Siwi hanya menghela napas berkali-kali, lalu mengabaikan makanan itu. Siwi merogoh tas selempangnya, lalu mencari biscuit yang memang biasa selalu ia bawa di dalam tas. Dokter pe
memesan kembali minuman jus untuk dirinya sendiri. Ya, hanya untuk kepuasannya. Seakan Siwi tidak pernah ada di dekatnya dan seakan Siwi bukanlah siapa-siapa. Tak ada yang bisa ia lakukan selain pasrah dan menanti keajaiban dalam perj
ng nampak menakutkan di balik pagar ukir besi yang menjulang tinggi. Pohon-pohon berdaun lebat dengan aura mistis yang begitu kuat. Bukankah t
putnya untuk keluar lebih dahulu. Mobil pun memutar lingkaran air pancur yang sudah tidak menyala lagi. Air tergenang dengan warna pekat dan s
asuk sambil menarik kopernya. Pandangannya menyapu rumah besar yang nampak bersih, tetapi sangat bau
sana. ada juga kamar mandi, ya ... sepertinya belum sempat dibersihkan dan juga ada kamar c
a tidak mau ditinggalkan sendirian di sini. Tempat ini adalah rumah jin, Siwi dapat
n aku. Oke, selam
la
ek
ek
lkan saya di sini! M
D
or
tetapi lelaki itu tidak punya belas kasih sama sekali. Dia mengurung Siwi di dalam rumah menyeramkan yang mungkin akan
ngnya untuk mencari ponsel. Ya, dia bisa menghubungi keluarganya dan meminta pertolongan atau bisa juga menghubungi polisi. Wajah Siwi memucat, sat benda yang ia cari tidak ada di dalam tas selempan
kebingungan mencari stop kontak listrik untuk menyalakan lampu. Sambil melangkah hati-hati dalam rumah besar m
terdengar begitu menyedihkan menggema di dalam rumah, ter
a dia percaya untuk memantau keadaan Siwi dari jauh. Dia memang tidak benar-benar yakintan. Teja tersentak duduk. Pria paruh baya itu m
ya Teja sambil mengu
tidak ada dalam daftar nam
d Bunda, mer
aka membawa Siwi kabur
rsa