otol minuman yang terlepas dari tangannya. Dengan kegusaran di
r lainnya sedang mengusahakan yang terbaik untuk istrimu." Ibu Imelda mengusap bahu anaknya dengan lembut
rdiri untuk menyambutnya serta bersiap men
anya pendek tak mampu untuk menany
longan darah Terryn sedang kosong dan Willy bersedia untuk menyumbangkan darahnya. Deva, kamu beruntung memiliki dua orang sahabat yang luar biasa seperti Willy
Deva menyambutnya juga dengan pelukan hangat, dia membenarkan kata-kata Alun
aru Deva mengucapkan kalimat itu. Willy menepu
dari rumah sakit gue udah jalani hidup sehat, gue udah gak ngerokok sama minum lagi dan gue gak punya riwayat penyakit apa pun, darah gue aman
n. Deva berdiri di depan pintu untuk menunggu dokter keluar. Ini kali kedua ba
lik pintu untuk memberi keterangan, Deva segera m
ap harus melihat perkembangan nyonya Terryn ke
dengan rasa haru, lalu berganti pelukan pada Aluna disertai kecupan sayang di kedua pipi kakaknya itu. Juga pada Willy tapi sahabatnya itu bercanda, "Jan
alat penopang kehidupan tampak selang-seling di atas tubuh Terryn. Perlahan Deva meraih jemari Teryyn dan menggenggamnya. Air mata harunya tak bisa
lang besok dan ibu Asih yang akan mengasuhnya sementara bersama dua orang suster yang aku sewa jasanya. Kau ingin segera melihat putri kita kan? Maka dari itu cepatlah kemba
mperhatikan wajah bayi kecilnya yang masih memerah. Sheira bayi yang kuat meski sejak lahir mamanya tidak bisa berada
ngetahui jika mereka akan memiliki seorang anak perempuan, mereka meran
ma pulang yaa?" Ibu Asih meletakkan bayi Sheira perlahan. Bayi itu masih tertidur dengan pulas
a dengan Terryn di rumah sakit." ibu Asih memandangi wajah menantunya yang masih t
di rumah sakit, semoga Mama bisa pulang cepat dan kita berkumpul b
Terryn di rumah sakit." Deva menatap ibu mertuanya dengan tatapan lembut, di
mbantu merawatnya, ibumu sampai cemburu pada Ibu karena Ibu bisa lebih banyak be
tidur, diperbaiki letak selimut Sheira dan dia meminta dua
a. Tolong jaga Sheira dengan baik." Deva meraih tangan ibu mertuanya dan menciumnya de
ah mulai membaik. Tangannya perlahan membuka pintu agar tidak terdengar oleh Terryn tapi istrinya ternyata sudah bangun dan menyambut ke
rinya dan mencium lembut dahinya. Terryn tersenyum l
Bagaimana perjalanan kalian?" tanya Terryn masih dengan suara yang le
denganmu?" Deva meraih kursi dan duduk di samping tempat tidur Terryn. Dia mem
h agar bisa bersama dengan Sheira di rumah." ujar
. Aku pernah bermimpi jika kau pamit akan pergi dariku, itu sangat menyakitkan dan menakutkan. Rasanya aku myang paling baik sedunia juga putri Yin. Yin tidak akan kemana-mana la
a dengan dalam, ditatapnya istrinya yan
membuatmu menangis lagi, kau harus bahagia di si
dari awal lagi, aku akan jadi suami dan papa terbaik bag
seorang diri sambil membawa keranjang buah. Deva berdiri menyambut Ashiqa dan menanyakan di mana Rama suaminya. Ashiqa menjawab jika
nanti aku balik lagi." lalu De
k mau bilang-bilang ke aku, tega kamu yaa!" Ashiqa duduk membere
ni kan? Maaf ... paling tidak aku
? Cepat sembuh yaa ... Cepat pulang ... Aku
kabar Raka
a untuk Raka yaa!" seru Ashiqa tiba-tiba