ku bekerja di tempat ini, bek
ng tips dari pelanggan murni hakku. Tak ayal tiap hari
imkan uang. Sebelumnya kusuruh Ja
masalah. Yang penting Kang Darso tidak menceritakan pekerjaanku yang sesun
takan saja kerja di kantoran. Di perusahaan besar. Supaya masyrakat sana tidak
*
makin ramai. Banyak pengunjung dari kalangan pembisnis. Apalagi tempat ka
ang harap Wulan betah di sini, ya? Jangan samp
bersyukur memiliki paras cantik. Te
sini terlihat sinis padaku. Entah karena mereka iri atau dengki
r percakapan Tiara
Celetuk Tiara tanpa tahu kebera
ga ke
si Wulan itu
pakai susuk? Susuk sate
an dia, tempat ini jadi rame. Sampe kedatangan pengusaha-pe
ma bos-bos. Aku penasaran deh, dia masang susuknya di dukun
tajamkan pe
Eh, bukannya kamu j
a yang denger berabe." Kubuka pintu toilet sedikit,
tahu, si Wulan itu ga
ual mahal am
ereka. sudah tidak dapat dibiarkan mulut Tiara dan
aling pandang. Tiara dan Delia pasti tidak menyangka kalau aku a
yang menghinaku. Cukup di desa saja. Aku harus pandai
ng Sur?" Aku memicingkan mata
Tiara pura-pura dungu. Aku mencebik. Aku
da canggih itu ke depan wajah. Menakuti mereka den
emilih. Pilih pecat kalian berdua, atau pilih aku yang pergi dari tem
g Sur. Adanya aku di sini, omset Bang Sur naik drastis.
ngan laporin ke Bang Sur." Aku menghela napa
u. Tiara dan Delia kabarnya sudah tiga tahun bekerja
n diriku sendiri yang di
idak akan pernah mau dibooking. Bukan aku munafik, tapi aku masih punya harga diri sebagai wanita. Tidak akan menghinakan diri sendiri hanya demi
ut mereka dengan kepala merund
n segan-segan bilang ke Bang Sur untuk pecat kalian berdua." Jari telunjukku menga
Lan, gak akan
n dulu ekpresi wajah aku seperti mereka saat diancam ke
*
Namanya Pak Sutiyoso. Awalnya dia datang bersama Pak
tiyoso teman karib sedari m
tuk bernyanyi tapi untuk berkeluh k
berperut gendut itu. Hari gini tidak ada yang gratis. Semuanya serba
lebih dari yang kamu mi
penasaran. Pak Sutiyoso mend
au Om bo
__