an mondar mandir di depan kursi di ruang tamu. Sesekali ia m
g berdandan modis itu dan membawa majalah. L
win, nag
a, Pak?" tanya wanita itu. Ia mengurungkan
si yang bersebrangan. "Banyak, modal untuk membuka reso
? Bukannya kita
elunasan saj
s itu
Darwin ingin ki
? Ja
gan Jian. Aku sedang menunggu
k pertamanya sangat sulit untuk diajak bicar
nya dengan kasar. "A
ta yang satu itu ag
a masal
isa diganti
p meminta kepastian. "Tidak bisa, Jian juga
tu. Dari balik pintu, gadis cantik dengan rambut ikal panjang sep
edua orang tuanya yang menatapnya balik. Me
glah ke sini. Bentar aja." Johan
nghampiri kembali kedua orang tua
Elisa menatapnya penuh harap sekaligus ce
a masih punya hutan
enatap serius
inta kamu untuk men
s bayar hutang, kan?" tanya Elisa. Lalu ia berdiri. "Aku nggak bisa, aku punya orang yang aku su
berat. "Kan, Pak. Gimana, do
udah ia simpan di saku celana. Lalu mencari kontak nama teman lamanya itu.
uar dari kelasnnya. Ia mengenakan pakaian formal karena hari ini merupak
na soal
t agak
ngsung pulang?" tanya g
. Katanya komik terbaru dari Author Summer Breez sudah rilis." Gadis itu terlihat sem
ga Johan dan Rina. Bagaimana nasibnya saat ini yang menjadi harapan terakhir orang tuanya.
an. Lalu, memasang earphone untuk mendengarkan music dan menatap fokus ponselnya sambil membaca komik
gumamnya sambil
ayar ongkos menggunakan Card bis. Mona berjalan cepat menyurusi gang besar menuju rumahnya. Dari jalan raya menuju ru
ka pintu, Ia mendapati kedua orang tua dan kakaknya d
Aku ... pulang ...." Mona kebingungan, suasana begitu hening dan canggun
"Mona, bisa kemari sebentar?"
ngkah lalu duduk di dekat kakaknya. Ia menatap ibu dan kakaknya keheranan,
hela napas panjang. Ia tahu, anak bungsunya ini tidak akan menolak
Pa, Mii?" Mona menoleh ke ar
um siap menikah, jadi ... kamu yang m
aan ke arah ayah dan ibunya bergantian. "Kok Mona, sih. Aku kan mas
"Kamu gantiin kakak kamu bukan untuk menikah,
terkejut. Anak itu mengangguk, sepertinya ia mulai faham arah pembicaraan orang tuanya. "Mereka meminta Kakak kamu u
ngnya? Tapi kenapa?" Mona masih ke
ebingungan untuk merangkai kata sup
knya. Tapi aku nggak mau, kamu ngerti, kan? Aku nggak mau dijodohkan.
a menatap ibu dan kakaknya bergantian. Lalu mena
jadi jaminannya. Kamu kerja di sana tanpa digaji, faham nggak sih?" Elisa m
gusap keningnya karena pusi
k Darwin?" tanya Mona pada kakaknya. Gadis itu mengangguk sebagai ja
a atas pertanyaan anaknya. "Nggak, me
mulai kerja?" tanya
intaan mereka. Lalu ketiga orang itu menghela napas lega bersamaan. Meski Elisa menggerutu
tanya Elisa sambil menoleh ke arah ay
tanya Mona. Ia takut jika rumah tempat ia akan be
2, nggak jau
wajah antusias. Ketiga orang sama
Mona?" tanya
pergi meninggalkan mereka yang masih pen
sangat senang kerena perumahan itu tak jauh
tak jauh darinya. Sampai Mona memasuki kamar pun, Elisa menatap penuh tanya. "Dia itu kenap