataku data
sangat baik padaku. Dia selalu membe
put minumaan beralkohol dihadapannya. Bibir hitamnya mengerenyit. Mungkin merasaka
u aku lengah, minuman itu dimanfaatkan oleh laki-laki hidung belang, dicampur adukk
ud Om booki
tapi masih tetap kuat meminum minuman yang menga
opping. Selama di sini Wulan belum pernah shopping kan?" Aku berpi
tel-hotel?" Aku memastikan kalau
dari pukul delapan pagi sampai jam lima so
ambil menyilangkan kedu
annya
kayak biasanya. Oke?" Om Sutiyoso menjawil dagu lancipku. Aku mengambil secarik kertas persegi panjan
ali cek ke telapak
ng. Tapi Wulan mau kerjaan
yoso menatapku lekat. Aroma alko
sekretaris." Kelopak mata Pak Sutiyoso membu
pernah
ja. Asalkan kasih Wulan materinya. Apa saja yang harus Wulan kerjain. Apa Om ragu d
Ternyata Wulan wanita yang ambisius. Bagus itu. Calon wanita yang sukses." Mendapat
utonton di televisi. Kayaknya aku bakal tambah cantik kalau mengena
Sutiyoso yang sedang men
erarti besok Wulan gak bisa temenin
bangka ini merag
ngat senang. Seenggaknya kita semakin d
tahu laki-laki yang pikirann
aku memakluminya, secara istrinya itu seperti harimau betina
*
elapan dengan tepat. Namun Pak Suti
elah kanan kiriku mulai ber
simpanan Om-om." Mpok Tarmi
i yang single dan muda malah pilih bandot tua." Si Y
a juga banyak duit. Lah
k ada guna meladeni omongan mereka. Toh Mpok
ahnya. Setelah aku duduk dengan nyaman,
*
a dengannya. Tak peduli dengan tatapan sinis atau her
jungi adalah bioskop yang te
. Waktu di Desa, jangankan ke Mall, ke pasar pun
gu filmnya mulai. Ki
Say
ahutku menggamit
jahnya langsung sumringah. Dasa
n sambil me
uk di sofa empuk, seorang karyawan wanita berambut sebah
n itu pasangkan. Sebenarnya bukan aku tak
ri tak jauh dariku. Aku melempar se
bangka itu, oh rupanya Pemili
tanya si pemilik tok
ipat kedua tangan ke depan dada. P
mi berada di toko ini.
lagi filmya dimulai. Ay
g ini, itu, sama yan
sin. Hei, Jok! Uangnya nanti aku transfe
ak Joko mengac
enghentikkan langkah saat seorang wanita berpakaian glamour me
ran dengan Pak Sutiyoso bertanya. Matanya me
ekretaris
g berdiri angkuh di hadapank
mu sekret
Ucapku sete
yu mendekatiku hingga jarak
ini, kamu