die hitam dan celana olahraga saja. Sendal jepit menjadi anadalannya untuk sekedar jalan-
rjaan. Menurutmu, jadi asisten r
ernama Cindi. Remaja yang tadi siang bers
nnya agak gimana gitu kan, menurutku.
menatap udara hampa di depannya. Setelah berpiki
h, jadi aku kerja sesua
t terkirim, Cindi mengi
ahu, gaji
anya. Benarkah apa y
Berapa n
bersenandung lagi. saat ponselnya bergetar kembali, Mona be
ih bersihny
g diberitahukan Cindi. Lalu, sorort kebahagi
arus membicarakan ini dengan Pak Darwin nanti setela
Ho." Mona menyapa p
u komik Our beloved Summer? Aku me
sebut. Lalu berjalan mendekat. "Sungg
erahkan buku komik yang dicari
pi ... mulai besok aku bekerja, kalau a
amu harus mem
i." Mona menandatangani kartu pela
lam!" ucap Mona dengan semringah.
meringis lalu berlari kecil untuk menaikan suhu tubuhnya. Saat hendak menyeberang jalan
Mona sambil
jalan tuh pake mata!" orang tersebut me
? Orang dia yang jalan nggak lihat tanah
Mona masuk rumah dan berja
dulu!" teriak Rin
. Ia hanya membual saja tentang diet, sebenarnya, ia i
a membuka halaman pertama dari buku komik tersebut. Karena ia ingin menyelesaik
kampus. Rina yang masih berkutat di dapur, menoleh ke arah pintu penghubung dap
a berjalan menuju ruang tengah dengan perasaan gemas. Dipikirannya berpu
g tidak dikunci. Ia mendapati anaknya masih tertidur pu
a kerja?" gumam Rina samb
un, Mon!" s
, Mii. Aku m
dan Bu Rima. Bagaimana kamu bisa
ni kan bukan di rumah Pak Darwin!" Mona me
. Membuat anak gadisnya meringis lalu te
dah besar, Mona. Sudah lulus SMA, sekarang bukan waktuny
mbil turun dari ranjang. Ia bergegas menuju lemari u
a napas berat. Mulai hari ini, ia akan kehilangan anaknya yang sangat ceria. Rina seben
ak itu apa susahnya menerima perjodohan?" Rina mengurut pelipisnya dengan l
a keluar dari kamar mandi. Rambut pendeknya basah karena keramas,
i depan cermin. "Ya, takut aja kamu tidur lagi. Momi tunggu di bawah, ya. Lima
dan memilih pakaian. Rina beranjak keluar dari kamar
mbut dengan hair dryer, sedikit memakai krim pada waj
nya yang sudah pulang lagi. "Loh, Pa. kok sud
win dan Bu Rima meminta untuk
il piring yang sudah berisi sarapan pagi yang diberikan ibunya. Mona menyuap ma
trinya datang menghampiri. Dari arah ruang makan, Mona berjalan cepat menuju ruang tengah,
Bawa seadanya, ya. Ka
aku pinjam semalam, biar sekalia
ya, kerjakan yang kamu
Mamiii
kamu harus men
hempaskan baju ke dalam koper. "
tinggal am
telah selesai, ia mengambil buku komik yang dibacanya semalam. Mema
a keluar dari rumah lebih dulu dan hanya membawa tote bag saja. Kedua orang tuanya tidak membantah permi
sehingga tidak banyak kendaraan pribadi yang lewat di jalan yang saat ini M
t Pagi
a. Selam
mpat Ho bekerja. "Cepat
t pekerjaan, aku taku
dendaan itu hany
bisa untuk tidak
moga pekerjaanmu menyenangkan.
nggerutu. "Oh, aku akan terlambat. Sampai jumpa lagi, Pak Ho!" Mona beranjak keluar
pon ibunya. Ia menunggu panggilannya
" tanya suara ibuny
di jalan m
arah seberang jalan, a
ng dimaksud ibunya. "Ah, iya, Ma. Aku ke sana." Mo
i orang tuanya. ponselnya kembali bergetar, sebuah pesan masuk. Mona meng
calon majikannya dengan sopan
nya, sampai Elisa mau menikah dengan Jian, semakin lam
enatap sepasang suami istri di depannya. Ia dia
ga dengan pria berjanggut putih di sampingnya. Mona
Darwin. Keluar dari café, mereka berjalan kaki sebentar, lalu berhenti di depan pagar yang
Darwin beranjak memasuki mobil d
iya,
u panggil aku ibu saja, biar
an menuju pintu utama yang jarakn
anya Mona. Karena ia melihat ada beberapa
kasih pekerjaan yang mudah saja." Rima memberi ta
t saya!" ajak Plum pada Mona. Gadis itu pun ber
sedikit temaram, lalu, mereka tiba di de
pai salah jalan. Dan yang kosong, tinggal di s
erima ka
"Panggil aku Ibu,
rsorak. "Siap. Lalu, apa yan
tuk mengetahui rumah ini." Plum b