g memakai cincin pemberian pria pujaan hatinya, sambil mengangguk cepat. Raka, sang pengusaha yang sedang naik dau
esif mendekatinya. Hubungan keduanya belum diketahui oleh Edwin;papa Raka, atau
n kekasihnya yang sangat sibuk di depan laptop. Rena memainkan jari yang tersemat cincin mahal dan super
a Raka tanpa meno
u
mendaratkan kecupan
a membuat Raka menoleh ke arahnya. Lelaki itu tersenyum, lalu m
t serius, bukankah kedua keluarga harus saling kenal." Tentu saja Rena mengangguk dengan penuh semangat. Gadis itu memaink
sekarang ya." Raka menahan tangan Rena. Wanit
k hari Minggu nanti. Bo
dari saku celana jeans-nya, lalu menari
pipi Rena. Wanita itu mengangguk senang deng
u
kan punggung Rena hingga hilang dari balik pintu ruanganny
an menarik dalam hidupnya. Ia akan memastikan hal ini akan berlangsung lama, hingga air mata darah dan d
i malam ini tugas lu meneror keluarga Teja. Pasti
Jangan lupa t
kerjaan lu, bar
rang investor asing mau menanam saham pada usahanya yang sedang naik daun. Tentu saja Raka tidak mau menolak.
*
akan kain lap dan dia harus berjongkok untuk mengepel ruangan itu. Melakukan pekerjaan rumah bukanlah hal sulit untuknya, apalagi di ru
udah nampak lebih layak karena dia membersihkan dan menatanya dengan baik. Suara mobil mend
perti ini. Dalam sehari, ada satu atau dua mobil yang melewati jalan penuh pohon besar dan semak belukar ini, tetapi tidak ada
tang menengoknya dan persediaan makanan juga sudah habis. Dia tidak tahu mau maka
tidak tahu sudah tidur berapa lama, sampai sen
u
wi. Wanita itu tersentak dan langsun
rebus!" titah Ra
bawa makanan?" cecar Siwi dengan wajah lemas. Selain karena baru bangun tidur, dia juga le
g kamu bilang habis? Kamu buang atau kamu makan semua makanan itu? Hah? Jangan rakus, Siwi ...
i sini!" Raka bangun dari duduknya dan berjalan d
ku butuh makan. Raka! Jangan seperti ini!" tangan
lam
l
cinya dari luar. Lelaki itu pergi tanpa mem
ku. Aku lapar!" Siwi merem
samb